tirto.id - Pemerintah Israel resmi meratifikasi kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok militan Hamas pada Jumat (10/10/2025). Berdasarkan kesepakatan tersebut, penghentian tembak akan dimulai dalam 24 jam dan pembebasan sandera Israel dalam waktu 72 jam berikutnya.
"Pemerintah baru saja menyetujui kerangka kerja pembebasan semua sandera, baik yang hidup maupun yang meninggal," tulis pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melalui akun X resminya, dilansir melalui Reuters.
Kabinet Israel menyetujui perjanjian itu sekitar sehari setelah mediator mengumumkannya. Kesepakatan ini, juga mencakup pembebasan sandera Israel dengan imbalan tahanan Palestina, serta penarikan pasukan Israel dari Gaza di bawah inisiatif yang diusung Presiden AS Donald Trump.
Baik warga Israel maupun Palestina menyambut gembira pengumuman tersebut. Kepala Hamas di Gaza yang diasingkan, Khalil Al-Hayya, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima jaminan dari Amerika Serikat dan mediator lain bahwa perang akan benar berakhir.
Menurut juru bicara pemerintah Israel, gencatan senjata akan mulai berlaku dalam 24 jam setelah keputusan kabinet disetujui. Setelah itu, proses pembebasan sandera akan berlangsung secara bertahap selama tiga hari.
Begitu gencatan senjata berlaku, bantuan kemanusiaan akan mulai mendatangi ke Gaza. Truk-truk yang membawa makanan dan obat-obatan diperkirakan segera memasuki wilayah tersebut untuk membantu ratusan ribu warga yang kehilangan tempat tinggal akibat serangan militer Israel.
Lebih lanjut, Donal Trump sebagai mediator akan mendatangi wilayah Timur Tengah pada Minggu (12/10/2025) mendatang. Dia dijadwalkan untuk menghadiri upacara penandatanganan di Mesir dan Ketua Knesset Israel Amir Ohana mengundangnya untuk berpidato di badan legislatif.
Pidato ini disebut sebagai pidato pertama oleh Presiden AS sejak 2008 silam.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama
Masuk tirto.id


































