Menuju konten utama

KPAI Minta BGN Tak Hidangkan Burger hingga Sosis di Menu MBG

KPAI memandang sosis maupun burger tidak memenuhi angka kecukupan gizi. Dua makanan itu tak dihidangkan di menu MBG.

KPAI Minta BGN Tak Hidangkan Burger hingga Sosis di Menu MBG
Proses penyajian makanan bergizi gratis di SPPG Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (23/9/2025). tirto.id/Rahma Dwi Safitri

tirto.id - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Margaret Aliyatul Maimunah meminta Badan Gizi Nasional (BGN) untuk tidak menghidangkan makanan beku atau frozen untuk dihidangkan dalam makan bergizi gratis (MBG).

KPAI juga meminta agar BGN tidak menyajikan makanan cepat saji atau fast food seperti sosis maupun burger, karena dinilai tidak memenuhi angka kecukupan gizi.

Dirinya menyampaikan demikian sebagai bentuk imbauan dan evaluasi kepada BGN setelah terjadinya ribuan korban keracunan akibat mengonsumsi MBG di berbagai daerah.

"Kalau makanan-makanan yang frozen, makanan-makanan yang kayak sosis, apa kemarin burger, itu tentu tidak, sudah jelas tidak bergizi ya," kata Margaret di Kantor Kementerian Agama, Jumat (26/9/2025).

Margaret meminta BGN untuk memastikan kualifikasi satuan pelayanan dan pemenuhan gizi (SPPG) harus bersertifikasi dan terawasi dengan baik. Dia juga meminta SPPG tidak ditekan dengan target tertentu dalam menghidangkan MBG. Dia khawatir tekanan target dapat membuat kualitas MBG menjadi buruk

"Kalau memang SPPG belum layak jangan dipaksakan, untuk bisa melakukan pelayanan. Jadi harus betul-betul dilihat, diawasi, bahwa mereka itu sudah layak dari sisi higienitasnya, dari segala macam sisinya," ucap Margaret.

Selain praproduksi, Margaret juga menyoroti proses penyajian MBG kepada siswa sekolah. Menurutnya, SPPG harus memiliki ruang penyimpanan makanan yang terjaga baik dari suhu maupun kebersihannya. Saat disajikan, tidak menjadi basi maupun terkontaminasi kotoran yang menjadi penyebab keracunan.

"Kemudian ketika sudah matang, proses penyimpanan sebelum diantar ke anak-anak didistribusikan ke anak-anak ini juga harus menjadi perhatian. Karena tidak semua dapur dekat dengan tempat distribusi," terangnya.

Dia juga mendorong BGN untuk bekerja sama dengan psikolog anak untuk mengobati trauma mereka pasca-keracunan akibat mengonsumsi MBG.

"Terkait dengan anak-anak yang mengalami itu tentu harus mendapatkan pendampingan untuk psikologinya termasuk layanan kesehatan," kata dia.

Dalam forum yang sama, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Arskal Salim juga meminta seluruh kepala dan guru madrasah untuk meningkatkan pengawasan terhadap murid dalam mengonsumsi MBG. Dia khawatir bahwa tragedi keracunan massal dapat menjalar ke sekolah-sekolah di bawah naungan Kementerian Agama.

"Kita meminta supaya semua pihak ini memberi perhatian, pengawasan, jangan sampai kejadian ini sampai terulang ataupun terjadi. Itu yang kita inginkan, jangan sampai kejadian lah. Siapa sih yang ingin kejadian itu terjadi, di mana pun bukan hanya di madrasah," kata Arskal.

Baca juga artikel terkait MAKAN BERGIZI GRATIS atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Flash News
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama