tirto.id - Plt Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek), Togar Mangihut Simatupang, mengatakan pihaknya bersama Kementerian Kesehatan tengah mereformulasi distribusi dokter dalam bentuk akses mutu fakultas kedokteran di perguruan tinggi.
Sehingga, dia berharap, nantinya akan lahir lulusan kedokteran berkualitas tanpa perlu menambah jumlah fakultas kedokteran.
“Jadi misalkan di Papua itu kecil sekali jumlah dokternya, sementara kalau di Jawa Barat itu tinggi sekali. Nah itu yang lagi direformulasi ulang antara Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan Tinggi Saintek supaya pelayanan dalam bentuk akses mutu bisa terwujud,” ujar Togar usai mengikuti rapat bersama Komisi X di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat pada Kamis (23/1/2025).
Togar menyebut distribusi dokter menjadi titik persoalan akan kurangnya dokter di daerah-daerah terpencil. Oleh karenanya, pihaknya kini tengah mengkaji terkait bagaimana memenuhi kebutuhan dokter tapi tak menambah fakultas kedokteran baru.
“Juga pendidikan kita bisa menghasilkan dokter-dokter yang berkaliber dan juga mereka ditinggalkan di daerah-daerah yang tadi distribusinya mash kurang,” ujar dia.
Togar menilai, janji Presiden Prabowo Subianto soal membangun 300 fakultas kedokteran untuk mengatasi kekurangan dokter di Indonesia adalah sebuah tanda terhadap pendidikan dokter yang bermasalah. Termasuk, kata dia, berkaitan dengan pembiayaan, pemerataan, dan jumlah spesialis.
“Itu kami ambil sebagai sinyal dari Pak Prabowo bahwa ada beragam masalah di dalam pendidikan kedokteran ini gitu,” ujar dia.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), Satriyo Soemantri Brodjonegoro, meminta agar pembukaan fakultas kedokteran (FK) baru di berbagai perguruan tinggi dibatasi sementara.
“Kalau mau membuka FK itu, kita sementara batasi dulu,” kata Satriyo di Kantor Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) Jakarta Timur, Senin (13/1/2025).
Meskipun Indonesia masih membutuhkan lebih banyak dokter, Satriyo menilai, penambahan fakultas kedokteran baru bukanlah solusi yang tepat. Sebaliknya, dia meminta agar kampus yang kini telah menyediakan fakultas kedokteran menambah jumlah kuotanya.
“Kan butuhnya dokter, bukan butuhnya FK. Kalau butuh dokter ya kita minta kampus yang ada tambah kuota aja,” ujarnya.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Bayu Septianto