tirto.id - Wakil Ketua Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S Deyang, mengatakan penyebab insiden keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) karena 80 persen mitra atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) tak mematuhi standar operasional prosedur (SOP) di lapangan.
“Kejadian belakangan 80 persen adalah karena SOP kami yang tidak dipatuhi, baik oleh mitra maupun oleh tim kami sendiri dari dalam,” kata Nanik dalam konferensi pers yang digelar di Kantor BGN, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025).
Meski begitu, Nanik menyebut para mitra dan tim di lapangan tidak bisa disalahkan secara sepenuhnya. Menurutnya, kesalahan terbesar tetap berada di BGN pusat.
Nanik mengaku BGN masih kurang dalam melakukan pengawasan pelaksanaan MBG di lapangan. Oleh karenanya, ia mewakili BGN megaku bersalah atas insiden keracunan beberapa waktu terakhir.
“Kesalahan terbesar juga adalah pada kami. Di mana kami berarti masih kurang lagi pengawasannya, jadi ya sudahlah pokoknya kami mengaku salah. Kami mengaku salah atas apa yang terjadi,” akunya.
Nanik menjamin para petugas SPPG akan bekerja lebih ekstra di lapangan. Ia menyebut para petugas harus bekerja lebih larut, bahkan tidur di SPPG untuk memastikan produksi makanan berjalan baik.
“Kami kembalikan jam kerja mereka untuk begadang dan harus tidur di tempat, harus menunggu dapur sampai dari mulai pemilihan bahan baku sampai dengan distribusi,” tegasnya.
Ia juga meminta para mitra untuk melakukan pengawasan ekstra dan meningkatkan tanggung jawab. Ia turut menekankan bahan baku yang digunakan dalam memproduksi makanan harus tetap segar, untuk mencegah kejadian serupa.
“Saya minta para mitra untuk ikut mengawasi dan bertanggung jawab. Saya juga tidak menoleransi bahan baku, bahan baku yang dipakai tidak fresh,” tukasnya.
Penulis: Naufal Majid
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama
Masuk tirto.id


































