Menuju konten utama

Hasto Soal PDIP Mau Direbut: Kader Siap Taruhan Nyawa

Hasto memastikan kader-kader solid dan siap menjaga kedaulatan partai dan kepemimpinan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, jika diganggu.

Hasto Soal PDIP Mau Direbut: Kader Siap Taruhan Nyawa
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto dalam sebuah diskusi di Kantor DPP PDIP, Sabtu (20/7/2024). Foto/Dok Humas PDIP

tirto.id - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto, memastikan bahwa kader-kader PDIP siap akan membela partai dengan bertaruh nyawa ketika ada pihak yang berupaya mengganggu kedaulatan partai sekaligus mengambil alih kepemimpinan partai dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Pernyataan Hasto merespons kata-kata Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, bahwa ada pihak yang ingin merebut partai berlambang banteng moncong putih dari tangannya.

"Ketika ada pihak-pihak yang mau mencoba mengganggu kedaulatan partai, baik secara langsung ataupun tidak langsung, dan akan mencoba mengambil alih kepemimpinan Ibu Megawati Soekarnoputri, maka kemarin seluruh kader partai menyatakan siap bergerak dengan taruhan nyawa sekalipun di dalam menjaga kedaulatan partai," ucapnya di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Kamis (15/8/2024).

Ia menegaskan, kader PDIP merupakan orang-orang militan. Kader PDIP disebut selalu berkonsolidasi setiap pekan. Konsolidasi ini pun didampingi purnawirawan yang kini menjadi kader PDIP.

Hasto lantas meminta agar tidak ada pihak yang bermain-main dengan parpol berlambang banteng itu. Ia turut mengingatkan, PDIP merupakan partai politik yang taat hukum dan selalu menjaga kedaulatan negara.

"Jangan main-main dengan PDI Perjuangan karena kami partai yang sah. Kami partai yang taat pada hukum. Kami partai yang menegakkan demokrasi, kebebasan pers, dan berbagai upaya-upaya agar kedaulatan rakyat betul-betul dihormati di negeri ini," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Hasto mengatakan bahwa saat ini tengah terjadi perebutan kekuasaan. Meski tidak merinci perebutan kekuasaan yang dimaksud, Hasto memberi sinyal ada sosok penting yang bahkan dibuang setelah tak lagi berfungsi.

Hasto tak menyebutkan perebutan kekuasaan itu berlangsung di lembaga atau organisasi mana. Akan tetapi, baru-baru ini Airlangga Hartarto turun dari jabatan Ketua Umum Golkar.

Lalu, Bahlil Lahadilia disebut-sebut hendak merebut kursi Ketua Umum Golkar. Entah apakah Hasto merujuk perebutan kekuasaan itu terjadi di Golkar atau lembaga lain.

"Sudah bisa merasakan ada upaya untuk melakukan konsolidasi kekuasaan. Bahkan ada sosok penting yang berjuang menjalankan perintah dari pemimpin itu, tetapi kemudian orang mengatakan habis manis sepah dibuang," sebut Hasto.

"Padahal segala cara sudah coba dilakukan untuk memenuhi kehendak pemimpin. Maka ini menjadi bukti bahwa hukum ketika tidak lagi mengabdi pada merah putih akan terjadi pergerakan rakyat," imbuh dia.

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, mengakui batal pensiun dan memutuskan bersemangat untuk menjadi Ketua Umum PDIP. Ia beralasan, ada pihak yang ingin mengambil alih partai berlambang banteng moncong putih itu.

Awalnya, Mega bercerita diminta Hasto Kristiyanto untuk kembali menjadi ketua umum. Akan tetapi, Megawati meminta waktu karena ingin berkumpul bersama keluarganya di usia yang tak lagi muda.

"Ini disuruh jadi ketum lagi ketum lagi'. Sudah begitu sekarang ada orang mau ngambil pula PDI Perjuangan, aih gawat," kata Megawati dalam sambutannya di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (14/8/2024).

"Eh begitu dengar ini akan diambil nih kayanya PDI Perjuangan, 'Saya mau jadi ketua umum lagi'," ucap Megawati.

Di sisi lain, Megawati menilai netralitas Pemilu 2024 tidak berjalan baik. Dia mengaku temannya yang berada di luar negeri sempat bertanya kepada dirinya ihwal perubahan pemilu di Indonesia.

"Saya banyak teman luar negeri, kenapa Indonesia berubah, ya, Mega. Aku ketawa saja, ya, kamu bilang begitu buat saya thank you, masa enggak malu orang luar negeri saja bilang begitu? Artinya mereka tahu bahwa netralitasnya tidak ada," tukas Megawati.

Baca juga artikel terkait PDIP atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Politik
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Andrian Pratama Taher