tirto.id - Politikus Effendi Simbolon dipecat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Kamis (28/11/2024). Benarkah alasan pemecatan Effendi Simbolon dari PDIP karena dukung Ridwan Kamil-Suswono dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024?
Dilansir dari Antara, pemecatan Effendi Simbolon tertuang dalam Surat Keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Nomor Nomor 1648/KPTS/DPP/XI/2024.
Surat ini ditetapkan pada 28 November 2024 dan ditandatangani Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri serta Sekretaris Jenderal (Sekjen) Hasto Kristiyanto.
Dalam surat tersebut, Effendi dipecat karena dianggap mengabaikan arahan DPP PDIP mengenai rekomendasi calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta untuk Pilkada 2024.
Effendi mendukung pasangan calon dari partai politik lain, Ridwan Kamil dan Suswono. Hal ini berseberangan dengan PDIP yang mengusung pasangan Pramono Anung-Rano Karno.
DPP PDIP menilai sikap Effendi sebagai bentuk pembangkangan terhadap ketentuan, keputusan, dan kebijakan partai. Tindakan tersebut dianggap sebagai pelanggaran berat terhadap kode etik dan disiplin PDIP.
Pemecatan Effendi pun dibenarkan oleh Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat.
"Benar, yang bersangkutan sudah dipecat dari anggota partai karena pelanggaran kode etik, disiplin partai, dan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga PDI Perjuangan," kata Djarot, seperti dilansir dari Antara, Sabtu (30/11/2024).
Sebagai konsekuensi dari pemecatan, DPP PDIP melarang Effendi Simbolon untuk terlibat dalam kegiatan atau menduduki posisi apa pun yang berkaitan dengan PDIP.
Profil Singkat Effendi Simbolon
Effendi Muara Sakti Simbolon atau Effendi Simbolon adalah seorang politikus Indonesia yang dikenal sebagai anggota partai berlambang moncong putih sejak 2004.
Terkait kehidupan pribadinya, Effendi lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, sebagai putra bungsu dari St. MM Simbolon dan Martha br. Tobing.
Ia menempuh pendidikan di berbagai sekolah di Jakarta dan meraih gelar Sarjana Manajemen Perusahaan dari Universitas Jayabaya pada 1988.
Setelah itu, ia melanjutkan studi di bidang Ilmu Politik di Universitas Padjadjaran, meraih gelar Magister pada 2013 dan Doktor pada 2015.
Selain karier politik, Effendi juga aktif dalam organisasi, pernah menjabat sebagai Ketua Umum PB Lembaga Karate-Do Indonesia (PB Lemkari). Effendi juga menjadi penggagas Pusat Punguan Simbolon dohot Boruna se-Indonesia (PSBI).
Adapun melalui PDIP, Effendi memulai karier politiknya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia sejak 2004. Effendi menjabat sebagai anggota DPR RI selama empat periode, yaitu pada pemilu 2004, 2009, 2014, dan 2019. Ia terpilih untuk daerah pemilihan DKI Jakarta I (2004) dan DKI Jakarta III (2009, 2014, dan 2019).
Effendi juga tercatat menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bidang Sumber Daya dan Dana PDIP. Ia sempat diusulkan sebagai calon sekretaris jenderal partai untuk periode 2010–2015.
Selain itu, PDIP pernah mengusungnya sebagai calon gubernur pada Pilgub Sumatera Utara 2013. Dalam pemilihan ini, Effendi dan pasangannya Jumiran Abdi hanya berhasil menempati posisi kedua dengan perolehan 24,34 persen, kalah dari pesaingnya Gatot Pujo Nugroho-Tengku Erry Nuradi.
Kontroversi Effendi Simbolon dan PDIP
Selama menjadi kader PDIP, Effendi beberapa kali berseberangan dengan partai, salah satunya ketika masa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Dalam acara Rakernas Punguan Simbolon Dohot Boruna Indonesia (PBSI) 2023, Effendi sempat menyatakan dukungan pada Prabowo Subianto, calon presiden yang didukung partai lain. Padahal, pada Pilpres 2024, PDIP mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Buntut dari pernyataan tersebut, DPP PDIP segera memanggil Effendi untuk dimintai keterangan. Effendi kemudian menghadap Sekjen Hasto Kristiyanto yang didampingi Ketua DPP bidang Kehormatan Komarudin Watubun.
Usai pertemuan tersebut, Hasto menyatakan bahwa Effendi masih tegak lurus mendukung capres dari PDIP. Namun, situasi berubah ketika Effendi akhirnya dipecat karena mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono dalam Pilkada 2024.
Terkait pemecatannya dari PDIP, salah satu tindakan yang dipersoalkan adalah pertemuan Effendi dengan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat Pilkada 2024 sebelum mengambil sikap politik yang berbeda dengan partai.
Pertemuan tersebut dipermasalahkan karena Jokowi mendukung pasangan calon yang tidak sejalan dengan usungan PDIP, khususnya di DKI Jakarta.
"Pak Effendi Simbolon ini bertemu dan berkomunikasi dengan Pak Jokowi. Ini beda persoalan kalau dengan yang lain-lain, dengan tokoh politik yang lain, tetapi ini bertemu dengan Pak Jokowi, sebelum mengambil suatu langkah politik yang berbeda dengan rekomendasi partai," ucap Juru Bicara PDIP Aryo Seno Bagaskoro, seperti dikutip dari Antara, Minggu (1/1/2024).
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Dipna Videlia Putsanra