Menuju konten utama
Berita Internasional Terkini

Info Afghanistan Terkini: Wanita Turun ke Jalan Memprotes Taliban

Otoritas Taliban melarang perempuan jalan jauh dengan transportasi darat tanpa ditemani kerabat dekat laki-laki.

Info Afghanistan Terkini: Wanita Turun ke Jalan Memprotes Taliban
Wanita Afghanistan menyanyikan dan memegang tanda-tanda protes, di Kabul, Afghanistan, Senin, 27 Desember 2021. Sekitar 20 anggota Jaringan Partisipasi Politik Wanita Afghanistan yang melakukan protes di area tertutup di Kabul pada hari Senin, memegang tanda-tanda meminta pemimpin baru Taliban negara itu untuk pendidikan, pangan, pekerjaan, keamanan, partisipasi politik, dan kesetaraan dengan laki-lak. (AP Photo/Mohammed Shoaib Amin)

tirto.id - Wanita Afghanistan memutuskan turun ke jalan untuk memprotes kebijakan Taliban. Peserta demonstrasi itu menyerukan agar Taliban menghormati hak-hak perempuan, sampai menuding Taliban diam-diam membunuh bekas tentara pemerintah yang didukung Amerika Serikat.

Al Jazeera melaporkan, sekitar 30 perempuan berkumpul di dekat masjid di kota Kabul pada hari Selasa lalu, sambil meneriakkan "keadilan... keadilan... dan keadilan." Tetapi koresponden AFP melaporkan, unjuk rasa itu dihentikan pasukan Taliban.

Selain itu, Taliban juga berupaya mencegah jurnalis yang meliput demo, yang diorganisir melawan "pembunuhan misterius terhadap orang-orang muda, khususnya mantan tentara negara itu", menurut undangan untuk pawai yang tersebar di media sosial.

Taliban juga menahan sekelompok wartawan dan menyita peralatan dari beberapa fotografer, kemudian menghapus gambar di kamera, lalu mengembalikannya kepada mereka.

“Saya ingin memberitahu dunia, memberitahu Taliban untuk berhenti membunuh. Kami menginginkan kebebasan, kami menginginkan keadilan, kami menginginkan hak asasi manusia," kata pengunjuk rasa Nayera Koahistani kepada kantor berita AFP.

Sebelumnya, PBB, Amnesty Internasional dan Human Right Watch mengatakan, sejak Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan, ada lebih dari 100 pembunuhan di luar proses hukum.

Perempuan Bersuara Atas Pengekangan Taliban

Di sisi lain, para pengunjuk rasa juga memprotes kebijakan Taliban yang terlalu membatasi perempuan. “Hak-hak perempuan adalah hak asasi manusia. Kami harus mempertahankan hak kami,” kata Koahistani.

Otoritas Taliban membuat aturan baru untuk perempuan di Afghanistan. Isinya melarang perempuan melakukan perjalanan jauh dengan transportasi darat tanpa ditemani kerabat dekat laki-laki.

Al Jazeera melaporkan, aturan yang dikeluarkan Kementerian Pencegahan Kejahatan itu juga meminta pemilik kendaraan untuk menolak tumpangan kepada wanita yang tidak memakai jilbab. Aturan itu langsung mendapat kecaman dari para aktivis hak asasi manusia.

“Wanita yang bepergian lebih dari 72 km (45 mil) tidak boleh ditawari tumpangan jika mereka tidak ditemani oleh anggota keluarga dekat,” kata juru bicara kementerian Sadeq Akif Muhajir sambil mengatakan bahwa pendamping itu harus laki-laki.

Tak cukup sampai di sana, kebijakan baru dari kementerian itu juga meminta orang-orang berhenti memutar musik di kendaraan mereka. Beberapa pekan lalu Taliban juga membuat aturan yang mengekang kebebasan perempuan.

Kementerian meminta saluran televisi berhenti menayangkan drama yang menampilkan aktor wanita. Jurnalis TV perempuan juga diminta memakai jilbab saat presentasi. Sadeq Aktif Muhajir juga mengatakan, nantinya jilbab sangat diperlukan untuk wanita ketika ingin mencari transportasi.

Sementara itu, DW melaporkan, Otoritas Taliban juga memberikan panduan baru kepada pengemudi taksi supaya tidak mengambil penumpang wanita yang tidak mengikuti aturan berpakaian Islami dengan menggunakan jilbab.

Kementerian Pencegahan Kejahatan juga mendesak para pengemudi laki-laki untuk menumbuhkan janggut panjang dan beristirahat untuk berdoa. Aturan itu juga meminta untuk tidak memutar musik di kendaraan mereka, terlebih yang dianggap Taliban tidak Islami.

Berbicara dari Kabul, Mahbooba Saraj, ketua Jaringan Wanita Afganistan, mengatakan langkah itu membuat perempuan sulit untuk pergi karena banyak “tidak memiliki mahram [wali laki-laki]” untuk menemani mereka.

“Ini adalah cara lain untuk menempatkan pembatasan pada wanita tanpa alasan yang jelas,” katanya kepada Al Jazeera.

Baca juga artikel terkait BERITA TERKINI TALIBAN atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya