tirto.id - Kapolri, Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, menyatakan bahwa polisi telah berhasil mengamankan dua pelaku penembakan WN Australia di sebuah vila di Desa Munggu, Kabupaten Badung. Kedua pelaku ditangkap di lokasi yang berbeda berdasarkan kerja sama dari Bareskrim Polri, Imigrasi, dan Kepolisian Australia.
"Saat ini sudah diamankan. Satu sudah ada di Jakarta, satu lagi dalam perjalanan dari luar negeri. Akan masuk Jakarta," kata Listyo saat sedang meninjau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polda Bali di Kabupaten Jembrana, pada Selasa (17/06/2025).
Namun, Listyo belum memberikan identitas dan kronologi penangkapan dari kedua pelaku. Dia mengatakan Polda Bali akan mengungkap detail kasus ini ke hadapan publik dalam waktu dekat.
Diberitakan sebelumnya, dua orang warga negara (WN) Australia ditembak oleh orang tidak dikenal (OTK) pada dini hari, sekitar pukul 00.15 WITA, di Vila Casa Santisya, Desa Munggu, Badung. Korban Zivan Radmanovic (32) meninggal dunia di tempat kejadian, sementara Sanar Ghanim (35) mengalami luka tembak dan sudah dirawat di rumah sakit.
Berdasarkan hasil visum oleh RSUP Prof Ngoerah, terdapat empat luka berbentuk bulat yang bersarang di tubuh Zivan, yakni pada bagian dada kiri, perut, punggung tangan, dan bokong. Luka-luka tersebut diduga merupakan luka tembak dan ditemukan bersama dengan beberapa luka terbuka dengan bentuk yang tidak beraturan.
Berdasarkan keterangan istri korban Zivan Radmanovic, Gourdeas Jazmyn (27), kejadian tersebut terjadi ketika dia sedang tertidur di dalam kamar. Kala itu, suaminya yang sedang berada di toilet berteriak usai ditembak oleh orang yang tidak dikenal. Pada saat yang bersamaan, dia juga mendengar suara teriakan Sanar Ghanim beserta tembakan dari kamar di sebelahnya.
Setelah kedua pelaku melarikan diri dengan menggunakan sepeda motor yang terparkir di area vila, barulah Gourdeas berani untuk bangkit dari tempat tidurnya. Dia memeriksa keadaan suaminya, tetapi denyut nadinya tidak ada. Saksi lantas membantu Sanar Ghanim dengan memberikan pertolongan pertama untuk menghentikan pendarahan.
Gourdeas mengaku, saat peristiwa terjadi, dia mendengar pelaku berkomunikasi dengan bahasa Inggris beraksen Australia. Saksi mendengar seorang pelaku mengatakan, “I can’t start my motorbike (aku tidak bisa menghidupkan motorku)." Setelah motornya dapat dihidupkan, pelaku diketahui melarikan diri ke arah barat.
Penulis: Sandra Gisela
Editor: Siti Fatimah
Masuk tirto.id


































