tirto.id - Islam memandang tidur sebagai kondisi hilangnya roh dari tubuh untuk sementara waktu. Namun, karena masih terikat dengan tubuh tersebut, roh akan kembali, dan tidak menyebabkan kematian permanen.
Tidur dalam Islam diyakini sebagai kematian kecil. Rasulullah saw. bersabda dalam sebuah hadis yang menyatakan bahwa ketika terbangun dari tidur, beliau seakan telah dihidupkan kembali dari kematian, sehingga dianjurkan memanjatkan doa. Berikut hadis tentang tidur:
"Telah menceritakan kepada kami Qabīṣah, telah menceritakan kepada kami Sufyān, dari Abd al-Malik, dari Rib'i bin Ḥirāsh, dari Ḥudhayfah bin al-Yamān dia berkata: 'Apabila Nabi saw. hendak tidur, beliau berdoa 'Dengan nama-Mu aku mati dan aku hidup'; dan apabila bangun tidur, beliau berdoa 'Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan kepadaNya lah tempat kembali,'" (HR. Bukhari).
Tidur memiliki beberapa manfaat bagi tubuh manusia seperti menjaga kesehatan, menambah tenaga, serta meningkatkan kecerdasan. Untuk memaksimalkan manfaat tidur, kita sebaiknya mengatur waktunya.
Waktu tidur yang dimaksud di sini mencakup durasi atau intensitas dan posisi waktunya. Pertama, intensitas tidur yang baik adalah 6-7 jam per hari. Kedua, waktu yang tepat tidur ialah mulai pukul 20.00 hingga 04.00.
Arief Hakim dalam buku Jangan Tidur Sore (2013) menjelaskan waktu lain yang tepat untuk tidur yakni pukul 10.00 sampai 15.00, dalam konteks tidur siang.
Lantas, bagaimana dengan tidur sore jam 4? Apakah tidur sore dilarang?
Apakah Boleh Tidur Jam 4 Sore?
Sebagian kalangan masyarakat Jawa yang menganut Islam meyakini pamali tidur sore hari. Sementara itu, menurut Islam, daripada tidur sore, seorang muslim lebih dianjurkan beribadah.
Lantas, apakah tidur sore bisa gila? Anggapan tidur sore bisa gila, yang diyakini sebagian kalangan masyarakat, sebenarnya merujuk pada hadis riwayat Ad-Dailami. Berikut redaksi lengkap hadis tersebut:
"Telah menceritakan kepada kami Amr bin Ḥuṣaīn, telah menceritakan kepada kami Ibn Ulāthah, telah menceritakan kepadaku al-Awzā'i, dari al-Zuhrī, dari Urwah, dari Āishah, sesungguhnya Nabi Saw. bersabda: 'Barangsiapa yang tidur setelah ashar lalu akalnya hilang, maka janganlah dia mencela [menyalahkan] kecuali dirinya sendiri,'” (HR. Ad-Dailami).
Kendati demikian, para ulama menghukumi hadis riwayat Ad-Dailami daif. Sanad hadis tersebut berderajat daif karena rawi yang tercela di antaranya Ibn Ulathah dan 'Amr bin Husain. Namun, matan hadisnya tidak bertentangan dengan Al-Qur'an dan hadis, yang tidak menganjurkan tidur sore. Berikut redaksional lengkapnya.
1. Surah Ar-Rum Ayat 23
"Di antara tanda-tanda [kebesaran dan kekuasaan]-Nya ialah tidurmu pada waktu malam dan siang serta usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda [kebesaran dan kekuasaan Allah] bagi kaum yang mendengarkan," (QS. Ar-Rum [30]: 23).2. Hadis HR Bukhari
"Telah menceritakan kepada kami Isḥāq bin Manṣūr, telah mengabarkan kepada kami Raūḥ bin Ubādah, telah mengabarkan kepada kami Ibn Juraīj, dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Aṭā, sesungguhnya dia mendengar Jābir bin Abd Allāh Ra., berkata: Rasulullah Saw. bersabda: 'Apabila hari mulai malam atau malam telah tiba, maka tahanlah anak-anak kalian karena saat itu setan berkeliaran," (HR. Bukhari).Apabila malam sudah mulai larut maka lepaskanlah mereka dan tutuplah pintu-pintu rumah kalian dan sebutlah nama Allah, karena setan tidak mampu membuka pintu yang tertutup dan tutuplah tempat air minum kalian seraya menyebut nama Allah dan tutuplah pula wadah-wadah kalian sambil menyebut nama Allah walaupun hanya dengan sesuatu yang dapat menutupinya dan matikanlah lampu-lampu kalian,'" (HR. Bukhari).
Dari dua hukum di atas dapat disimpulkan bahwa hadis yang menyatakan tidur menyebabkan gila tergolong daif atau lemah. Akan tetapi, karena matannya sahih, para ulama melihat hadis tersebut masih relevan dengan konteks fadhailul a'amal (mengutamakan amal). Artinya, tidur sore jam 4 tetap dilarang, dan lebih dianjurkan beribadah.
Jika seseorang tidur sore jam 4 ditakutkan ia akan akan meninggalkan Salat Magrib. Waktu asar dan magrib merupakan waktu pendek, sehingga sebaiknya digunakan untuk beribadah.
Tidur sore yang dimaksud di sini juga termasuk tidur pada waktu sebelum isya, atau tepatnya di antara magrib dan isya. Tidur sore pada waktu tersebut dihukumi makruh, sebagaimana hadis berikut ini:
“Sesungguhnya Rasulullah tidak senang tidur sebelum Salat Isya dan berbincang-bincang setelah Salat Isya” (HR al-Bukhari).
Daripada tidur sore, seseorang akan lebih banyak mendapatkan keutamaan apabila menggunakan waktu tersebut untuk beribadah.
Namun, apabila seseorang benar-benar mengantuk karena kelelahan akibat suatu hal, tidak ada larangan dalam Islam yang menolak secara jelas untuk tidur sore.
Kenapa Tidak Boleh Tidur antara Ashar dan Maghrib?
Sebagaimana telah dijelaskan di sub-bab sebelumnya, Islam melarang tidur antara Ashar dan Maghrib karena waktu-waktu tersebut lebih utama untuk dilaksanakan beribadah. Larangan tersebut juga didukung beberapa penelitian medis.
Donna Arand, seorang psikolog eksperimental di Pusat Gangguan Tidur Kettering di Dayton, Ohio Amerika Serikat, menyarankan agar tidur antara pukul 4-6 sore dihindari. Sebab, ketika sore telah tertidur, seseorang di malam hari dapat mengalami gangguan tidur (insomnia). Padahal, malam hari adalah waktu sempurna bagi tubuh melakukan proses detoksifikasi atau pembuangan zat-zat beracun.
Dalam studi lain, yang dilakukan sekelompok peneliti Australia, tidur sore dinilai menyebabkan peningkatan risiko Diabetes Tipe 2 pada orang dewasa. Penelitian ini melibatkan lebih dari 20.000 orang, dan hasilnya tidur sore meningkatkan risiko diabetes hingga 36 persen.
Dalam beberapa penelitian lain, tidur sore menyebabkan gangguan pertumbuhan mental hingga tidak maksimalnya proses peremajaan sel-sel tubuh. Artinya, tidak ada manfaat tidur sore, dan justru mendatangkan lebih banyak kerugian bagi tubuh.
Editor: Fadli Nasrudin