Menuju konten utama
19 Januari 1942

Ketika Tentara Kemerdekaan Burma Membantu Jepang Mengusir Inggris

Kaum nasionalis Burma membantu Jepang saat mengusir Inggris dari tanah airnya.

Ketika Tentara Kemerdekaan Burma Membantu Jepang Mengusir Inggris
Ilustrasi Mozaik Jepang Menyerbu Burma. tirto.id/Tino

tirto.id - Militer Jepang beruntung karena Burma memiliki pemuda bernama Aung San. Dia bagian dari pergerakan nasional Burma sebagai anggota Partai Thakin yang tidak disukai pemerintah kolonial Inggris. Selan Aung San, anggota Thakin lainnya adalah U Nu.

Ketika kembali ke Burma bersama Suzuki Keiji dari Minami Kikan (sebuah kelompok intel Jepang) secara klandestin, Aung San merekrut 29 orang pemuda untuk dilatih oleh Jepang sebagai tentara.

Suzuki, seperti dicatat Joyce Lebra dalam Tentara Gemblengan Jepang (1988:59) memiliki nama Burma Bo Mogyo, yang artinya kilatan guntur. Nama ini punya kaitan dengan sebuah ramalan rakyat Burma bahwa suatu hari akan ada kilat yang menghancurkan sesuatu yang disebut “tangkai payung” yang kerap diartikan sebagai kekuasaan Inggris di Burma. Tak lupa disebarkan desas-desus bahwa Suzuki adalah keturunan Pangeran Burma.

Suzuki yang lahir pada 1897 adalah lulusan akademi militer dan sekolah staf perwira. Dia pernah menjadi atase militer Jepang di Filipina. Suzuki diberi tugas rahasia untuk mengintai beberapa daerah yang hendak diduduki militer Jepang. Di Burma, dia mengamati kaum nasionalis yang berbeda-beda pandangan dalam membangun jaringan untuk pembebasan Burma dari Inggris. Sebagian kelompok berkiblat ke Tiongkok dan Uni Soviet dan sebagian lagi ke Jepang.

Ke-30 pemuda itu (termasuk Aung San) kemudian disebut “Ke-30 Kawan”, di dalamnya terdapat pula Ne Win. Mereka kemudian dikirim ke Tokyo, ke sebuah tempat pelatihan Angkatan Laut. Amunisi dan peralatannya dari Angkatan Laut, namun pelatih dari Angkatan Darat.

Joyce Lebra menyebut mereka dibagi menjadi tiga kelompok: pertama dilatih dalam bidang spionase, kedua sebagai komandan pasukan, dan ketiga dilatih sebagai pemimpin gerakan kemerdekaan. Aung San dan Ne Win berada di kelompok ketiga. Ketika mereka dilatih, Suzuki keluar masuk Burma pada 1941.

Setelah Jepang menyerbu Pearl Harbour pada 7 Desember 1941, Tentara ke-15 Angkatan Darat Kekaisaran Jepang bersiap. Korps itu terdiri dari Divisi ke-33 dan Divisi ke-35 yang menjadi ujung tombak penyerangan. Suzuki melakukan penyambutan di daerah Moulmein sebelum pasukan besar itu memasuki Rangoon.

Pada 28 Desember 1941, di Bangkok didirikan Tentara Kemerdekaan Burma yang dipimpin oleh Kolonel Suzuki Keiji dan dibantu oleh "Ke-30 Kawan". Tiga hari setelah Tentara Kemerdekaan Burma dibentuk, seperti dicatat Martin Smith dalam Political Armies The Military and Nation Building in the Age of Democracy (2002:273), unit pertama memasuki Burma secara diam-diam bersama Tentara ke-15 Jepang.

Lalu pada 19 Januari 1942, tepat hari ini 80 tahun lalu, Tentara ke-15 Jepang yang dibantu Tentara Kemerdekaan Burma menyerang Tavoy, sebagai permulaan dari serangan terhadap militer Inggris yang menguasai Burma. Petinggi militer Inggris mengira Jepang memasuki Burma dari arah utara, namun ternyata Jepang menyerbu dari selatan, yakni dari Siam (Thailand).

Ketika bertemu dengan kawan separtainya di Tavoy, seperti disebut Petrus Kanisius Ojong dalam Perang Pasifik (2009:301), Aung San diberi tahu lokasi hutan rimba yang strategis bagi tentara Jepang yang kemudian berhasil merebut kota Moulman. Serangan kejutan Jepang menjadi faktor kekalahan Inggris, terutama karena mereka tidak siap dengan perang hutan.

“Ketika Jepang masuk Burma, U Nu masih dalam penjara. [Dulu] Aung San yang lebih licin, sempat mengalak dari penangkapan. Dia lari ke luar negeri dan tiba di Jepang. Kini bersama tentara Jepang dia kembali menginjak tanah airnya,” tambah Ojong (2009:302).

Infografik Mozaik Jepang Menyerbu Burma

Infografik Mozaik Jepang Menyerbu Burma. tirto.id/Tino

Pada 8 Maret 1942 Rangoon diduduki militer Jepang. Pendudukan Burma memengaruhi perhubungan militer Sekutu. Perang antara Sekutu melawan Jepang di Burma lebih keras daripada di Indonesia. Pendudukan atas Mandalay pada Mei 1942 membuat Inggris terpukul mundur ke India.

Ketika Inggris terus merongrong kekuatan Jepang di sekitar Burma, Aung San dan kaum nasionalis Burma lainnya diam-diam mempersiapkan diri menjadi tentara nasional jika Burma kelak merdeka. Mereka tentu sangat berhati-hati dengan Tentara Jepang. Selanjutnya, Tentara Kemerdekaan Burma menjadi Tentara Nasional Burma, dan Aung San menjadi jenderal.

Jepang menyerah kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945. Aung San menjadi orang penting dalam pergerakan kemerdekaan Burma. Namun, sesama orang Burma membunuhnya dalam sebuah rapat. Aung San mati muda pada 19 Juli 1947. Sesama kawannya kemudian saling berebut pengaruh.

Meski tentara Burma lebih maju dalam merebut kemerdekaan daripada tentara buatan Jepang di Indonesia, namun tentara Burma kemudian banyak belajar kepada rezim Orde Baru. Kiwari, saat para jenderal Indonesia sudah memasuki "zaman baru" dalam berpolitik, militer Burma masih "jalan ditempat".

Baca juga artikel terkait MYANMAR atau tulisan lainnya dari Petrik Matanasi

tirto.id - Politik
Penulis: Petrik Matanasi
Editor: Irfan Teguh Pribadi