Menuju konten utama

Kala Kencan Pertama Tak Berjalan Sesuai Harapan

Bagaimana cara menjelaskan pada teman kencan bahwa kita tidak merasakan percikan spesial seusai perjumpaan pertama?

Kala Kencan Pertama Tak Berjalan Sesuai Harapan
Ilustrasi pasangan yang berkencan. FOTO/iStockphoto

tirto.id - "Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda.."

Tagline dari iklan parfum yang populer sekian dekade silam itu sepertinya akan selalu relevan dengan pengalaman kita pada setiap zaman.

Bagi beberapa orang yang sedang menjalani masa PDKT dengan partner potensial, kencan pertama sering kali dijadikan momen penentu apakah hubungan mereka berpeluang untuk dilanjutkan.

Ada yang terkesan dengan si dia dan memutuskan untuk melanjutkan hubungan ke tahap pacaran lebih serius. Meski begitu, tak jarang relasi terhenti setelah first date.

Sudah tentu, kecocokan memang tidak bisa dipaksakan. Apalagi saat dua orang memutuskan akan menjalani hubungan serius, diperlukan komitmen dan cinta yang luar biasa untuk bertahan.

Melansir penjelasan pakar seks dan relasi di aplikasi kencan Bumble, Dr. Caroline West, kita bisa jadi sudah tahu sedari awal berjumpa bahwa hubungan dengan teman kencan tidak berpeluang untuk dilanjutkan. Namun demikian, ada kalanya kita memerlukan waktu lebih lama untuk mengambil keputusan.

Menurut West, kenyamanan adalah yang utama saat kita berkencan.

"Kalau semua terasa dipaksakan dan kamu sudah mengerahkan segala upaya dengan tulus untuk menjalani kencan, tidak perlu memperpanjang malam yang mungkin sama-sama tidak kalian nikmati itu,” ujar West seperti dikutip dari Refinery29.

Antara 45 menit hingga satu jam adalah jangka waktu yang menurut West sudah cukup untuk mengukur apakah kita menikmati sebuah kencan.

Maka dari itu, sebelum telanjur jadi berlarut-larut, mengakhiri hubungan di awal tentu jauh lebih masuk akal.

Lalu, bagaimana cara mengungkapkan bahwa kencan pertama tidak cukup prospek dilanjutkan jadi hubungan serius? Adakah cara yang baik dan elegan untuk menjelaskan "kabar buruk" ini agar si teman kencan memahaminya?

Nyatanya, tak sedikit yang kesulitan mengatakan "you are not the one" seusai kencan pertama. Rasanya awkward, bukan?

Belum lagi, sebagian dari kita mungkin merasa gelisah dan khawatir apabila penolakan di awal ini dapat menyakiti hati si teman kencan. Bukan tidak mungkin, mereka kecewa lalu menunjukkan reaksi-reaksi yang negatif dan agresif.

Kalau sudah begitu, biasanya ghosting atau menghilang tanpa penjelasan menjadi pilihan. Padahal, ghosting itu sendiri adalah sikap yang menyebalkan dan menyakitkan.

Menurut survei lama yang dilakukan oleh aplikasi kencan Plenty of Fish, 78 persen orang berusia 18 hingga 33 tahun di Amerika Serikat dan Canada melaporkan pernah di-ghosting saat menggunakan aplikasi kencan.

Mereka pun bertanya-tanya, apakah si teman kencan sebegitu sibuknya sampai menghilang bak ditelan bumi?

Ghosting kelihatannya memang cara yang paling mudah untuk memberikan isyarat kepada seseorang bahwa kita tidak tertarik lagi pada mereka.

Namun, ada cara yang jauh lebih baik untuk menjelaskan kepada teman kencan soal hubungan yang tak dapat dilanjutkan tanpa membuat mereka sakit hati.

"Penolakan bisa jadi sulit diterima, akan tetapi penolakan dapat memberikan lebih banyak kejelasan daripada tren ghosting baru-baru ini," kata Kate MacLean, pakar kencan dan koordinator humas di Plenty of Fish kepada Bustle.

"Aktivitas berkencan melibatkan unsur hormat, maka penting untuk mempertimbangkan kerentanan emosi si teman kencan," imbuhnya.

Psikolog dan co-founder layanan psikologi Ohana Space, Veronica Adesla, M.Psi., Psikolog menjelaskan bahwa ghosting dengan cara-cara seperti tidak membalas chat, tidak menerima telepon, bahkan memblokir kontak teman kencan kita merupakan cara yang buruk untuk menyudahi hubungan. Sebab, hal ini akan menyulitkan si teman kencan untuk memahami sikap kita dan berujung membuat mereka sakit.

Cara terbaik untuk mengakhiri hubungan setelah kencan pertama, saran Veronica, adalah membicarakannya secara langsung alih-alih mengirim teks atau telepon.

"Urutannya, dari yang paling tidak proper, adalah chat, kemudian telepon—meski itu lebih baik daripada chat—dan yang paling baik adalah bertemu untuk menjelaskan langsung," kata Veronica.

Apabila kamu memutuskan bertatap muka dengan teman kencanmu, kata Veronica, pastikan untuk menjelaskan secara terbuka, dan sejujur-jujurnya, tentang alasanmu tidak mau melanjutkan hubungan. Gunakan juga bahasa yang sopan.

"Bagaimana pun orang tersebut layak untuk mendapatkan penjelasan yang jujur dan terbuka, akan tetapi tentu dengan bahasa yang sopan dan tidak menyakiti."

Mengutip Divethru, terdapat beberapa alternatif kalimat yang dapat dipertimbangkan untuk disampaikan saat kamu tidak mau melanjutkan hubungan dengan teman kencanmu.

Contohnya, kamu bisa menyampaikan bahwa saat ini hubungan romantis belum menjadi prioritas dalam hidup, “Sekarang posisiku belum pas untuk menjalin relasi. Masih ada komitmen-komitmen lain yang harus aku penuhi dulu.”

Atau, sampaikan sejujurnya bahwa kamu tidak melihat masa depan bersama dia, "Menurutku, pertemuan kita tidak akan mengarah ke hubungan romantis, tapi aku tetap mau berteman."

Bisa juga jelaskan alasannya seperti berikut, "Aku senang bisa kenalan sama kamu, tapi menurutku nilai-nilai yang kita anut tidak sejalan. Semoga kamu dapat yang terbaik, ya."

diajeng Mengakhiri Hubungan Setelah First Date

Kolase seni kontemporer. FOTO/iStockphoto

Veronica menegaskan bahwa kita tidak bisa mengendalikan respons orang lain terhadap penolakan yang kita berikan. Rasa marah, kecewa, dan sakit hati akibat penolakan—meski telah dijelaskan secara baik-baik—merupakan satu hal yang wajar.

Menurut Veronica, orang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik akan memahami bahwa rasa kecewa dan sakit hati merupakan konsekuensi dari sebuah hubungan. Di sisi lain, ada pula orang yang merespons penolakan secara agresif.

"Ada yang egonya merasa terganggu. Dia kemudian bersikap atau berperilaku yang tidak seharusnya, seperti agresif, menyakiti, melukai, atau bahkan mengintimidasi," papar Veronica.

Lalu, bagaimana cara mengantisipasi respons seperti itu?

Veronica menyarankan, ketika kamu memutuskan menemui teman kencanmu untuk menjelaskan bahwa hubungan kalian tidak berpotensi dilanjutkan, coba pertimbangkan untuk mengajak serta orang terdekat seperti teman atau keluarga.

Kamu bisa meminta tolong temanmu untuk menunggu di lokasi yang tidak terlalu jauh.

Selain itu, kamu juga bisa mengajak salah satu anggota keluarga untuk mendampingimu saat menemui si teman kencan.

"Itu akan lebih safe. Jadi kita mesti memikirkan safety planning. Pertama, safety planning untuk misalnya terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan. Kedua, untuk emotional support kita juga," pungkas Veronica.

Upaya manusia untuk merajut hubungan akan selalui diwarnai berbagai dinamika dan tantangan. Menjelaskan pada teman kencan bahwa kita tidak melihat masa depan bersama dia adalah salah satunya.

Apa pun metode penyampaian yang kamu pilih, pastikan untuk mengutarakannya dengan bahasa yang jelas dan baik, ya!

Baca juga artikel terkait DIAJENG PEREMPUAN atau tulisan lainnya dari Putri Annisa

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Putri Annisa
Penulis: Putri Annisa
Editor: Sekar Kinasih