tirto.id - Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) merespons dugaan adanya agenda besar politik di tengah isu miring yang menerpa dirinya dan sang putra sulung, Gibran Rakabuming Raka, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden RI. Menurutnya, isu ijazah palsu dimaksudkan untuk pemakzulan Gibran sebagai Wakil Presiden RI.
Tanggapan tersebut dilontarkan Jokowi saat ditemui awak media di kediamannya di Kelurahan Sumber, Kota Solo usai beberapa pekan terakhir berlibur ke Pulau Bali.
Awalnya Jokowi menanggapi pertanyaan awak media terkait keberlanjutan laporan dugaan pencemaran nama baik yang ia layangkan ke Polda Metro Jaya beberapa waktu lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi memilih menyerahkan semua proses hukum kepada pihak kepolisian.
“Masa ditanyakan terus, ini kan masih dalam proses penyidikan. Ya sudah serahkan pada proses hukum. Kemudian kita lihat pada sidang di pengadilan seperti apa. Tapi yang jelas saya ingin menunjukkan ijazahnya di dalam sidang pengadilan nanti,” lontar Jokowi, pada Senin (14/7/2025) sore.
Jokowi juga menegaskan bahwa dirinya tidak ada rencana menunjukan ijazah asli di luar pengadilan.
Sementara itu, saat disinggung apakah isu ijazah palsu ini bertujuan untuk mengaburkan reputasi politiknya. Secara tegas, Jokowi menyebut ada agenda politik besar terkait isu ijazah palsu.
Namun demikian, menurut Jokowi isu miring yang menerpa dirinya dan keluarganya merupakan konsekuensi menjadi politisi maupun tokoh nasional.
“Saya berperasaan memang kelihatannya ada agenda besar politik dibalik isu-isu ijazah palsu, dan isu pemakzulan [wapres Gibran] ini. Perasaan politik saya mengatakan ada agenda besar politik untuk menurunkan reputasi politik untuk men-downgrade [citra politik]," cetus Jokowi.
"Bagi saya ini biasa-biasa saja,” tutup dia.
Penulis: Febri Nugroho
Editor: Siti Fatimah
Masuk tirto.id


































