Menuju konten utama

IMA Ungkap Urgensi Badan Industri Mineral Bentukan Prabowo

Badan Industri Mineral yang dipimpin Brian Yuliarto bisa menjadi fondasi awal pengembangan logam tanah jarang.

IMA Ungkap Urgensi Badan Industri Mineral Bentukan Prabowo
Presiden Prabowo Subianto (kanan) berfoto bersama Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikstisaintek) Brian Yuliarto (kiri) dan keluarganya usai dilantik di Istana Negara, Jakarta, Rabu (19/2/2025). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Spt.

tirto.id - Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Hendra Sinadia menilai pembentukan Badan Industri Mineral penting untuk mengembangkan potensi logam tanah jarang atau rare earth.

Menurutnya, selama ini Indonesia memiliki sumber daya rare earth cukup besar, namun pengembangannya masih terkendala teknologi dan regulasi.

Imbasnya, rare earth seringkali hanya menjadi limbah dari penambangan komoditas lain, seperti timah, yang belum dimanfaatkan secara optimal.

“Ada yang bahkan menjadi waste (limbah) malah ya, dari penambangan timah. Sudah berpuluh-puluh tahun kita tambang, kita juga belum tahu mengelolanya. Baru beberapa tahun terakhir ini, oh ternyata ada potensinya,” katanya di Jakarta, Senin (25/8/2025).

Di samping itu, selama ini perusahaan pemegang IUP komoditas tambang seperti timah hanya fokus untuk mengolah timah saja, tanpa tahu bahwa ada mineral lain seperti rare earth yang juga memiliki nilai ekonomi tinggi.

“Kalau dari swastanya sendiri kan yang pemegang izin itu mereka cuma menambang timahnya, kan? Rare earth-nya menjadi belum ekonomis, karena belum ada teknologi pengembangannya,” ujarnya.

Dengan adanya Badan Industri Mineral, Indonesia bisa membangun fondasi awal pengembangan riset dan tata kelola rare earth yang lebih komprehensif.

"Pengembangan researchnya ini mungkin yang menjadi fondasi awal," ucapnya.

Menanggapi kekhawatiran bahwa badan baru ini akan tumpang tindih dengan kewenangan Dirjen Minerba yang sudah ada, IMA menegaskan bahwa hal tersebut tidak akan terjadi.

"Harusnya sih nggak tumpang tindih. Mungkin publik melihatnya itu, tapi kalau kita lihat detailnya nanti, bayangan saya sih nggak tumpang tindih," tuturnya.

Dia menjelaskan bahwa kewenangan pengelolaan badan tetap berada di bawah kementerian, namun karena melibatkan berbagai institusi, pembentukan badan atau satgas adalah hal yang wajar.

"Saling komplimen malah ya. Karena kan fungsi tugas di Minerba cukup banyak juga yang prioritas. Jadi memang mungkin ini terobosan dari pemerintah," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto melantik Brian Yuliarto sebagai Kepala Badan Industri Mineral pada Senin di Istana Presiden, Jakarta. Badan baru ini dibentuk untuk mengelola material strategis, terutama yang vital bagi industri pertahanan nasional.

Brian menjelaskan bahwa tugas utamanya adalah mengelola industri material strategis yang berkaitan dengan pertahanan. "Material strategis ini cukup penting untuk kedaulatan bangsa, juga diharapkan bisa meningkatkan ekonomi kita," ujarnya.

Material yang dimaksud meliputi logam tanah jarang dan mineral radioaktif. Pengelolaannya diharapkan dapat mendukung kemandirian industri nasional.

Meski juga menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi, Brian memastikan tidak akan terjadi masalah koordinasi. "Nanti tentu sesama badan negara kita akan mengkoordinasikan pembagiannya," ucapnya.

Baca juga artikel terkait LOGAM TANAH JARANG atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Hendra Friana