tirto.id - Pemerintah Lebanon melaporkan sekitar satu juta warga telah lari meninggalkan rumah mereka. Warga yang mencapai seperlima populasi Lebanon itu telah meninggalkan Lebanon selatan dan tidur di lapangan parkir dekat Sidon.
Warga meninggalkan perbatasan setelah tank-tank Israel terlihat berkumpul di perbatasan Lebanon. Eskalasi tidak lepas setelah Hizbullah menyatakan siap untuk menghadapi serangan darat Israel. Selain itu, jet-jet Israel terus menyerang berbagai target di ibu kota Lebanon, Beirut.
Sejumlah warga dikabarkan takut saat mengungsi. Salah satu warga di desa pegunungan Aramoun, Ghada Fawaz, bercerita melihat ketakutan pengungsi saat menerima kelompok pengungsi di apartemennya.
"Setiap hari sewaktu saya lewat dan mengetuk pintu mereka untuk mengetahui keadaan mereka dan melihat apa yang mereka perlukan, saya merasakan ketakutan dan kecemasan di mata mereka. Mereka selalu ketakutan akan terluka di tempat mereka mengungsi, jangan sampai terjadi. Ini karena begitu banyak yang telah mereka alami dan mereka saksikan," kata Ghada sebagaimana dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (1/10/2024).
Salah satu pengungsi, Raed Ali, merupakan salah satu pengungsi yang melarikan diri dari Suriah ke kawasan Dahiyeh di pinggiran Kota Beirut dan melarikan diri ke Beirut.
“Saya punya keluarga, lima anak perempuan, dan juga keluarga abang saya. Kami tidak tahu ke mana harus pergi. Itulah masalahnya, kami tidak tahu bagaimana nasib kami sendiri," kata Raed Ali.
Pasukan Israel telah melancarkan banyak serangan kepada Hizbullah ke berbagai tempat di Lebanon selama 2 pekan terakhir. Kini, Hizbullah dan Israel saling melepaskan tembakan melintasi perbatasan sejak dimulainya perang di Gaza yang dipicu oleh serangan 7 Oktober oleh militan Hamas.
Sumber: VOA Indonesia
#voaindonesia
Editor: Intan Umbari Prihatin