Menuju konten utama

Kapasitas Pasang Pembangkit EBT Melebihi Target di 2022

ESDM mencatat realisasi kapasitas terpasang dari sumber pembangkit EBT telah mencapai 12.557 Megawatt (MW), atau melebihi dari target sebesar 12.529 MW.

Kapasitas Pasang Pembangkit EBT Melebihi Target di 2022
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) beroperasi di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Minggu (4/12/2022). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/YU

tirto.id - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi kapasitas terpasang dari sumber pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) telah mencapai 12.557 Megawatt (MW), atau melebihi dari target sebesar 12.529 MW. Dari jumlah tersebut, 8.680 MW merupakan PLT EBT on grid atau tersambung dengan jaringan listrik PLN. Kemudian selebihnya atau 3.877 MW adalah PLT EBT off-grid.

"Jadi di tahun 2022 ada 223 MW PLT EBT yang COD, yang beroperasi, di antaranya 62,8 MW dari PLTP Sorik Marapi Unit 3, kemudian 2,6 MW PLT Biomassa PTPN IV, kemudian 11,4 MW dari PLTM Madong, dan 1,3 MW dari PLTS Selayar," ujar Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana dalam pernyataannya, Kamis (2/2/2023).

Dadan merinci 12.557 MW kapasitas terpasang EBT di 2022 terdiri dari PLT Bayu 154,3 MW, PLTS 271,6 MW, PLT Bioenergi 3.086,6 MW, PLT Panas Bumi 2.355,4 MW, dan PLT Air 6.688,9 MW.

Sementara di 2023, proyeksi kapasitas pembangkit mencapai 12.925 MW, terdiri dari PLT Bayu 154,3 MW, PLT Surya 432,6 MW, PLT Bioenergi 3.144,8 MW, PLT Panas Bumi 2.368,4 MW, dan PLT Air 6.852,2 MW.

Lebih lanjut, dia menjelaskan pembangunan PLT EBT semakin masif. Hal itu diharapkan akan mendorong tarif listrik EBT semakin kompetitif. Dia mencontohkan seperti project PLTB baru di Kabupaten Tanah Laut sebesar 70 MW, dengan tarif yang sangat lebih murah.

"Saya kira supaya ini menjadi salah satu pendorong dan juga menghilangkan stigma bahwa EBT itu mahal," ujar Dadan.

Selain rencana pembangunan PLTB Tanah Laut, PLTS di Bali Barat dan Bali Timur dengan kapasitas masing-masing 2x2,5 MW juga akan memiliki tarif yang kompetitif, yaitu sekitar USD 5,6-5,7 sen/kWh.

"PLTS Cirata juga angkanya seperti itu. Kemudian PLTA Saguling malah di bawah USD 4 sen/kWh. Kita lihat juga yang tadi saya sampaikan, di Tanah Laut USD 5,5 sen/kWh. Jadi ke depan memang kalau ada project yang memang produksinya bagus, bisa dieksekusi dengan baik ya akan mendapatkan tarif yang semakin kompetitif," pungkas Dadan.

Baca juga artikel terkait EBT atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin