Menuju konten utama

Hari Raya Idul Fitri Diakui Unesco, Apa Artinya, Siapa Pengusul

Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha ditetapkan UNESCO sebagai Hari Besar Keagamaan. Simak artinya dan peran Indonesia.

Hari Raya Idul Fitri Diakui Unesco, Apa Artinya, Siapa Pengusul
konferensi umum UNESCO ke-38 di markas besar di Paris, Perancis. AP/Michel Euler

tirto.id - United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) akhirnya mengakui Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha sebagai Hari Besar Keagamaan.

UNESCO atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan pengakuan terhadap Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha.

Pernyataan pengakuan sebagai Hari Besar Keagamaan diungkapkan dalam dokumen resmi setelah muncul pengusulan dari 30 negara. Salah satunya Indonesia.

"Pengakuan dan perayaan Idulfitri dan Iduladha oleh UNESCO menggarisbawahi komitmen organisasi untuk mendorong pemahaman budaya dan saling menghormati," tulis mereka.

Makna Hari Faya Idul Fitri & Idul Adha Diakui Unesco

Mengutip akun Instagram Kedutaan Besar Republik Indonesia di Paris, Perancis, dampak dari pengakuan tersebut ialah UNESCO tidak akan menyelenggarakan pertemuan resmi di markas besar selama peringatan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Hal itu menjadi salah satu keputusan yang diminta oleh anggota kepada pihak UNESCO terkait pengakuan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha sebagai Hari Besar Keagamaan.

Alhasil, selama 2 hari perayaan Idul Fitri dan Idul Adha, markas UNESCO di Paris, Perancis, tidak akan diisi acara apapun.

Idul Fitri dan Idul Adha merupakan hari raya umat Islam. Setelah melewati puasa Ramadhan, para Muslim merayakan pesta kemenangan pada Hari Raya Idul Fitri.

Sedangkan Idul Adha merupakan hari raya kurban. Pada saat itu, umat Muslim menyembelih hewan sebagai tanda telah berkurban. Jarak antara Idul Fitri dan Idul Adha ialah sekitar 2 bulan lebih.

Daftar Lengkap Negara Pengusul, Apa Peran Indonesia?

Indonesia saat ini menjabat sebagai anggota Dewan Eksekutif UNESCO periode 2023-2027 setelah terpilih lewat Konferensi Umum UNESCO ke-42 pada November 2023.

Sementara Duta Besar Republik Indonesia di Perancis ditunjuk sebagai Delegasi Tetap RI untuk UNESCO.

Pada acara sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-219 di Paris, Selasa, (26/3/2024), Indonesia yang didukung 30 negara mengusulkan agar Idul Fitri dan Idul Adha diakui sebagai Hari Besar Keagamaan.

UNESCO akhirnya menyetujui secara aklamasi. Hasil keputusan sidang mengadopsi draf rancangan usulan. Salah satu poin ialah meminta UNESCO tidak menggelar pertemuan resmi di markas besar Paris selama 2 hari perayaan.

Sebagian besar negara Asia disebutkan turut mendukung pengakuan. Di antaranya Bangladesh, Yordania, Kuwait, dan Lebanon. Lalu Malaysia, Oman, Filipina, Qatar, Arab Saudi, Palestina, Suriah, dan Yaman.

Dari Afrika terdapat Aljazair, Pantai Gading, Djibouti, dan Mesir. Negara lain dari benua hitam adalah Libya, Mali, Mauritania, Maroko, Sudan, serta Tunisia. Benua Eropa dan Amerika diwakili Kolombia serta Rusia.

Baca juga artikel terkait UNESCO atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra