tirto.id - Kementerian Sosial (Kemensos) menyebutkan penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai penguat ‘bantalan’ sosial kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di seluruh Indonesia.
“Sebetulnya BLT BBM ini merupakan penguatan bantalan sosial dalam situasi agar masyarakat bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. Terutama kenaikan harga komoditas yang memang bisa memengaruhi daya beli dari masyarakat yang kurang mampu,” kata Sekjen Kemensos, Harry Hikmat di Jakarta, Selasa (6/9/2022).
Dia menuturkan berdasarkan penjelasan dari Kementerian Keuangan bahwa BLT BBM bisa menekan angka kemiskinan hingga 0,3%.
“Jadi pola pikirnya, kalau perhitungan Kemenkeu dari bantalan bansos itu bisa mengurangi kemiskinan sampai 1%. Kalau BLT BBM ya mungkin hanya terbatas hitungannya," ucapnya.
Penyaluran BLT BBM telah dimulai per 1 September 2022 lalu yang ditandai dengan penyerahan BLT BBM oleh Presiden Joko Widodo secara simbolis kepada 100 KPM Bansos Kartu Sembako dan PKH di Kabupaten Jayapura, Sentani pada 31 Agustus
BLT BBM ini ditargetkan pemerintah untuk 20,65 juta KPM. Adapun penyaluran BLT BBM dilakukan melalui PT. Pos Indonesia selama empat bulan, yaitu September hingga Desember 2022 dengan besaran Rp150 ribu.
Namun, mekanisme penyaluran dibagi ke dalam dua tahap, yakni tahap pertama Rp300 ribu pada September dan tahap kedua Rp300 ribu pada Desember, sehingga total bantuan yang diterima setiap KPM sebesar Rp600 ribu.
Dirinya menjelaskan saat ini skema perlindungan sosial bukan hanya bersumber dari BLT BBM saja, tetapi juga bansos dari Program Sembako dan PKH.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Restu Diantina Putri