tirto.id - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan saat ini pemerintah tak hanya fokus menangani pandemi Corona atau COVID-19, tapi juga demam berdarah dengue (DBD). Ia mengklaim Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto telah terjun langsung menangani masalah ini.
"Ini juga menjadi atensi serius. Itu juga banyak korban," kata Moeldoko di Istana Negara, Jakarta, Kamis (12/3/2020).
DBD adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk. Penderitanya akan mengalami nyeri, demam, sakit kepala, kulit kemerahan seperti campak, dan nyeri otot.
Selain pemerintah pusat, ia mengatakan pemerintah daerah semestinya turut serta menangani masalah ini. Ia enggan menjawab apakah ada kemungkinan membentuk tim khusus seperti Corona. "Tak cek dulu ke menterinya," kata Moeldoko.
Kementerian Kesehatan mencatat 17.820 kasus DBD per tanggal 11 Maret 2020, paling banyak ada di Lampung, kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemkes Siti Nadia Tarmizi.
"Di Lampung jumlah kasusnya sampai 3.431 kasus, lalu disusul dengan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang sampai 2.732 kasus," ujar Nadia di Gedung Kemkes, Jakarta Selatan, Rabu (11/3/2020).
Kasus DBD cukup tinggi juga terjadi di Jawa Timur, 1.761 kasus, dan Jawa Barat dengan 1.420 kasus. Ada pula kasus Jambi dengan jumlah 703, Jawa Tengah 638 kasus, Riau 603 kasus, Sumatera Selatan 593 kasus, dan DKI Jakarta 583 kasus.
Kasus demam berdarah juga ada di NTB dengan total kasus 558, lalu dilanjutkan dengan Sumatera Barat dengan total 490 kasus. Kemudian, Kalimantan Selatan mencapai 425 kasus, dilanjutkan dengan Sulawesi Utara dengan 424 kasus.
"Di daerah Kalimantan Barat sampai 412 kasus, Sumatera Utara total kasus 399, Babel 379 kasus, Kalimantan Timur 285 kasus, Kepri 283 kasus, Yogyakarta 272 kasus, dan Kalimantan Tengah 246 kasus," lanjut dia.
DBD juga ada di Bengkulu dengan total 205 kasus, Sulawesi Utara dengan 188 kasus, Aceh dengan 179 kasus, Sulawesi Barat dengan 177 kasus, Banten 128 kasus.
"Tiga daerah paling kecil kasusnya adalah Sulawesi Tengah 108 kasus, Sulawesi Selatan 98 kasus, dan Maluku Utara 91 kasus," kata Nadia.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Rio Apinino