tirto.id - Juru Bicara Militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengakui bahwa pihaknyalah yang telah membunuh beberapa tokoh Hizbullah. Selain Hassan Nasrallah, Hagari menyebut bahwa pihaknya telah membunuh tokoh senior Hizbullah lainnya, yakni Nabil Kaouk pada Minggu (29/9/2024).
“Hassan Nasrallah, pemimpin organisasi teroris jahat, teroris-teroris senior yang dibasmi bersamanya, dan markas-markas besar utamanya adalah target militer yang sah menurut hukum internasional,” kata Hagari dikutip VOA Indonesia.
Hizbullah belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait tewasnya Nasrallah dan Kaouk. Meski demikian, para pendukungnya telah mengirimkan pesan duka untuk kedua tokoh tersebut sejak Sabtu, hari Kaouk dilaporkan tewas akibat serangan udara.
Secara terpisah, Juru Bicara Sekjen PBB, Antonio Guterres Stephane Dujarric, mengungkapkan keprihatinannya atas meningkatnya eskalasi kekerasan di Beirut, Lebanon, dalam 24 jam terakhir.
“Siklus kekerasan ini harus dihentikan sekarang dan semua pihak harus mundur. Rakyat Lebanon, rakyat Israel, serta wilayah yang lebih luas, tidak mampu menghadapi perang habis-habisan ini,” katanya dalam pernyataan itu.
Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Abiad, melaporkan bahwa jumlah korban tewas di negaranya akibat serangan udara Israel terus meningkat. Abiad sendiri menyebut para korban tewas itu sebagai martir.
“Sejak peristiwa dimulai pada Oktober 2023, sudah ada 1.640 martir yang gugur, termasuk 104 anak-anak dan 194 perempuan, serta 8.408 luka-luka. Dan perlu kami sampaikan bahwa masih ada martir di bawah reruntuhan, orang-orang yang dinyatakan hilang dan mayat-mayat,” kata Abiad.
Penjabat Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, dikabarkan telah mengadakan rapat kabinet pada Sabtu malam. Dia mengutuk sikap Israel yang mengabaikan hukum dan legitimasi. Menurutnya, serangkaian serangan Israel di Beirut bagian selatan adalah bukti nyata atas hal itu.
Mikati menegaskan kembali seruannya agar masyarakat internasional berupaya menghentikan agresi Israel dan memaksanya mematuhi Resolusi Dewan Keamanan PBB.
“Apa pun yang terjadi dan tidak peduli berapa lama perang ini berlangsung, kita akan kembali ke Resolusi PBB Nomor 1701. Jadi, mari kita hindari pertumpahan darah dan kembali ke resolusi itu. Militer Lebanon siap melaksanakan resolusi ini,” ujar Mikati.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fadrik Aziz Firdausi