tirto.id - Beberapa hari ini, warganet X membicarakan suhu di Jogja yang terasa dingin, khususnya di pagi hari. Bahkan per hari ini, Kamis (10/7/2025), terdapat tangkapan layar warganet yang menunjukkan suhu di wilayah Sleman utara mencapai 19 derajat celcius.
Suhu dingin ini tidak hanya terjadi di wilayah Jogja, tetapi juga di berbagai wilayah di Indonesia. BMKG bahkan mencatat suhu minimum Indonesia terjadi di beberapa wilayah di dataran tinggi dan wilayah selatan khatulistiwa pada awal Juli 2025.
Berikut data BMKG mengenai suhu minimum Indonesia periode 1–8 Juli 2025 yang terdapat di unggahan akun Instagram resmi BMKG Jogja (@infobmkgyia), Kamis (10/7/2025).
- 1 Juli 2025, Silangit (Sumatera Utara): 15 derajat celcius
- 2 Juli 2025, Silangit (Sumatera Utara): 15 derajat celcius
- 3 Juli 2025, Enarotali (Papua Tengah): 13 derajat celcius
- 4 Juli 2025, Silangit (Sumatera Utara): 15 derajat celcius
- 5 Juli 2025, Silangit (Sumatera Utara): 15 derajat celcius
- 6 Juli 2025, Frans Sales Lega (NTT): 13 derajat celcius
- 7 Juli 2025, Frans Sales Lega (NTT): 11 derajat celcius
- 8 Juli 2025, Frans Sales Lega (NTT): 12 derajat celcius
Bukan Aphelion, Ini Penyebab Suhu Dingin di Jogja Menurut BMKG
Banyak masyarakat mengira penurunan suhu di bulan Juli akibat efek aphelion. Bagi yang belum tahu, aphelion merupakan fenomena astronomi tahunan ketika posisi bumi berada pada titik terjauhnya dari matahari. Ini biasanya terjadi sekitar awal Juli.
Fenomena aphelion disebut-sebut akan membuat perubahan suhu ekstrem. Namun, hal tersebut dibantah oleh BMKG. Penyebab suhu dingin di Jogja dan sejumlah wilayah Nusantara bukan disebabkan oleh Aphelion.
Akun Instagram resmi BMKG Jogja (@infobmkgyia) telah merilis penjelasan mengapa suhu Jogja dan sekitarnya dingin pada awal bulan Juli 2025 ini.
Suhu dingin yang khususnya terjadi awal bulan Juli ini merupakan fenomena yang wajar. Bahkan, tidak hanya berlangsung selama bulan Juli, tetapi juga hingga September nanti.
“Cuaca dingin yang dirasakan masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah selatan khatulistiwa, seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, sebenarnya merupakan hal yang wajar dan terjadi setiap musim kemarau, yakni sekitar bulan Juli hingga September,” tulisnya dalam unggahan tersebut.
Cuaca dingin yang terjadi belakangan ini bukan karena Aphelion. Lebih tepatnya karena beberapa faktor cuaca sebagai berikut:
- Mulai memasuki musim kemarau yang ditandai dengan dominasi angin timuran (Monsoon Australia) yang bersifat kering dan dingin.
- Langit cerah yang mempercepat pelepasan panas dari permukaan bumi ke atmosfer saat malam hari.
- Hujan yang masih terjadi di beberapa wilayah turut menambah rasa dingin karena membawa massa udara dingin dari awan ke permukaan dan menghalangi pemanasan sinar matahari.
Cuaca Dingin di Jogja sampai Kapan?
Menurut penjelasan BMKG Jogja, suhu dingin wajar terasa pada saat memasuki musim kemarau. Dengan faktor cuaca yang telah disebutkan, suhu dingin ini diperkirakan akan berlangsung antara Juli hingga September.
Untuk itu, BMKG turut mengimbau masyarakat dalam menghadapi cuaca dingin ini. Khususnya, pihak BMKG mengimbau untuk tetap tenang dan siaga dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem, seperti suhu dingin, hujan lebat, angin kencang, atau gelombang tinggi, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan.
Selain itu, untuk menghadapi informasi yang simpang siur atau membingungkan, pihak BMKG juga mengimbau masyarakat untuk melakukan hal-hal berikut:
- Jangan langsung percaya pada informasi yang viral di media sosial, terutama yang tidak mencantumkan sumber resmi;
- Bagikan informasi yang sudah terverifikasi agar tidak ikut menyebarkan kepanikan;
- Cek kebenaran informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web BMKG, media sosial (@infobmkg), atau aplikasi (infoBMKG).
Penulis: Umu Hana Amini
Editor: Elisabet Murni P
Masuk tirto.id


































