tirto.id - Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka atas insiden penembakan murid SMK di Semarang yang dilakukan oleh anggotanya, Aipda Robig Zaenudin. Dia mengakui peristiwa tersebut terjadi akibat tindakan tidak profesional yang dilakukan oleh salah satu anggotanya.
Hal ini disampaikan dia saat melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Selasa (3/11/2024).
“Kami mengucapkan sekali lagi bela sungkawa kami atas nama Kepolisian Kapolrestabes Semarang atas bepulangnya ananda Gamma akibat tidak profesionalitas anggota kami,” kata Irwan dalam rapat.
Irwan menegaskan, tindakan Aipda Robig yang mengabaikan prinsip penggunaan senjata tidak dapat dibenarkan. Irwan menilai dia telah teledor dalam menilai situasi, tidak berhati-hati dalam menggunakan senjata api, dan melakukan tindakan eksesif yang seharusnya tidak perlu terjadi.
“Dan atas segala tindakan anggota saya Brigadir R yang telah mengabaikan prinsip-prinsip penggunaan kekuatan, abai dalam menilai situasi, teledor dalam menggunakan senjata api dan telah melakukan tindakan eksesif action, tindakan yang tidak perlu, sepenuhnya saya bertanggung jawab, saya siap dievaluasi, apapun bahasanya saya siap menerima konsekuensi dari peristiwa ini,” jelas dia.
Kasus penembakan siswa SMKN 04 Semarang menjadi perbincangan setelah kepolisian menembak 3 siswa SMKN 04 Semarang. Ketiga siswa ini ditembak gara-gara senggolan motor di Jalan Candi Penataran, Kota Semarang, Minggu (24/11/2024) dini hari. Dalam penembakan tersebut, satu siswa, Gamma Rizkynata Oktafandy, tewas akibat ditembak di bagian pinggul.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, membenarkan bahwa Gamma ditembak oleh anggota polisi. Namun, alasan penembakannya berbeda dari yang santer dibicarakan publik.
Irwan menyebut bahwa alasan penambakan tersebut dilatarbelakangi upaya anggota polisi membubarkan kelompok gangster yang hendak tawuran di wilayah Semarang Barat.
Dalam upaya membubarkan tawuran, kata Irwan, anggota polisi justru diserang sampai mengeluarkan tembakan peringatan hingga akhirnya menembak ke korban sampai nyawanya tak tertolong.
"Ketika dua geng ini melakukan tawuran, muncul anggota polisi, kemudian dilakukan upaya melerai. Namun, ternyata anggota polisi dilakukan penyerangan hingga dilakukan tindakan tegas," ujar Irwan.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Anggun P Situmorang