tirto.id - Kasus penembakan siswa SMKN 04 Semarang hingga tewas oleh anggota Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Semarang berinisial Aipda R ternyata tidak didahului dengan tembakan peringatan saat menindak upaya yang diklaim sebagai tawuran sekolah.
"Tidak ada (tembakan peringatan)," ucap Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto, kepada awak media di Mapolda Jawa Tengah, Jawa Tengah, Kamis (28/11/2024) petang.
Dia menjelaskan, tembakan yang dilesatkan Aipda R langsung tertuju ke siswa SMK diyakini polisi sebagai anggota gangster yang sedang tawuran di kawasan Semarang Barat.
"Tembakan itu mengarah ke korban (atau) pelaku tawuran tersebut," jelas Artanto.
Sebelumnya, Artanto membeberkan bahwa Aipda R melepaskan dua tembakan pada saat kejadian penembakan siswa SMKN 04 Semarang. Tembakan pertama mengenai pinggang Gamma Rizkynata Oktafandy. Korban pun tewas akibat tembakan tersebut.
Adapun tembakan kedua mengenai rekan satu sekolah Gamma yang bernama Adam dan Satria. Artanto menyebut bahwa keduanya terkena satu peluru yang sama. Adam terserempet di bagian dada, sementara Satria tertembak pada bagian tangan. Keduanya selamat.
Menurut Artanto, kasus penembakan tersebut tengah diusut oleh Divisi Propam. Polda Jateng bahkan telah menahan Aipda R untuk 20 hari ke depan sembari proses penyelidikan dilakukan.
Artanto mengakui, penahanan Aipda R didasaru atas dugaan menyalahi prosedur penggunaan senpi atau excessive action, sehingga mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain.
Kasus penembakan siswa SMKN 04 Semarang menjadi perbincangan setelah kepolisian menembak 3 siswa SMKN 04 Semarang. Ketiga siswa ini ditembak gara-gara senggolan motor di Jalan Candi Penataran, Kota Semarang, Minggu (24/11/2024) dini hari. Dalam penembakan tersebut, satu siswa, Gamma Rizkynata Oktafandy, tewas akibat ditembak di bagian pinggul.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, membenarkan bahwa Gamma ditembak oleh anggota polisi. Namun, alasan penembakannya berbeda dari yang santer dibicarakan publik.
Irwan menyebut bahwa alasan penambakan tersebut dilatarbelakangi upaya anggota polisi membubarkan kelompok gangster yang hendak tawuran di wilayah Semarang Barat.
Dalam upaya membubarkan tawuran, kata Irwan, anggota polisi justru diserang sampai mengeluarkan tembakan peringatan hingga akhirnya menembak ke korban sampai nyawanya tak tertolong.
"Ketika dua geng ini melakukan tawuran, muncul anggota polisi, kemudian dilakukan upaya melerai. Namun, ternyata anggota polisi dilakukan penyerangan hingga dilakukan tindakan tegas," ujar Irwan.
Penulis: Baihaqi Annizar
Editor: Andrian Pratama Taher