tirto.id - Salah satu shalat sunnah yang sangat dianjurkan pengerjaannya adalah shalat rawatib. Shalat sunnah ini dikerjakan secara tetap sebelum atau sesudah shalat wajib lima waktu. Berikut ini hikmah shalat sunnah rawatib dan cara membiasakannya.
Anjuran pengerjaan salat rawatib tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW:
"Barangsiapa mengerjakan salat sunah dalam sehari-semalam sebanyak 12 rakaat, maka karena sebab amalan tersebut, ia akan dibangun sebuah rumah di surga,” (H.R. Muslim).
Pengertian salat rawatib adalah salat sunah yang mengiringi salat wajib lima waktu, baik dikerjakan sebelum atau sesudah salat fardu tersebut.
Apabila salat rawatib itu dikerjakan sebelum salat wajib, ia dikenal dengan salat sunah qabliyah, sedangkan yang dikerjakan usai salat fardu adalah salat sunah bakdiyah.
Secara umum, hikmah pengerjaan salat sunah rawatib qabliyah adalah untuk mempersiapkan jiwa dan mental sebelum mendirikan salat wajib.
Bagaimanapun juga, sebelum mengerjakan salat wajib, pikiran kita sering kali disibukkan dengan perkara duniawi.
Karena itu, salat sunah qabliyah bertujuan untuk memfokuskan pikiran agar tidak lalai, serta menambah kekhusyukan saat mengerjakan salat wajib.
Sementara itu, salat sunah bakdiyah didirikan untuk menambal kekurangan selama pengerjaan salat fardu.
Sebab, tak jarang ketika mendirikan salat fardu, ada banyak kelalaian yang dikerjakan. Karena itulah, kemudian salat rawatib menyempurnakannya.
Berikut ini rincian terkait hikmah salat sunah rawatib, sebagaimana ditulis Sutrisno dalam buku Fikih (2020) yang diterbitkan Kementerian Agama (Kemenag) RI.
1. Menyempurnakan pahala ibadah salat wajib lima waktu
2. Menghapus dosa-dosa yang pernah dilakukan.
3. Mencegah perbuatan buruk.
4. Pahalanya lebih baik daripada dunia dan seisinya.
5. Orang yang rutin mengerjakan salat sunah rawatib akan dibangunkan rumah di surga.
Di antara dalil hikmah dan keutamaan salat rawatib di atas tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:
“Dua rakaat fajar (salat rawatib qabliyah subuh) itu lebih baik daripada dunia dan seisinya,” (H.R. Muslim)
Di hadis lain, Rasulullah SAW bersabda: “Semoga Allah merahmati orang yang shalat 4 rakaat sebelum Asar,” (H.R. Ahmad, Abu Daud, dan Tirmidzi).
Cara Membiasakan Shalat Sunah Rawatib
Umat Islam dianjurkan untuk membiasakan mendirikan salat sunah rawatib.
Hikmah salat rawatib yang dapat memperbaiki dan menyempurnakan amalan salat fardu termasuk keutamaan sangat agung dalam Islam.
Pasalnya, ibadah salat adalah ibadah yang sangat penting bagi seorang muslim. Hal itu tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:
“Pertama kali amal (perbuatan) yang dihisab atas seorang hamba pada hari kiamat (nanti) adalah salat. Jika (ternyata) salat itu baik, maka baiklah seluruh amalnya, dan jika (ternyata) salatnya rusak (jelek), maka rusaklah (jeleklah) seluruh amalnya”
Kemudian, beliau SAW bersabda lagi : “Pada tiap antara dua azan (azan dan iqamat) ada salat (sunah), pada tiap azan dan iqamat ada shalat (sunah), pada tiap azan dan iqamat ada salat (sunah) setelah mengatakan tiga kali, bagi siapa yang mau mengerjakannya,” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Berdasarkan hadis di atas juga, pengerjaan salat sunah rawatib dapat dilakukan berdasarkan rincian berikut:
- Empat rakaat sebelum Zuhur
- Dua rakaat sesudah Zuhur
- Dua rakaat sesudah Maghrib
- Dua rakaat sesudah Isya
- Dua rakaat sebelum Subuh
Variasi pengerjaan salat sunah rawatib ada yang muakkad (sangat dianjurkan) dan ghairu muakkad (sekadar dianjurkan). Detail pengerjaan salat sunah rawatib dapat dilihat di sini.
Untuk membiasakan salat sunah rawatib, seorang muslim dapat memulainya secara perlahan-lahan.
Jika sudah terbiasa mengerjakan salat sunah 2 rakaat sebelum salat Zuhur, pekan depan dapat dilanjutkan dengan menambahkan lagi dengan 2 rakaat setelah salat Zuhur. Begitu terus hingga terbiasa mengerjakan 12 rakaat salat sunah rawatib setiap harinya.
Perlu diketahui bahwa kadar keimanan seorang muslim adalah fluktuatif, kadang bertambah dan kadang berkurang.
Selagi keimanan bertambah, seorang muslim seyoganya memperbanyak amalan sunah, termasuk salat rawatib.
Sebaliknya, ketika kadar keimanan berkurang, jangan sampai melupakan ibadah wajib, serta salat rawatib cukup dikerjakan sebisa mungkin dan diiringi dengan doa agar kembali diistikamahkan beribadah di jalan Allah SWT.
Editor: Addi M Idhom