tirto.id - Pemimpin sementara Hizbullah, Naim Kassem, berjanji Hizbullah akan melawan Israel dan siap bertempur jangka panjang pada Senin (30/9/2024).
Dalam salah satu pernyataan, sebagaimana dikutip dari VOA Indonesia, Hizbullah siap menghadapi serangan darat Israel. Mereka sudah menyiapkan komandan baru untuk mengisi pos komandan yang tewas terbunuh.
“Kami tahu pertempuran ini mungkin akan berlangsung lama dan pilihannya terbuka bagi kami. Kami akan menghadapi kemungkinan apa pun dan siap jika Israel memutuskan untuk masuk melalui jalur darat. Pasukan perlawanan siap untuk pertempuran darat,” kata Kassem sebagaimana dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (1/10/2024).
Kassem, yang juga anggota pendiri Hizbullah dan lama menjadi wakil Nasrallah, akan menjadi pemimpin tertinggi kelompok Hizbullah hingga pemilihan pemimpin baru. Perlu diketahui, pemimpin Hizbullah, Hasan Nasrallah, beserta 6 komandan dan pejabat tinggi kelompok tersebut tewas dalam serangan militer Israel dalam 10 hari terakhir.
Hingga saat ini, beredar informasi pengganti Nasrallah sebagai pemimpin Hizbullah adalah Hashem Safieddine. Hashem adalah sepupu Nasrallah yang mengawasi urusan politik Hizbullah.
Terpisah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa negaranya sedang menjalani “hari-hari yang menentukan”.
“Kita berperang demi keberadaan kita sendiri. Kita akan bersatu, bergandengan tangan, dan mengalahkan musuh-musuh kita,” ungkap Netanyahu.
Sebelumnya, Israel, lewat Juru Bicara Pemerintah Israel, David Mencer, mengklaim tidak ada tempat yang tidak dijangkau Israel dalam mempertahankan diri. Mereka juga tidak akan berhenti hingga tujuan perang tercapai.
Saat ini, Israel menghadapi Iran di 7 medan perang berbeda. sementara itu, Israel mengeklaim tidak berperang melawan Lebanon. Mereka justru meminta Lebanon menyingkir dari sisi selatan negara seuai resolusi PBB Nomor 1559 dan 1701.
“Israel siap melakukan apa pun yang diperlukan, baik melalui diplomasi maupun aksi militer untuk mencapai tujuan itu, agar rakyat kami dapat kembali ke rumah mereka,” ujarnya.
Sementara itu, Lebanon, lewat Penjabat Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, mengatakan, Israel justru memilih pengkhianatan daripada mencari solusi saat Lebanon mendatangi PBB dalam rapat kabinet darurat Sabtu (28/9/2024) lalu.
Mikati juga mengecam Israel atas serangan di Beirut dan Lebanon di tengah upaya dunia untuk mencapai gencatan senjata. Mikati juga menyerukan persatuan rakyat Lebanon setelah 1.000 orang lebih warga Lebanon tewas dalam 2 minggu terakhir.
“Dalam semua pertemuan yang saya adakan di PBB, saya merasakan dukungan penuh bagi kami dari teman-teman Lebanon, serta desakan untuk menghentikan agresi Israel. Namun sayangnya, hukum rimba yang mengendalikan dunia telah membuat pihak musuh, Israel, menggagalkan semua upaya untuk mencapai gencatan senjata dan meneruskan perangnya melawan Lebanon, karena negara itu tidak peduli pada hukum dan legitimasi internasional,” jelasnya.
Sumber: VOA Indonesia
#voaindonesia
Editor: Intan Umbari Prihatin