Menuju konten utama

UNESCO Badan PBB di Bidang Apa: Sejarah, Kepanjangan & Tujuannya

Berikut ini adalah penjelasan kepanjangan UNESCO, badan khusus PBB beserta sejarah dan tujuan pembentukannya.

UNESCO Badan PBB di Bidang Apa: Sejarah, Kepanjangan & Tujuannya
Skellig Michael, Situs Warisan Dunia UNESCO. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - UNESCO merupakan kepanjangan dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization. UNESCO merupakan organisasi internasional yang bergerak di bidang Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan dan merupakan badan khusus PBB yang didirikan pada 1945.

Tujuan pendirian UNESCO adalah mendukung perdamaian dan keamanan dengan mempromosikan kerja sama antar negara melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya dalam rangka meningkatkan rasa saling menghormati yang berlandaskan kepada keadilan, peraturan hukum, HAM, dan kebebasan hakiki (Artikel 1 dari konstitusi UNESCO).

Dari seluruh organisasi PBB yang ada, UNESCO adalah satu-satunya yang memandatkan negara anggotanya untuk membentuk Komisi Nasional sebagaimana klausul yang tertuang dalam Piagam Komisi Nasional untuk UNESCO.

Salah satu misi yang dijalankan UNESCO adalah berupaya mendorong identifikasi, perlindungan, dan pelestarian warisan budaya dan alam di seluruh dunia yang dianggap memiliki nilai luar biasa bagi kemanusiaan.

Misi ini diwujudkan dalam sebuah perjanjian internasional yaitu Convention concerning the Protection of the World Cultural and Natural Heritage di Paris, Prancis pada tanggal 17 Oktober hingga 21 November tahun 1972.

Sejarah UNESCO

UNESCO sendiri mempunyai sejarah panjang sebelum akhirnya terbentuk. Pada akhir dari perang tahun 1914 – 1919, organisasi internasional melihat kerjasama intelektual multilateral merupukan bagian dari salah satu aspek yang berpengaruh.

Lahirnya ide pembahasan mengenai perlunya melembagakan kerjasama intelektual di samping kegiatan politik pemerintah muncul pada sesi pertama Liga Bangsa-bangsa pada tahun 1920.

Pada sesi pertemuan berturut-turut perjanjian yang dilakukan oleh Liga Bangsa-Bangsa harus menarik sumber-sumber keberadaan dari kerjasama intelektual.

Mr. Hymans, perwakilan dari Belgia pada konferensi perdamaian menjadi orang pertama yang menghadirkan kerjasama intelektual sebagai elemen penting dalam apa yang akan dikerjakan oleh Liga Bangsa Bangsa dan mengusulkan bahwa bagian dari perjanjian harus mengandung unsur hubungan intelektual internasional.

Pada Majelis yang diadakan oleh Liga Bangsa-Bangsa pada November-Desember 1920, sebuah proposal mengenai koordinasi internasional intelektual bekerja, disampailkan oleh Bp. Poullet (Belgia), Bp. Negulesco (Rumania) dan Bp. Ferraris (Italia) dirujuk untuk dipertimbangkan oleh Komite no. II.

Setelah itu Majelis menyetujui resolusi yang menyerukan upaya kelanjutan organisasi internasional unit pelaksana pekerja teknis dan untuk presentasi keinginan menciptakan organisasi teknis untuk pekerjaan intelektual.

Pada 2 September 1921 Dewan menyetujui laporan dari Perancis, Mr. Leon Bourgeois, dimana muncul usulan nominasi atas dokumen Optical Character Recognition (OCR).

Setelah terjadi begitu banyak perubahan dan rencana nama, akhirnya pada Januari 1945 rujukan untuk pembentukan United Nations Educational and Cultural Organization(UNECO) datang dari departemen luar negeri.

Sejumlah ilmuan yang diwakili oleh Joseph Needham, kepala dari the British Scientific Mission to China dan Julian Huxley, a British scientist, philosopher and educator mendesak untuk dimasukannya ilmu pengetahuan baik dalam judul organisasi dan di dalam program kegitannya.

Lalu, pada 6 November 1945, sains dimasukan dalam nama tersebut dan sampai sekarang dikenal sebagai United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization dan “S” ditambahkan ke dalam singkatan organisasi ini dan menjadi UNESCO.

Baca juga artikel terkait UNESCO atau tulisan lainnya dari Maria Ulfa

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Maria Ulfa
Editor: Yantina Debora