Menuju konten utama
Pendidikan Agama Islam

Jenis Salat Sunah Munfarid & Berjemaah: Ketentuan Serta Caranya

Salat sunah munfarid dan berjamaah dalam Islam ada banyak pilihan. Sebagiannya bisa dilakukan munfarid dan berjemaah sekaligus. Berikut penjelasannya.

Jenis Salat Sunah Munfarid & Berjemaah: Ketentuan Serta Caranya
Ilustrasi salat berjamaah. Islam memiliki ibadah salat sunah berjamaah dan munfarid yang dapat dilakukan untuk menambah pahala setiap muslim. foto/istockphoto

tirto.id - Salat sunah sebagai pelengkap ibadah wajib memiliki banyak pilihan yang bisa dikerjakan. Shalat sunnah munfarid dan berjamaah tersedia dari pagi sampai dini hari. Setiap muslim yang mengerjakan salat sunah akan memperoleh pahala, namun tidak ada dosa jika meninggalkannya.

Dalil anjuran mengenai salat sunah terdapat dalam hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah salat fardu. Itu pun jika sang hamba menyempurnakannya. Jika tidak, maka disampaikan, 'Lihatlah oleh kalian, apakah hamba itu memiliki amalan [salat] sunah?' Jika memiliki amalan salat sunah, sempurnakan amalan salat fardu dengan amal salat sunahnya. Kemudian, perlakukanlah amal-amal fardu lainnya seperti tadi,” (H.R. Ibnu Majah).

Jenis Salat Sunah yang Dilaksanakan Secara Munfarid

Munfarid artinya sendiri atau terpisah. Kaitannya dengan praktik salat, salat munfarid yaitu salat yang dikerjakan sendirian tanpa adanya imam dan makmum sebagaimana salat berjemaah.

Salat sunah yang lazim dikerjakan secara munfarid di antaranya salat rawatib, salat tasbih, salah duha, dan salat tahiyyatul-masjid. Rinciannya sebagai berikut:

1. Salat rawatib

Salat rawatib adalah salat sunah yang dikerjakan untuk mengiringi salat wajib (fardu). Salat rawatib ada yang dikerjakan sebelum (qabliyah) dan setelah (badiyah) salat wajib.

Setiap salat fardu memiliki anjuran berlainan untuk jumlah rakaat salat rawatibnya yang dibagi sebagai berikut:

a. Salat rawatib muakkad atau sangat dianjurkan

  • Shalat subuh: 2 rakaat sebelum subuh
  • Shalat zuhur: 2 rakaat sebelum zuhur dan 2 rakaat setelah zuhur
  • Shalat maghrib: 2 rakaat setelah maghrib
  • Shalat isya: 2 rakaat setelah isya'
b. Salat rawatib ghairu muakkad atau tidak terlalu dianjurkan

  • Shalat zuhur: 2 rakaat setelah dan sebelum zuhur
  • Shalat ashar: 2 atau 4 rakaat sebelum ashar
  • Shalat maghrib: 2 rakaat sebelum maghrib
  • Salat isya: 2 rakaat sebelum isya
Salat rawatib dilakukan dua rakaat sekali salam dalam setiap pelaksanaannya. Tata caranya sebagai berikut:

  1. Niat melakukan salat rawatib.
  2. Membaca takbiratul ihram.
  3. Membaca surah Al-Fatihah, lalu dilanjutkan salah satu surah dalam Al-Qur'an
  4. Rukuk.
  5. Iktidal.
  6. Sujud pertama.
  7. Duduk di antara dua sujud
  8. Sujud kedua rakaat pertama.
  9. Berdiri dan mengulang urutan di atas sejak membaca surah Al-Fatihah hingga sujud kedua.
  10. Duduk tasyahud.
  11. Mengucapkan salam, menoleh ke kanan dan kiri.

2. Salat tahiyyatul-masjid

Salat tahiyyatul-masjid adalah salat sunah yang dikerjakan saat seseorang masuk ke dalam masjid sebelum ia duduk. Adab ini dituntunkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melalui hadis berikut:

“Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, hendaklah salat dua rakaat sebelum duduk,” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Salat ini dikerjakan dua rakataat sekali salam. Cara salat tahiyyatul-masjid seperti salat rawatib yaitu:

  1. Niat melakukan salat tahiyyatul-masjid.
  2. Membaca takbiratul Ihram.
  3. Membaca surah Al-Fatihah, lalu dilanjutkan salah satu surah dalam Al-Qur'an
  4. Rukuk.
  5. Iktidal.
  6. Sujud pertama.
  7. Duduk di antara dua sujud
  8. Sujud kedua rakaat pertama.
  9. Berdiri dan mengulang urutan di atas sejak membaca surah Al-Fatihah hingga sujud kedua.
  10. Duduk tasyahud.
  11. Mengucapkan salam, menoleh ke kanan dan kiri.

3. Salat duha

Ketika matahari terbit setinggi tombak hingga menjelang masuknya waktu salat zuhur, seorang muslim dianjurkan mendirikan salat duha. Salat duha minimal dikerjakan dua rakaat dan dapat ditambah kelipatannya.

Salat duha ini merupakan sunah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang ia wasiatkan kepada Abu Hurairah:

"Rasulullah, kekasihku itu berwasiat padaku tiga hal: puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat salat Duha [setiap hari], dan salat Witir sebelum tidur."

Selain itu, Allah juga menjanjikan ampunan dosa bagi yang rutin mendirikan salat duha sebagaimana tertera dalam hadis:

"Siapa yang membiasakan diri [untuk menjaga] salat duha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan," (H.R. Tirmidzi).

Tata cara salat duha yaitu seorang muslim dapat mendirikannya minimal dua rakaat dan bisa ditambah kelipatan genapnya hingga total 12 rakaat. Jika lebih dari dua, pengerjaannya adalah dengan satu salam setiap dua rakaat, kemudian mengulangi lagi salat dua rakaat berikutnya.

Hal ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan Ummu Hani, ia berkata: "Rasulullah shallallau 'alaihi wa sallam pada tahun terjadinya Fathu Makkah, beliau salat duha 8 rakaat,” (H.R. Bukhari).

Secara rinci, pengerjaan salat duha dua rakaat, tata caranya adalah sebagai berikut:

  1. Niat melakukan salat duha.
  2. Membaca takbiratul Ihram.
  3. Membaca surah Al-Fatihah, lalu dilanjutkan salah satu surah dalam Alquran
  4. Rukuk.
  5. Iktidal.
  6. Sujud pertama.
  7. Duduk di antara dua sujud
  8. Sujud kedua rakaat pertama.
  9. Berdiri dan mengulang urutan di atas sejak membaca surah Al-Fatihah hingga sujud kedua.
  10. Duduk tasyahud.
  11. Mengucapkan salam, menoleh ke kanan dan kiri.

4. Salat Tasbih

Sesuai dengan namanya, salat tasbih adalah salat sunah untuk memperbanyak tasbih. Di dalam salat ini, tasbih dibaca setidaknya sebanyak 300 kali. Pengerjaannya dapat dilakukan siang hari atau malam hari. Tidak ada waktu khusus untuk mendirikan salat Tasbih.

Salat Tasbih ini hukumnya sunah sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Abbas ketika ia mengajarkan kepada pamannya Abbas bin Abdul Muthallib mengenai salat Tasbih:

"Wahai Abbas, pamanku, sukakah paman, aku beri, aku ajari 10 macam kebaikan yang dapat menghapus 10 macam dosa? Jika Paman mengerjakan hal tersebut, Allah akan mengampuni dosa-dosa Paman, baik yang awal maupun yang akhir, baik yang sudah lalu maupun yang akan datang, baik yang disengaja maupun tidak, baik yang kecil maupun yang besar, baik yang samar-samar maupun yang terang-terangan.

10 macam kebaikan itu adalah, Paman mengerjakan salat empat rakaat, dan setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan surah, apabila selesai membaca itu, dalam rakaat pertama dan masih [dalam posisi] berdiri, bacalah "Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar" sebanyak 15 kali, lalu rukuk, dan dalam rukuk membaca bacaan seperti itu sebanyak 10 kali, kemudian mengangkat kepala dari rukuk [iktidal] juga membaca itu 10 kali, lalu sujud juga membaca 10 kali, setelah itu mengangkat kepala dari sujud [duduk di antara dua sujud] juga membaca 10 kali, lalu sujud juga membaca 10 kali, kemudian mengangkat kepala dan membaca 10 kali, jumlahnya ada 75 kali dalam setiap rakaat, paman dapat melakukannya dalam empat rakaat." (H.R. Abu Dawud).

Salat tasbih dikerjakan dengan jumlah empat rakaat, baik itu dengan sekali salam atau dua kali salam. Jika dikerjakan dengan dua kali salam, maka salat Tasbih didirikan masing-masing dua rakaat.

Tata cara pengerjaan salat tasbih adalah sebagai berikut:

  1. Niat melakukan salat tasbih.
  2. Takbiratul Ihram.
  3. Membaca surah Al-Fatihah
  4. Membaca surah pendek.
  5. Membaca tasbih (subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar) 15 kali.
  6. Rukuk, membaca tasbih rukuk.
  7. Sebelum bangun iktidal, membaca tasbih (subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar) 10 kali.
  8. Iktidal.
  9. Di posisi iktidal sebelum sujud, membaca tasbih (subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar) 10 kali.
  10. Sujud.
  11. Dalam posisi sujud sebelum bangun untuk duduk di antara dua sujud membaca tasbih (Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar) 10 kali.
  12. Duduk di antara dua sujud.
  13. Dalam posisi duduk, sebelum sujud kedua, membaca tasbih (subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar) 10 kali.
  14. Sujud kedua.
  15. Dalam posisi sujud kedua, sebelum bangun, membaca tasbih (subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar) 10 kali.
  16. Duduk untuk bangun melanjutkan rakaat kedua. Sebelum bangun dalam posisi duduk membaca tasbih (subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar) 10 kali.
  17. Bangun, melakukan rakaat kedua seperti rakaat pertama.
  18. Untuk rakaat terakhir sebelum salam, baik itu rakaat kedua atau rakaat keempat, sebagai ganti poin 15, sebelum salam membaca tasbih (subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar) 10 kali sehingga tetap dalam rakaat tersebut tasbih diucapkan 75 kali.

Jenis Salat Sunnah yang Dilaksanakan Berjemaah

Sebagian salat sunah dikerjakan secara berjemaah. Contohnya yaitu salat Idulfitri, salat Iduladha, dan salat istisqa. Penjelasannya seperti berikut:

1. Salat Idulfitri dan Iduladha

Saat Idulfitri dan Iduladha dikerjakan berjemaah. Keduanya dilakukan dengan tata cara yang sama tapi waktu pelaksanaannya berbeda.

Salat Idulfitri dilaksanakan pada 1 Syawal setelah umat Islam selesai melaksanakan puasa Ramadhan sebulan penuh. Adapun salat Iduladha dikerjakan setiap 10 Zulhijah yang dilanjutkan dengan aktivitas penyembelihan hewan kurban.

Kedua salat tersebut hukumnya sunah dan lebih dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjemaah. Setelah selesai salat Id dilakukan khutbah. Tata cara salat Id sebagai berikut:

  1. Berniat dan dilanjutkan dengan takbiratul ihram
  2. Membaca doa iftitah (sunah)
  3. Membaca takbir tujuh kali di luar takbiratul ihram.
    • Di sela-sela takbir membaca "Allahu akbar kabira, wal hamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukratan wa ashila". Artinya: "Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang."
    • Dapat juga membaca bacaan "Subhanallah wal hamdulillah walaa ilaaha illallah wallahu akbar". Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”
  4. Membaca surah Al-Fatihah
  5. Bacaan sholat Idulfitri selanjutnya yaitu membaca surah lain. Pasangan surah yang dianjurkan untuk dibaca setelah Al-Fatihah pada rakaat pertama dan kedua yaitu surah Qaf lalu Al-Qamar, atau surah Al-A'la lalu Al-Ghasyiyah.
  6. Rukuk
  7. Iktidal dan membaca doa:
  8. Sujud
  9. Duduk di antara dua sujud
  10. Sujud kedua
  11. Duduk istirahat
  12. Kembali berdiri hingga bersedekap
  13. Takbir lima kali. Di sela-sela takbir mengucapkan bacaan seperti pada rakaat pertama.
  14. Membaca Al-Fatihah
  15. Surah pendek
  16. Rukuk
  17. Iktidal
  18. Sujud
  19. Duduk di antara dua sujud
  20. Sujud kedua
  21. Tasyahud akhir hingga salam

2. Salat istisqa

Salat istisqa adalah salah sunah dua rakaat yang dilakukan untuk meminta turun hujan kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Salat ini lazim dilakukan saat terjadi kemarau panjang.

Tata cara salat istisqa dan khutbahnya sebagai berikut:

a. Salat dua rakaat, dengan ketentuan:

  1. Rakaat pertama takbir tujuh kali sebelum membaca Surah Al-Fatihah, dilanjutkan dengan rukuk, sujud, duduk di antara sujud, dan sujud kedua seperti salat sunah lain.
  2. Rakaat kedua takbir lima kali sebelum membaca Surah Al-Fatihah, dilanjutkan dengan rukuk, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kedua, dan salam.
b. Khutbah salat istisqa dilakukan sebelum atau setelah salat. Hal yang dianjurkan yaitu:

  • Jumhur ulama berpendapat, khotbah lebih utama dilakukan setelah salat istisqa.
  • Sebelum khutbah pertama, khatib membaca istighfar sembilan kali.
  • Sebelum khutbah kedua, khatib membaca istighfar tujuh kali.
Dalam pelaksanaan salat istisqa dianjurkan untuk melantunkan doa. Sa‘id bin Muhammad Ba‘asyin dalam Busyral Karim menerangkan, doa yang dapat dibaca sebagai berikut:

Allāhummasqinā ghaitsan mughītsan hanī’an marī‘an (lan riwayat murī‘an) ghadaqan mujallalan thabaqan sahhan dā’iman.

Allāhummasqināl ghaitsa, wa lā taj‘alnā minal qānithīn.

Allāhumma inna bil ‘ibādi wal bilādi wal bahā’imi wal khalqi minal balā’i wal juhdi wad dhanki mā lā nasykū illā ilaika.

Allāhumma anbit lanaz zar‘a, wa adirra lanad dhar‘a, wasqinā min barakātis samā’i, wa anbit lanā min barakātil ardhi.

Allāhummarfa‘ ‘annal jahda wal jū‘a wal ‘urā, waksyif ‘annal balā’a mā lā yaksyifuhū ghairuka.

Allāhumma innā nastaghfiruka, innaka kunta ghaffārā, fa arsilis samā’a ‘alainā midrārā.

Artinya:

"Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan yang menolong, mudah, menyuburkan, yang lebat, banyak, merata, menyeluruh, dan bermanfaat abadi.

Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan. Jangan jadikan kami orang yang putus harapan.

Ya Allah, sungguh banyak hamba, negeri, dan jenis hewan, dan segenap makhluk lainnya mengalami bencana, paceklik, dan kesempitan, kami tidak mengadu selain kepada-Mu.

Ya Allah, tumbuhkan tanaman kami, deraskan air susu ternak kami, turunkan pada kami air hujan karena berkah langit-Mu, dan tumbuhkan tanaman kami dari berkah bumi-Mu.

Ya Allah, angkatlah kesusahan paceklik, kelaparan, ketandusan dari bahu kami. Hilangkan dari kami bencana yang hanya dapat diatasi oleh-Mu.

Ya Allah, sungguh kami memohon ampun kepada-Mu, karena Kau MahaPengampun. Maka turunkan pada kami hujan deras dari langit-Mu."

Jenis Salat Sunnah yang Bisa Dilaksanakan Munfarid dan Berjemaah

Salat sunah pun ada yang bisa dikerjakan secara munfarid dan berjemaah sekaligus. Salat sunnah berjamaah dan munfarid ini contohnya salat tahajud, tarawih, dan witir.

Ketentuan shalat sunnah berjamaah dan munfarid tersebut yaitu:

1. Salat tahajud

Salat tahajud adalah salat sunah yang dikerjakan malam hari setelah tidur, walaupun hanya sebentar. Keutamaan salat Tahajud ini tertera dalam Al-Qur'an surah Al-Isra ayat 79:

"Dan pada sebagian malam hari, salat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji," (Al-Isra [17]: 79).

Salat tahajud didirikan dengan jumlah rakaat genap, minimal dua dan dapat ditambah kelipatannya. Karena itulah, salat tahajud dapat dikerjakan dalam dua, empat, enam, delapan, 12 rakaat dan seterusnya.

Secara rinci, pengerjaaan salat tahajud dua rakaat, tata caranya adalah sebagai berikut:

  1. Niat melakukan salat tahajud
  2. Membaca takbiratul Ihram.
  3. Membaca surah Al-Fatihah, lalu dilanjutkan salah satu surah dalam Alquran
  4. Rukuk.
  5. Iktidal.
  6. Sujud pertama.
  7. Duduk di antara dua sujud
  8. Sujud kedua rakaat pertama.
  9. Berdiri dan mengulang urutan di atas sejak membaca surah Al-Fatihah hingga sujud kedua.
  10. Duduk tasyahud.
  11. Mengucapkan salam, menoleh ke kanan dan kiri.

2. Salat witir

Salat witir adalah salat penutup yang dikerjakan usai mendirikan salat-salat malam, seperti salat tarawih dan tahajud. Kendati demikian, salat Witir juga dapat dikerjakan secara tersendiri, tanpa harus didahului salat-salat sunah malam lainnya.

Salat Witir dianjurkan didirikan secara munfarid, kecuali pada Ramadhan sebaiknya dikerjakan berjamaah. Pengerjaan salat Witir ini dilakukan dengan rakaat ganjil, mulai dari satu rakaat, tiga, lima, hingga maksimal 11 rakaat.

Kesunahan salat Witir ini tertera dalam sabda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam:

" ... [salat) Witir itu adalah hak setiap muslim, siapa yang lebih suka witir lima rakaat, maka kerjakanlah, dan barang siapa yang lebih suka witir satu rakaat, maka kerjakanlah," (H.R. Abu Daud dan Nasa'i).

Cara mendirikan salat witir untuk jumlah tiga rakaat sekali salam sebagai berikut:

  1. Niat melakukan salat witir.
  2. Mengucapkan takbir ketika takbiratul ihram.
  3. Membaca surah Al-Fatihah dan setelah itu membaca salah satu surah dalam Alquran.
  4. Rukuk.
  5. Itidal.
  6. Sujud pertama.
  7. Duduk di antara dua sujud.
  8. Sujud kedua.
  9. Berdiri kembali dan ulangi langkah pada rakaat kedua mulai dari membaca surah Al-Fatihah sampai sujud kedua. Lalu berdiri untuk melanjutkan rakaat ketiga.
  10. Pada rakaat ketiga ulangi dari langkah membaca surah Al-Fatihah sampai pada sujud kedua. Pada sujud kedua, lakukan duduk tasyahud akhir dan tutup dengan salam.

3. Salat tarawih

Salat tarawih adalah ibadah salat sunah malam (qiyamullail) yang hanya ada pada bulan Ramadan. Salat sunah tahunan ini bisa dikerjakan sendirian atau berjamaah.

Anjuran mendirikan salat tarawih tertera dalam sabda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam:

"Barangsiapa beribadah [tarawih] pada Ramadan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau," (H.R. Bukhari dan Muslim).

Pengerjaan salat tarawih dapat didirikan 8 rakaat atau 20 rakaat. Keduanya memiliki dalil yang sama-sama kuat. Pengerjaannya dapat dilakukan masing-masing dua rakaat dengan sekali salam atau empat rakaat sekali salam.

Tata cara shalat sunnah berjamaah dan munfarid tarawih dapat dikerjakan dengan urutan sebagai berikut:

  1. Niat melaksanakan salat tarawih
  2. Mengucap takbir saat takbiratul ihram.
  3. Membaca surah Al-Fatihah. Kemudian membaca salah satu surah dalam Alqur'an
  4. Rukuk
  5. Itidal
  6. Sujud pertama
  7. Duduk di antara dua sujud
  8. Sujud kedua
  9. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua
  10. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama seperti rakaat pertama.
  11. Salam pada rakaat kedua atau rakaat keempat.

Baca juga artikel terkait SHALAT SUNNAH BERJAMAAH atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar