Menuju konten utama
Ramadhan 2024

Surat Edaran Menag RI Tahun 2024 tentang Panduan Ibadah Ramadhan

Menteri Agama RI menerbitkan Surat Edaran Nomor 1 Tahun 2024, tentang panduan penyelenggaraan ibadah Ramadhan 2024. Simak poin penting dan isi lengkapnya. 

Surat Edaran Menag RI Tahun 2024 tentang Panduan Ibadah Ramadhan
Warga beraktifitas di luar masjid menunggu waktu Salat Tarawih di Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo, Jawa Tengah, Senin (11/3/2024). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/wpa.

tirto.id - Jelang Ramadhan tahun 2024, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menerbitkan Surat Edaran Nomor 1 Tahun 2024 yang berisi pedoman Ibadah Ramadhan 2024. Kemenag menggelar sidang isbat untuk menentukan puasa awal Ramadhan 1445 H pada Minggu, 10 Maret 2024.

Sidang Isbat jadi penentu apakah puasa Ramadhan 2024 jatuh tanggal 11 atau 12 Maret. Sementara itu, Muhammadiyah sudah menetapkan bahwa awal puasa Ramadhan ditetapkan hari Senin, 11 Maret 2024.

Lewat penerbitan surat edaran ini, Menag mengimbau umat Islam untuk tetap menjaga ukhuwah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan dalam penetapan awal puasa.

Isi Surat Edaran Menag RI Nomor 1 Tahun 2024

Berikut rincian isi SE Menag RI Nomor 1 Tahun 2024 tentang Puasa Ramadhan Tahun 2024:

  1. Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadhan 1445 Hijriah/2024 Masehi.
  2. Umat Islam melaksanakan ibadah Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri sesuai dengan syariat Islam dan menjunjung tinggi nilai toleransi.
  3. Umat Islam dianjurkan untuk mengisi dan meningkatkan syiar pada bulan Ramadhan dengan tetap mempedomani Surat Edaran Menteri Agama Nomor 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala.
  4. Umat Islam diimbau untuk melaksanakan berbagai kegiatan di masjid, musala, dan tempat lain dalam rangka syiar Ramadhan dan menyampaikan pesan-pesan taqwa serta mempererat persaudaraan sesama anak bangsa.
  5. Takbiran Idul Fitri dilaksanakan di masjid, musala, dan tempat lain dengan ketentuan mengikuti Surat Edaran Menteri Agama Nomor 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala.
  6. Takbir keliling dilakukan mengikuti ketentuan pemerintah setempat dan aparat keamanan dengan tetap menjaga ketertiban, menjunjung nilai-nilai toleransi, dan menjaga ukhuwah islamiyah.
  7. Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah/2024 Masehi dapat diadakan di masjid, musala, dan lapangan.
  8. Materi ceramah Ramadhan dan Khutbah Idul Fitri disampaikan dengan menjunjung tinggi ukhuwah Islamiyah, mengutamakan nilai-nilai toleransi, persatuan dan kesatuan bangsa, serta tidak bermuatan politik praktis sesuai dengan Surat Edaran Menteri Agama Nomor 09 Tahun 2023 tentang Pedoman Ceramah Keagamaan.
  9. Mengimbau kepada umat Islam untuk lebih mengoptimalkan zakat, infak, wakaf, dan sedekah di bulan Ramadhan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan umat.

Aturan Penggunaan Pengeras Suara Selama Ramadhan 2024

Terkait penggunaan pengeras suara selama Ramadhan 2024, Menag Yaqut berpesan agar umat Islam tetap mengacu kepada Surat Edaran Menag Nomor 5 Tahun 2022, tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala.

Surat Edaran tersebut mengatur soal volume pengeras suara yang mesti disesuaikan dengan kebutuhan, dan paling besar 100 dB (desibel).

Pengaturan volume bertujuan untuk menjaga ketentraman dan kenyamanan masyarakat dan semua umat beragama, termasuk menciptakan kondisi agar umat Muslim bisa beribadah dengan lebih khusyuk.

Saat pelaksanaan Shalat Tarawih, ceramah/kajian Ramadhan, maupun tadarus Al-Qur’an, Surat Edaran ini mengimbau agar umat Muslim menggunakan pengeras suara dalam.

Sedangkan untuk takbir Idul Fitri di masjid atau musala, dapat dilakukan dengan menggunakan pengeras suara luar, sampai dengan batas waktu pukul 22.00 waktu setempat, kemudian dilanjutkan menggunakan pengeras suara dalam.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2024 atau tulisan lainnya dari Imanudin Abdurohman

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Imanudin Abdurohman
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Oryza Aditama