tirto.id - Bulan Rajab 1445 H akan berlangsung mulai bulan Januari sampai Februari 2024. Pergantian ke bulan tersebut dalam kalender Islam tahun ini bakal terjadi pada Sabtu, 13 Januari 2024.
Bulan Rajab dianggap memiliki keistimewaan. Allah SWT menggolong bulan ini sebagai salah satu bulan haram atau suci (al asyhur al-hurum), bersama dengan bulan Muharram, Dzulhijjah, dan Dzulqa'dah.
Dalam Surah At-Taubah ayat 36, tercantum keistimewaan Bulan Rajab sebagai berikut:
“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, [sebagaimana] dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah [ketetapan] agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam [bulan yang empat] itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa,”(QS. At-Taubah [9]:36).
Selama Bulan Rajab, setiap perbuatan jahat akan mendapat balasan berlipat-lipat. Hal itu juga berlaku sebaliknya. Apabila berbuat baik, maka ganjaran pahala yang diterima seseorang juga akan berlimpah. Inilah mengapa Rajab disebut bulan haram.
Anjuran untuk memperbanyak ibadah juga ditujukan pada umat Islam. Misalkan, mengucap dzikir, istighfar, dan berpuasa. Selain itu, salat sunnah juga merupakan anjuran ibadah yang bisa dilakukan di Bulan Rajab.
Tata Cara Salat Sunnah Rajab dan Keutamaannya
Hukum salat sunnah di bulan Rajab adalah mustahabbah (sunnah). Hal itu dikatakan oleh Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath Thusi asy-syafi’I (Imam Ghazali), seorang filsuf dan teologi muslim Persia pembuat kitab Ihya Ulumuddin (1100-an M), sebagaimana dikutip dari NU Online.
Meski begitu, masih terdapat perdebatan terkait pelaksanaan salat sunnah Rajab. Imam Ghazali menyebut dalil pelaksanaan salat sunah Rajab tak sekuat salat Tarawih, Idul Fitri, ataupun Idul Adha. Dahulu, salat sunnah Rajab biasa dilakukan orang yang dianggap saleh.
Imam Ghazali hanya menyebut bahwa permohonan seseorang akan dikabulkan apabila berpuasa di hari Kamis dan salat sunnah dalam Bulan Rajab. Salat sunnah itu berjumlah 12 rakaat dan dapat dilakukan di antara waktu salat isya dan sepertiga malam.
Berikut tata cara salat sunnah di Bulan Rajab dan keutamaannya:
Laman NU Online Jatim menyebut bahwa tata cara salat sunnah Rajab seperti salat sunnah pada umumnya. Hanya saja, jumlah rakaat salat sunnah Rajab adalah 12. Artinya, akan ada 6 kali salam selama melakukan salat sunnah tersebut.
Setelah membaca surat Al-Fatihah di masing-masing rakaat, ada anjuran untuk membaca surat Al-Qadar (3 kali) dan Al-Ikhlas (12 kali). Namun, anjuran itu bersifat sunnah. Terdapat pula anjuran lain yang bisa dilakukan setelah salat.
Anjuran selanjutnya adalah membaca shalawat sebanyak 70 kali. Adapun shalawat yang dibacakan tersebut adalah Allahumma shalli ‘ala Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘ala alihi. Shalawat bisa dilakukan tiap selesai salat.
Apabila sudah selesai membaca shalawat, anjuran berikutnya adalah bersujud sembari membaca Subbuhun quddusun rabbul malaikati war ruh sebanyak 70 kali. Kemudian, duduk sebentar dan membaca Rabbighfir warham wa tajawaz ‘amma ta’lam innaka antal a’azzul akram sebanyak 70 kali.
Selanjutnya, lakukan sujud lagi sambil melafalkan Subbuhun quddusun rabbul malaikati war ruh sebanyak 70 kali. Sampaikan permohonan kepada Allah SWT sesuai dengan apa yang diinginkan setelah merampungkan ibadah tersebut.
Penulis: Ahmad Yasin
Editor: Yulaika Ramadhani