tirto.id - Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, Wamildan Tsani, mengusulkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah untuk merevisi rute penerbangan yang saat ini sudah ada.
Menurutnya, hal ini perlu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan konektivitas antar daerah di Indonesia.
Dia mencontohkan, untuk rute penerbangan dari Jakarta ke Denpasar atau sebaliknya, Garuda harus menerbangkan unit pesawat melalui utara, dengan jarak 605 nautical mile atau knot.
Padahal, untuk penerbangan dengan waktu tempuh 2 jam 3 menit, dibutuhkan bahan bakar sekitar 4.353 kilogram.
“Apabila kita menarik garis lurus pada saat kita berangkat dari Jakarta menuju langsung ke Denpasar, memang ada pemotongan jarak 4 mile dan juga penghematan dan juga waktu yang lebih singkat, kurang lebih 1 menit,” jelas Wamildan, dalam rapat bersama Panitia Khusus DPR, di Gedung Parlemen, Jakarta Pusat, Selasa (1/7/2025).
Sebaliknya, dari Denpasar menuju Jakarta, AirNav Indonesia mengarahkan maskapai untuk melalui rute utara, yang jaraknya cukup jauh mencapai 670 nautical mile, dengan penggunaan bahan bakar 4.609 kg dan jarak tempuh 2 jam 3 menit.
Padahal, jika ditarik garis lurus, jaraknya hanya sejauh 652 nautical mile, dengan kebutuhan bahan bakar 4.511 kg dan waktu tempuh 2 jam 1 menit.
Dus, dari Cengkareng-Denpasar dan juga Denpasar-Cengkareng, ada perbedaan jarak sejauh 22 nautical mile dengan penghematan bahan bakar hingga 119 kilogram, namun penghematan waktu tidak lebih dari 2 menit.
“Mungkin dari Garuda Indonesia, kami hanya mengambil contoh rute satu saja, Cengkareng Denpasar dan Denpasar-Cengkareng, sebagai masukan kepada Tim Pansus untuk mengambil kebijakan lebih lanjut terkait dengan RUU pengaturan ruang udara. Mungkin demikian, Bapak Pimpinan, masukan dari Garuda Indonesia,” tukas Wamildan.
Editor: Hendra Friana
Masuk tirto.id






































