Menuju konten utama

Hari DBD ASEAN 15 Juni 2021: Sejarah, Gejala & Cara Cegah Dengue

DBD adalah penyakit yang disebabkan virus dengue. Virus tersebut masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus.

Hari DBD ASEAN 15 Juni 2021: Sejarah, Gejala & Cara Cegah Dengue
Petugas melakukan pengasapan (fogging) di Kecamatan Mariso, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (21/3/2021). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/wsj.

tirto.id - Hari Deman Berdarah Dengue ASEAN resmi diperingati sejak 15 Juni 2010. ASEAN Dengue Day (ADD) digagas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-19 di Hanoi, Vietnam, pada 30 Oktober 2010.

Lantas satu tahun berikutnya, tepatnya pada 15 Juni 2011, Indonesia menjadi pelopor peringatan Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN.

Adanya Hari Demam Berdarah Dengue (DBD) ASEAN bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya dari penyakit demam berdarah dengue secara berkelanjutan. Sebab penyakit ini tak sedikit merenggut korban jiwa setiap tahunnya.

Melalui perayaan ini pula, menjadi pengingat agar negara-negara anggota ASEAN bersama-sama melakukan berbagai aktivitas untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan dan kontrol demam berdarah.

Negara-negara tersebut yakni Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Singapura, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

World Health Organization (WHO) dalam laporannya berjudul “WHO Global strategy for dengue prevention and control 2012–2020” menyampaikan bahwa sebagian besar negara di Asia Tenggara merupakan endemik DBD.

Melansir laman Dinkes Surakarta, data Kementerian Kesehatan menyebutkan, dari 1 Januari hingga 27 April 2020, ditemukan 49.563 kasus DBD dengan penyebaran terbanyak terjadi di Jawa Barat, Bali, Nusa Tenggara Timur, Lampung, dan Jawa Timur.

DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Virus tersebut masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk berjenis Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus. Virus dengue terbagi menjadi 4 jenis yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4.

Gejala yang muncul akibat serangan virus ini antara lain demam yang tinggi, hingga munculnya bintik-bintik merah di permukaan kulit.

Ciri-ciri DBD antara lain mual dan muntah, nyeri otot, sakit mata, demam selama 2-7 hari, dan pendarahan seperti mimisan.

Gejala Penyakit Demam Berdarah, terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Gejala demam berdarah klasik

  • Demam tinggi hingga 400C
  • Sakit kepala parah
  • Nyeri pada retro-orbital (bagian belakang mata)
  • Nyeri ulu hati, otot & sendi
  • Mual dan muntah
  • Ruam (muncul setelah demam hari ke-4)
2. Gejala dengue hemorrhagic fever
  • Meliputi gejala DBD klasik, ditambah :
  • Kerusakan pada pembuluh darah dan getah bening
  • Perdarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit, menyebabkan memar berwarna keunguan
3. Gejala dengue shock syndrome

Meliputi semua gejala demam berdarah klasik dan dengue hemorrhagic fever, ditambah :

  • Kebocoran di luar pembuluh darah
  • Perdarahan parah
  • Shock (tekanan darah sangat rendah)
Segera bawa ke rumah sakit, apabila mengalami tanda/gejala :

  • Demam tinggi 3 hari terus menerus
  • Nyeri perut / muntah
  • Terjadi perdarahan
  • Tidak enak badan (lesu, mengantuk / kesulitan bernapas)
  • Nafsu makan / minum buruk
  • Kedinginan yang ekstrem
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk penanganan penderita DBD ringan / rawat jalan yaitu,

  • Istirahat di tempat tidur dan kurangi aktivitas
  • Penggantian cairan
    • Anak umur 1 tahun atau BB > 10 kg = 1 L / hari.
    • Anak BB > 40 kg = 2 L / hari
  • Pastikan anak mengeluarkan cukup air tiap hari
  • Berikan cairan dengan garam dan gula (cairan rehidrasi oral, air kelapa, sup, kanji, jus buah, dan bubur)
  • Kompres hangat dapat dilakukan untuk mengendalikan demam
  • Minum obat yang diberikan tenaga kesehatan secara teratur dan sesuai dosis

Cara Mencegah DBD

Sampai saat ini, DBD masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat Indonesia. Terlebih, vaksin masih belum ditemukan dan dalam tahap percobaan sebagaimana tertulis dalam Bayer Environmental Science.

Oleh karena itu, Kemenkes mengajak masyarakat Indonesia untuk melakukan aksi pencegahan DBD yang dikenal dengan aksi 3M Plus. Tiga M Plus tersebut antara lain sebagai berikut dilansir dari Kemenkes:

1. Menguras

Menguras merupakan kegiatan membersihkan/ menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum, atau tempat penampungan air lainnya.

Jangan lupa untuk menggosok dinding penampungan sebab telur nyamuk mungkin menempel. Kegiatan ini harus dilakukan setiap hari pada musim hujan atau pancaroba guna memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan hingga 6 bulan.

2. Menutup

Menutup adalah kegiatan menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti bak mandi atau drum. Kegiatan ini juga termasuk mengubur barang-barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan berpotensi menjadi sarang nyamuk.

3. Memanfaatkan kembali barang bekas yang bernilai ekonomis

Daur ulang disarankan untuk mengurangi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah. Lebih lanjut, yang dimaksud dengan Plus adalah bentuk upaya pencegahan tambahan seperti sebagai berikut:

  • Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
  • Menggunakan obat anti nyamuk.
  • Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
  • Gotong royong membersihkan lingkungan.
  • Periksa tempat-tempat penampungan air.
  • Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup.
  • Memberikan larvasida pada penampungan air yang sudah dikuras.
  • Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.
  • Menanam tanaman pengusir nyamuk.

Baca juga artikel terkait SOSIAL BUDAYA atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH