tirto.id - Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, menegaskan bahwa tahap matrikulasi Sekolah Rakyat (SR) akan dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan. Ia menilai matrikulasi sebagai titik krusial pertama bagi seluruh pihak yang berkoordinasi dalam Sekolah Rakyat.
Menteri yang akrab disapa Gus Ipul ini memaparkan, tahapan tersebut akan dilangsungkan setelah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) berakhir. Sebab, MPLS Sekolah Rakyat tengah memasuki minggu kedua dan akan segera berakhir.
Adapun penyelenggaraan matrikulasi sebagai lanjutan dalam kurun waktu tiga bulan merupakan usulan Presiden Prabowo Subianto. Gus Ipul mengatakan, perkiraan ini diusung untuk memperkuat fondasi siswa secara keseluruhan.
“Program persiapan (Sekolah Rakyat), ada MPLS dan ada matrikulasi, bahkan secara khusus awal-awal itu Pak Presiden mengatakan bisa jadi matrikulasi itu sampai tiga bulan, maka itu kami minta kepada tim kurikulum untuk mempersiapkan dengan baik matrikulasi yang tiga bulan itu, ya karena matrikulasi ini menjadi titik krusial yang pertama buat kita semua,” jelas Gus Ipul dalam Sosialisasi Program Persiapan Sekolah Rakyat yang digelar secara daring, Minggu (27/7/2025).
“Agar tranformasi anak bisa terjadi secara menyeluruh dan berkelanjutan,” sambung dia kepada Kepala Sekolah dan Guru Sekolah Rakyat yang hadir dalam Zoom.
Pada kesempatan ini, Gus Ipul juga menyampaikan bahwa kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidik, di Sekolah Rakyat perlu bersabar dalam mendidik siswa-siswinya. Ia berpesan, proses yang tengah dijalani merupakan upaya dalam membangun peradaban.
“Kita tidak sedang mendirikan bangunan fisik, kita sedang membangun peradaban dimulai dari anak-anak yang dididik dengan kasih sayang, kedisiplinan dan nilai-nilai luhur kebangsaan, untuk itu sabar terhadap kekurangan-kekurangan yang ada itu adalah menjadi hal yang sangat penting,” ujarnya.
Gus Ipul mengajak segenap tenaga pengajar maupun kependidikan di Sekolah Rakyat untuk menciptakan lingkungan yang menyenangkan. Menurut dia, Sekolah Rakyat harus dapat menghadirkan rasa aman dan memanusiakan untuk menciptakan peluang belajar bersama.
Ia menilai seluruh pihak yang terlibat dalam Sekolah Rakyat juga harus konsisten terhadap norma yang berlaku. Sebab, kompas moral siswa berasal dari berasal dari percontohan orang-orang di sekelilingnya.
”Anak-anak kita tidak hanya belajar tentang sains dan matematika, tetapi juga tentang empati, kolaborasi dan kemanusiaan, inilah pendidikan sejati yang menyentuh akal dan menghidupkan hati, maka itu kita hadirkan hati kita, kita mengajar dengan hati, kita mendidik dengan hati, kita mengamankan mereka dengan hati,” paparnya.
Terakhir, Gus Ipul mengingatkan bahwa, dalam masa persiapan, penting untuk merekam semua kondisi siswa baik fisik, mental dan akademik. Evaluasi dilakukan secara berkala, tercatat, terukur, dan berprogres.
”Ingat itu, catatlah apa yang kamu kerjakan dan kerjakan apa yang kamu catat,” ujarnya.
(INFO KINI)
Penulis: Tim Media Servis
Masuk tirto.id


































