Menuju konten utama

Gandeng Yunnan Tin, TINS Berpeluang Kendalikan Harga Timah Dunia

Yunnan Tin saat ini menguasai hampir 50 persen pasar timah dunia, sementara TINS menguasai sekitar 13-15 persen.

Gandeng Yunnan Tin, TINS Berpeluang Kendalikan Harga Timah Dunia
Pekerja menggunakan alat berat untuk memindahkan balok timah di gudang penyimpanan unit metalurgi PT Timah Tbk di Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Senin (20/1/2025). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, nilai ekspor komoditas timah daerah tersebut pada November 2024 sebesar 171,39 juta dolar AS atau naik 0,46 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 170,62 juta dolar AS. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/rwa.

tirto.id -

PT Timah Tbk (TINS) menjalin kerja sama strategis dengan raksasa industri timah dunia, Yunnan Tin Company, yang berpotensi besar mengontrol harga timah dunia.

Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama PT Timah, Restu Widiyantoro, menyusul kunjungan CEO Yunnan Tin ke kantor pusat TINS di Jakarta pekan lalu.

Restu menyebut bahwa Yunnan Tin saat ini menguasai hampir 50 persen pasar timah dunia, sementara TINS menguasai sekitar 13-15 persen. Dengan bergabungnya dua kekuatan besar ini, terbuka peluang untuk mempengaruhi harga komoditas secara global.

"Kalau antara PT Timah dan Yunnan Tin bergabung, itu sudah bisa mengatur harga," ujar Restu dalam konferensi pers usai RUPS TINS, Kamis (12/6/2025).

Kerja sama yang dijalin tidak hanya terbatas pada strategi pasar, tetapi juga mencakup alih teknologi. Restu mengungkapkan bahwa teknologi yang digunakan oleh Yunnan Tin sangat modern dan bisa membawa manfaat besar bagi operasional TINS.

"Mereka juga berencana memberikan semacam transfer teknologi kepada kita. Kita berharap kerja sama ini berlanjut dan saling menguntungkan," ucapnya.

Terkait usulan dalam rapat DPR pada 14 Mei 2025 yang mendorong PT Timah menjadi penguasa tunggal ekspor timah nasional, Restu meluruskan bahwa skemanya tidak mengarah pada monopoli oleh TINS.

Menurutnya, hal tersebut masih dalam tahap pembahasan bersama Asosiasi Eksportir Timah Indonesia dan para pelaku industri lainnya. "Bukan kita sebagai satu-satunya. Kita bersama-sama dengan asosiasi, termasuk dalam mengatur harga," tegasnya.

Restu juga menilai wacana penghapusan mekanisme bursa sebagai saluran penjualan timah masih membutuhkan kajian dan proses panjang. Ia menekankan bahwa semua pihak masih harus menempuh prosedur yang berlaku sebelum skema tersebut bisa diwujudkan.

Langkah sinergi antara PT Timah dan Yunnan Tin dinilai sebagai strategi penting dalam menjaga kestabilan pasar dan memperkuat posisi Indonesia di kancah perdagangan timah global.

Adapun, 2024 menjadi titik balik kinerja keuangan TINS. Setelah rugi bersih sebesar Rp449,67 miliar pada 2023, perusahaan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp1,18 triliun pada 2024.

Kinerja tersebut ditopang oleh pertumbuhan pendapatan yang mencapai 29,37% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari Rp8,39 triliun pada 2023 menjadi Rp10,86 triliun pada 2024.

Baca juga artikel terkait PT TIMAH atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Bisnis
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Hendra Friana