tirto.id - Wakil Presiden (Wapres), Gibran Rakabuming Raka, turut hadir melayat ke rumah duka tempat seniman legendaris, Titiek Puspa disemayamkan, Jumat (11/4/2025). Saat tiba, Putra sulung Presiden Joko Widodo itu langsung mendatangi Masjid An-Nur, di Pancoran, Jakarta Selatan, lokasi jenazah akan disalatkan.
Berdasarkan pantauan reporter Tirto di lokasi, Gibran tiba sekitar pukul 11.31 WIB mengenakan batik berwarna dominan ungu dan biru. Dia menggunakan mobilnya yang bermerek Toyota Innova Zenix Hybrid warna putih dan langsung memasuki area dalam masjid untuk mengambil wudhu.
Sebelumnya, Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), juga mendatangi rumah duka untuk melayat. Dia merasa kehilangan atas meninggalnya seniman senior, Titiek Puspa.
SBY mengatakan kepergian Titik Puspa membuat tanah air kehilangan pahlawan kebudayaan.
“Kita kehilangan seorang pahlawan kebudayaan, kalau saya boleh mengatakan begitu. Ibu Titiek Puspa mengabdikan kehidupannya untuk dunia seni, budaya, bahkan juga sosial. Ini boleh dikata maestro seorang musisi, seorang seniman lintas generasi dari masa ke masa,” kata SBY kepada wartawan di rumah duka, Jumat.
Selain SBY, tokoh lain yang telah datang melayat, yakni Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha; Mantan Ketua MK, Jimly Asshiddiqie; dan pesohor dari dunia hiburan seperti Hetty Koes Endang.
Sebagaimana diketahui, Penyanyi legendaris itu mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan, Kamis (10/4/2025) sore.
Titiek Puspa merupakan seniman serba bisa dengan karya-karya yang merentang luas, dari musik hingga film. Dia lahir di Tabalong, Kalimantan Selatan, pada 1 November 1937.
Sejumlah karya terkenal dari Titiek Puspa adalah lagu Apanya Dong, lagu Dansa Yo Dansa, serta lagu Bimbi. Semasa hidup, Titiek juga membintangi sejumlah film, di antaranya Ini Kisah Tiga Dara (2016) serta Cinta Setaman (2008).
Pemakaman Titiek Puspa akan dilakukan pukul 13.00 WIB setelah sholat Jumat di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Jenazah akan dimakamkan di Blok AA1 Blad 48.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama
