Menuju konten utama

Isra Miraj 2024 Jatuh pada Tanggal 8 Februari, Ini Sejarahnya

Peringatan Isra Miraj 2024 jatuh pada tanggal 8 Februari 2024 atau 27 Rajab 1445 Hijriah. Berikut sejarah dan kronologi Isra miraj dalam agama Islam.

Isra Miraj 2024 Jatuh pada Tanggal 8 Februari, Ini Sejarahnya
ratusan ribu umat muslim yang tergabung dalam majelis rasulullah melaksanakan dzikir dan sholawat untuk memperingati isra' miraj di masjid istiqlal, jakarta, jum'at (6/5). tirto/andrey gromico

tirto.id - Peringatan Isra Miraj 2024 jatuh pada tanggal 8 Februari 2024 atau 27 Rajab 1445 Hijriah. Bagaimanakah kisah Isra Miraj tersebut dan apa makna yang ada di dalamnya menurut agama Islam?

Isra adalah keberangkatan Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Yerusalem, Palestina. Sementara itu, Miraj merupakan perjalanan beliau dari Baitul Maqdis (sekarang Masjid Al Aqsa) ke Sidratul Muntaha (langit ketujuh).

Berikut ini keterangan mengenai Isra Miraj 2024, kronologi kisah, dan maknanya menurut Islam.

Sejarah Isra Miraj dan Kronologi Peristiwanya

Peristiwa Isra Miraj dipercaya secara umum oleh orang-orang Islam terjadi pada 27 Rajab. Akan tetapi, terdapat beberapa pandangan yang berbeda tentang tanggal kejadiannya.

Kendati demikian, Indonesia maupun masyarakat Islam sedunia memperingatinya setiap 27 Rajab.

Pada tahun 2024, peringatan Isra Miraj jatuh bertepatan dengan tanggal 8 Februari 2024 (termasuk sebagai hari libur nasional).

Kedua peristiwa ini terjadi dalam kurun waktu satu malam. Kejadian itu tertuang dalam Al Quran, sebagaimana ada dalam Surah Al Isra Ayat 1 yang berbunyi:

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Latin:

Subḥānal-lażī asrā bi‘abdihī lailam minal-masjidil ḥarāmi ilal-masjidil-aqṣal-lażī bāraknā ḥaulahū linuriyahū min āyātinā, innahū huwas-samī‘ul-baṣīr(u).

Arti:

“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”

Peristiwa Isra dan Miraj terjadi ketika Rasulullah sedang tidur di Ka’bah sekitar 621 Masehi dahulu kala. Jibril kala itu mendatangi Muhammad SAW, seraya memberikan tunggangan yang dikenal umat Islam sebagai Buraq.

Perjalanan dimulai oleh Rasulullah dari Ka’bah, Kota Mekkah, ke Baitul Maqdis, Yerusalem, Palestina. Dari tempat itu, beliau melanjutkan perjalanan ke Sidratul Muntaha (langit ketujuh).

Ketika sampai di sana, Rasulullah SAW mendapatkan perintah tentang pelaksanaan shalat sebanyak 50 kali sehari. Setelah menerima wahyu itu, Nabi pergi lagi turun dan mendapatkan petuah dari Nabi Musa AS.

Pendahulunya menginformasikan bahwa jumlah shalat terlalu banyak, kemudian diberikan nasehat untuk meminta pengurangan. Alhasil, penganut Agama Islam sekarang menjalani shalat wajib hanya sebanyak 5 kali dalam sehari.

Makna Isra Miraj dalam Islam

ilustrasi kronik ramadan wahyu pertama

ilustrasi kronik ramadan wahyu pertama. tirto.id/Sabit

Sebagaimana kronologi kisah Isra Miraj di atas, kita dapat memantau bagaimana Rasulullah menjalani rute istimewa yang terkesan di luar nalar. Sehubungan dengan itu, perjalanan istimewa itu dilakukan demi memperoleh perintah shalat.

Seperti dikutip dari NU Online, salah satu makna atau hikmah yang ada di balik Isra Miraj adalah pentingnya shalat 5 waktu. Tanpa menggunakan perantara Malaikat Jibril, Allah SWT langsung memberikan perintah itu kepada Nabi Muhammad SAW.

Kemudian, terdapat pula makna bahwa Islam merupakan agama yang suci. Hal ini dilihat dari kejadian saat Rasulullah diberikan pilihan untuk meminum cawan berisi anggur atau susu.

Nabi Muhammad saat itu lebih memilih meminum cawan yang isinya susu. Menanggapi itu, Jibril berkata “Engkau telah diberikan hadiah kesucian”. Hal itu sekiranya melambangkan Islam sebagai agama yang suci.

Selain itu, Isra Miraj yang tak bisa diterka dengan nalar ini juga menunjukkan bahwa terdapat hal-hal gaib yang terjadi di alam semesta. Rasulullah SAW melihat itu semua selama perjalanannya menuju Sidratul Muntaha.

Baca juga artikel terkait HARI PENTING atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani