tirto.id - Pemerintah Iran membeli baterai rudal permukaan ke udara milik Cina, saat masih berlangsungnya gencatan senjata dengan Israel.
Melansir Middle East Eye, Jumat (11/7/2025), baterai rudal itu dikirim beberapa saat usai gencatan senjata antara Iran dan Israel pada 24 Juni 2025. Namun, para sumber tidak merinci berapa banyak baterai rudal Cina yang dibeli oleh Iran.
Salah seorang sumber Arab hanya mengatakan bahwa Iran membeli baterai rudal Cina itu dengan memberikan minyak sebagai alat barter.
Cina merupakan importir minyak terbesar Iran. Badan Informasi Energi AS (EIA) dalam sebuah laporan pada bulan Mei menyatakan bahwa hampir 90 persen ekspor minyak mentah dan kondensat Iran mengalir ke Cina.
Cina telah mengimpor minyak dari Iran secara besar-besaran selama beberapa tahun, meskipun Teheran tengah berada di bawah sanksi Amerika Serikat (AS). Kegiatan importasi minyak itu disebut dilakukan dengan Malaysia sebagai pusat pemindahan muatan.
“Iran terlibat dalam cara-cara perdagangan yang kreatif,” ujar salah satu pejabat Arab kepada MEE, dikutip Jumat (11/7/2025).
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan Presiden AS, Donald Trump diperkirakan akan membahas Iran dan program nuklirnya saat mereka bertemu pada Senin pekan depan.
Jual beli ini menandai semakin dalamnya hubungan Cina dengan Iran. Pada akhir 1980-an, Iran menerima rudal jelajah HY-2 Silkworm dari Cina melalui Korea Utara ketika berperang dengan Irak.
Kemudian, Iran menggunakan rudal tersebut untuk menyerang Kuwait dan kapal tanker minyak berbendera AS selama konflik yang disebut dengan perang tanker.
Pada 2010, terdapat laporan bahwa Iran menerima rudal anti pesawat HQ-9 dari Cina. Lalu, Cina menjual sistem pertahanan udara HQ-9 dan HQ-16 ke Pakistan. Mesir juga diyakini memiliki sistem HQ-9 dari hasil pembelian di Cina.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Bayu Septianto
Masuk tirto.id


































