tirto.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bumi dengan magnitude (M) 5,1 di wilayah Laut Sulawesi, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, pada pukul 07.44 WIB, Senin (27/3/2023).
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 5,38° LU; 125,91° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 175 Km arah barat laut Melonguane, Sulawesi Utara, pada kedalaman 43 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas Subduksi Laut Sulawesi.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun-geser," kata Kepala Pusat gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, melalui keterangan tertulis, Senin.
Berdasarkan estimasi peta guncangan, gempa bumi ini menimbulkan guncangan di daerah Kepulauan Marore, Kepulauan Sangihe, Miangas, Kepulauan Talaud dengan skala intensitas II - III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).
Lalu daerah Essang, Kepulauan Talaud dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Hingga saat ini, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," ucapnya.
Daryono mengatakan hingga pukul 08.30 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan.
Atas kejadian tersebut, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," ujarnya.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Gilang Ramadhan