Menuju konten utama

KNPI Sebut Ormas Pemuda Siap Jembatani Pertemuan Jokowi-Prabowo

Sekjen DPP KNPI Addin Jauharudin mengatakan, ketegangan yang terjadi setelah pemilu harus segera diakhiri.

KNPI Sebut Ormas Pemuda Siap Jembatani Pertemuan Jokowi-Prabowo
Sejumlah organisasi kepemudaan (OKP) siap menjadi jembatan untuk mempertemukan antara presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto. FOTO/Dok. Pimpinan Pusat GP Ansor

tirto.id - Sejumlah organisasi kepemudaan (OKP) siap menjadi jembatan untuk mempertemukan Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto. Hal itu diungkapkan saat beberapa organisasi pemuda hadir di peringatan Nuzulul Qur’an di Kantor Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Rabu (22/5/2019) malam.

Sekjen DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Addin Jauharudin mengatakan, ketegangan yang terjadi setelah pemilu harus segera diakhiri. Komitmen ini penting karena bangsa ini memiliki agenda panjang yang lebih besar seperti membangun sumber daya manusia yang siap berkompetisi di pentas global.

“Organisasi-organisasi pemuda siap menginisiasi pertemuan antara Jokowi dan Prabowo demi bisa meredakan situasi. Ini semacam rekonsiliasi,” terang Addin.

Untuk mewujudkan pertemuan tersebut, diakui bukan hal yang mudah karena masih diliputi rasa ketidakpuasan atas hasil pemilu. Namun, Addin optimistis rekonsiliasi dapat dilakukan jika ada niat sungguh-sungguh dan keterbukaan.

Untuk merealisasikan komitmen tersebut, pihaknya lebih dulu akan bertemu dengan tokoh-tokoh pemuda yang ada di masing-masing parpol.

“Parpol juga harus turut mendinginkan situasi ini. Karena kita tahu ada parpol yang naïf menerima hasil Pemilu Legislatif tapi untuk Pemilu Presiden tidak,” terang mantan Ketua Umum PB PMII ini.

KNPI juga menilai aksi yang digelar sekelompok masyarakat di sekitar kantor Bawaslu Rabu (22/5/2019) sudah tidak murni soal politik. Aksi yang diwarnai kerusuhan ini lebih kental unsur kepentingan organisasi kemasyarakatan (ormas) ketimbang soal politik.

“Terlalu banyak kepentingan di jalan hari ini. Kita mendukung penuh aparat mengambil langkah-langkah hukum. Kalau ada provokasi atas nama agama atau jihad, ini sudah melenceng,” tegasnya.

Dorongan serupa juga disampaikan Ketua Umum Generasi Muda Mathla’ul Anwar Ahmad Nawawi dan Sekjen Pemuda Pancasila Arif Rahman. Menurut Nawawi para tokoh bangsa harus segera duduk bersama. Semua pihak harus legawa untuk menerima hasil Pemilu.

“Saya sangat terima kasih kepada Ansor hari ini di tengah peringatan Nuzulul Qur'an memfasilatasi pertemuan para organiasi pemuda agar ada solusi atas kemelut bangsa saat ini,” jelas Nawawi.

Menurut dia, aksi dalam dua hari terakhir sudah tidak murni atau by design. “Ini sudah ada tujuan tidak baik yakni membuat negara kacau (chaos). Ini harus ditindak tegas. Maka penutupan media sosial seperti sangat baik untuk meminimalisasi kekacauan,” terangnya.

Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Yaqut Cholil Qaumas berharap, masyarakat tidak mudah terprovokasi dengan aksi-aksi dari kelompok yang mengatasnamakan kecurangan Pemilu.

Menurutnya, aksi yang digelar sejak Selasa (21/5/2019) hingga Rabu (22/5/2019) jelas melenceng dari kepentingan Pemilu.

Yaqut berharap, Presiden dan Wakil Presiden terpilih Jokowi-Ma’ruf Amin segera melakukan langkah-langkah aktif dalam rangka rekonsiliasi bangsa. Menurutnya, rekonsiliasi ini penting karena diakui telah terjadi kerenggangan atau polarisasi baik di tingkat elite maupun di tengah masyarakat.

“Saatnya kita melepaskan ego-ego politik jangka pendek. Semua harus berpikir positif ke depan untuk kemajuan dan persatuan bangsa,” ajak Gus Yaqut, sapaan akrabnya.

Baca juga artikel terkait AKSI 22 MEI

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Siaran Pers
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Maya Saputri