tirto.id - Bulan Rajab menjadi waktu yang bagus untuk semakin memperbanyak ibadah. Apa saja hadis yang mendukung dan keutamaan dalam Islam?
Bulan yang mulia ini mempunyai sejumlah nama lainnya. Ada yang menyebut sebagai bulan fardu dan ada pula yang menamai menjadi bulan asham.
Menurut Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Sa’id Ruslan via NU Online, Rajab sebagai bulan fardu bermakna satu. Alasannya, bulan ini menjadi satu-satunya yang tidak berurutan dengan 3 bulan haram lainnya, yakni Dzulqa’dah, Dzulhijah, dan Muharram.
Sementara disebut bulan asham alias tuli karena selama bulan Rajab tidak terdengar suara senjata perang yang dilakukan oleh bangsa Arab pada zaman dahulu.
Mereka menyimpan peralatan perang hingga berdamai dengan musuh-musuh pada saat memasuki bulan Rajab.
Oleh sebab itu, Rajab dianggap sangat mulia hingga peperangan pun berhenti demi menghormati bulan tersebut.
Terkait penamaan sebagai bulan Rajab, terdapat kisah yang menceritakan hal tersebut. Suatu ketika, Nabi Muhammad ditanya tentang alasan kenapa diberi nama Rajab.
Beliau kemudian menjawab,"Karena sungguh banyak di dalamnya kebaikan untuk bulan Sya’ban dan Ramadhan,".
Dengan demikian, bulan Rajab dapat dimanfaatkan untuk semakin memperbanyak ibadah lantaran meneyediakan sebuah kemuliaan yang begitu melimpah sebelum umat Islam memasuki bulan Sya’ban dan Ramadhan.
Mengutip laman Muhammadiyah, bulan Rajab yang terpisah dengan tiga bulan haram lainnya juga memiliki kekhususan tersendiri.
Rajab memiliki keberkahan amalan-amalan masyru’ hingga memperkuat panggilan untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui perbuatan baik dan ibadah yang saleh.
Untuk mengisi bulan Rajab sebaiknya dilakukan dengan memperbanyak puasa sunah, semisal puasa Senin Kamis, Ayyamul Bidh, dan Dawud. Kemudian menjauhi maksiat serta amalan-amalan saleh lainnya.
Sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Daud, Al Baihaqi dan yang lainnya menceritakan perihal seseorang yang bertanya kepada Nabi.
Ia meminta untuk diajari puasa. Lalu Nabi menjawab,"Puasalah sehari tiap bulan,". Warga suku Al Bahili itu menyebut,"Saya masih kuat, tambahkanlah!".
"Dua hari setiap bulan," ujar Nabi. "Saya masih kuat, tambahkanlah!" sambutnya. "Tiga hari setiap bulan," lanjut Nabi.
Dirinya tetap meminta ditambahkan. Lantas Nabi bersabda:"Puasalah di bulan haram dan berbukalah (setelah selesai bulan haram),".
Daftar Lengkap Hadis tentang Bulan Rajab
Berikut adalah daftar lengkap sejumlah hadis yang membicarakan kemulian bulan Rajab:
- "Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah! Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah!” (HR Abu Dawud dan yang lainnya).
- "Barang siapa yang berpuasa satu hari pada bulan-bulan yang dimuliakan (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), maka ia akan mendapat pahala puasa 30 hari,".
- "Barang siapa berpuasa selama tiga hari dalam bulan haram, hari Jumat, dan Sabtu, maka Allah balas setiap satu harinya dengan pahala sebesar ibadah 900 tahun,".
- "Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadal (akhir) dan Sya’ban," (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679).
- Berkata Abu Dzar Al Ghiffary:"Rasulullah saw. menyuruh kepada kita untuk melakukan puasa setiap bulan tiga hari putih (bulan bersinar cemerlang) yakni di hari tanggal 13, 14 dan 15, dan beliau bersabda, puasa (tiga hari pada tiap bulan) itu seperti puasa setahun," (HR. An Nasaiy dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban).
- Dikatakan kepada Rasulullah:"Kenapa (bulan Rajab) dinamakan Rajab? Rasulullah menjawab:"Karena sungguh banyak di dalamnya kebaikan untuk bulan Sya’ban dan Ramadhan,".
Penulis: Beni Jo
Editor: Yulaika Ramadhani