Menuju konten utama

Gibran Sebut Keberlanjutan Sistem Zonasi Perlu Dikaji Ulang

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menekankan pentingnya evaluasi terhadap keberlanjutan kebijakan zonasi sekolah.

Gibran Sebut Keberlanjutan Sistem Zonasi Perlu Dikaji Ulang
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (kiri) didampingi Menteri Sosial Saifullah Yusuf (kanan) bersiap memimpin Upacara Ziarah Nasional untuk memperingati Hari Pahlawan 2024 di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta, Minggu (10/11/2024). Peringatan Hari Pahlawan 2024 mengusung tema Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/tom.

tirto.id - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menekankan pentingnya evaluasi terhadap keberlanjutan kebijakan zonasi sekolah. Sistem Zonasi dinilai bermanfaat, namun masih menghadapi tantangan terkait distribusi guru dan fasilitas pendidikan yang belum merata.

“Zonasi, sekali lagi, ini program yang baik, tapi mungkin belum bisa diterapkan di semua wilayah,” tutur Gibran di Sheraton Gandaria, Jakarta Selatan, Senin (11/11/2024).

Kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan rekrutmen Guru ASN PPPK harus diangkat sebagai topik utama diskusi karena keduanya memiliki peran krusial dalam memastikan akses pendidikan yang adil dan berkualitas.

Meskipun demikian, pelaksanaan kedua kebijakan ini masih menghadapi tantangan, seperti keterbatasan infrastruktur, daya tampung yang tidak merata, serta distribusi guru yang kurang optimal di berbagai daerah.

“Dan tiap tahun fenomenanya sama, pasti ada kenaikan ini apa, perpindahan domisili menjelang PPDB. Ini perlu dikaji lagi,” ujar Gibran.

Di sisi lain, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, mengaku bahwa pada prinsipnya sistem zonasi untuk memberikan pendidikan yang layak bagi murid, namun tidak jauh dari rumahnya. Dengan zonasi juga sekolah menjadi tempat berkumpul murid dengan latar belakang berbeda-beda.

“Selain itu, zonasi yang di situ terdiri atas murid-murid dari berbagai kelas sosial juga dimaksudkan agar terjadi proses integrasi sosial di antara para murid di lingkungan atau di wilayah tertentu,” kata Mu’ti.

Diakui Mu’ti, dalam penerapannya memang perlu dilakukan evaluasi atas sistem zonasi ini. Oleh karenanya, dalam satu bulan ini, dia akan mengumpulkan banyak pihak untuk memutuskan perbaikan sistem PPDB ke depan.

Baca juga artikel terkait KABINET PRABOWO-GIBRAN atau tulisan lainnya dari Ayu Mumpuni

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Ayu Mumpuni
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Anggun P Situmorang