tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menetapkan sasaran vaksin cacar monyet (monkeypox/clade) diberikan kepada populasi berisiko tinggi. Hal itu guna mencegah penularan serta gejala berat saat terinfeksi cacar monyet.
Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan (Dirjen Farmalkes) Kemenkes RI Rizka Andalusia mengatakan terdapat tiga kelompok orang yang paling rentan tertular cacar monyet menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kelompok pertama adalah orang yang tinggal bersama atau memiliki riwayat kontak erat (termasuk kontak seksual) dengan seseorang yang terinfeksi cacar monyet atau yang memiliki kontak rutin dengan hewan yang dapat terinfeksi virus tersebut.
Kelompok kedua yang rentan tertular cacar monyet adalah tenaga kesehatan. Mereka diwajibkan untuk selalu menerapkan prosedur PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi).
Kelompok terakhir adalah bayi baru lahir, anak-anak dan orang dengan gangguan kekebalan tubuh. Mereka berisiko mengalami gejala-gejala lebih serius dan kematian akibat monkeypox.
"Sasaran, menurut epidemiolog, adalah orang berisiko tinggi sehingga perlu divaksin. Jadi nanti dilihat populasi yang perlu divaksin," kata Rizka dikutip dari Antara, Jumat (16/9/2022).
Rizka menuturkan Kemenkes telah melakukan kontrak pemesanan 2.000 dosis Vaksin cacar monyet yang diperkirakan tiba di Indonesia pada tahun ini.
Sementara terkait pasokan obat-obatan bagi pasien cacar monyet, Rizka mengatakan Indonesia sudah mendatangkan Cidofovir monyet dari Singapura.
"Karena kasus tidak banyak (di Indonesia), kami pusatkan penyimpanan obat Cidofovir di gudang farmasi pusat Kemenkes," katanya.
Dalam keterangan terpisah, Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril mengatakan hingga 12 September 2022 pukul 14.00 WIB, terdapat satu kasus konfirmasi cacar monyet, nol probable, sembilan suspek, dan 50 discarded di Indonesia. Status discarded merujuk pada pasien suspek yang hasil labnya menunjukkan negatif cacar monyet.
Editor: Gilang Ramadhan