tirto.id - Data RS Budi Kemuliaan dan RS Pelni hingga Rabu (22/5/2019) malam menangani 221 korban bentrok Aksi 22 Mei.
Direktur Pelayanan RS Budi Kemuliaan, Muhammad Rifky mengatakan, sebagian besar korban yang ditangani terkena gas air mata, sehingga penapasannya terganggu dan hilang kesadaran.
"Korban semuanya merupakan peserta aksi demo, sebagian besar pulang, tidak ada korban dari aparat keamanan," kata Rifky, dikutip dari Antara.
Data terakhir di RS Budi Kemuliaan pukul 22.30 WIB, terdapat 139 korban telah ditangani.
Menurut Rifky, 28 korban di antaranya mengalami luka tembak peluru karet. Mereka diperbolehkan pulang, karena tidak sampai operasi.
Selain itu, ada dua korban terluka diduga akibat peluru tajam. Keduanya, dirujuk ke RSUD Tarakan, Jakarta Pusat untuk penanganan bedah.
Korban Aksi 22 Mei juga dirawat di RS Pelni. Hingga pukul 20.45 WIB, terdapat 12 korban yang masih dirawat. Total korban dirawat, Rabu (22/5/2019) sebanyak 82 orang.
"Dari 82 korban masuk, dua orang dinyatakan meninggal dunia," Direktur Rumah Sakit Pelni Jakarta dr Dewi Fankhuningdyah, dikutip Antara.
Korban di RS Pelni mengalami luka tembak dan benturan. Biaya perawatan korban, kata dia, ditanggung dinas kesehatan.
Dewi tak memberi penjelasan terkait kemungkinan peluru yang mengenai korban berupa peluru karet atau peluru tajam.
Penulis: Zakki Amali
Editor: Agung DH