tirto.id - Siluet busana itu layaknya busur. Zandra Rhodes, desainer asal Inggris merancang model busana tersebut sebagai baju pengantin perempuan. Zandra membuat baju di luar tren busana pengantin tahun 1970-an yang biasanya berbentuk gaun panjang. Ia pun turut merancang detail yang jarang diaplikasikan pada baju pengantin pada masa itu yakni pleated atau lipatan.
Baginya, desain busana pengantin itu cukup ideal. Ia memang desainer yang cukup eksentrik. Perancang busana yang gemar membuat baju bernuansa bohemian ini mulai berkarya pada tahun 1969. Biasanya ia mendesain terusan bermotif dengan potongan longgar untuk wanita.
Satu hari pada tahun 1974, Freddie Mercury dan personel Queen lainnya datang ke butik Zandra. Vogue mengisahkan bahwa Freddie melangkah ke rak yang memuat baju pengantin itu. Ia langsung mengambil busana tersebut dan meminta Zandra mendesain jenis busana serupa untuk dikenakan di atas panggung.
Zandra bercerita bahwa waktu itu Queen hendak meluncurkan album ketiga dan mereka menginginkan kostum panggung didesain oleh seorang desainer busana. Awalnya Zandra tidak tahu menahu siapa itu Queen, sehingga ia tak langsung mengabulkan permintaan untuk bertemu dan mendiskusikan baju. Zandra merasa perlu mendengar lagu-lagu Queen terlebih dahulu. Setelah mendengar lagu-lagu band asal Inggris itu, barulah Zandra menerima mereka dan menyetujui permintaan mendesain baju.
Untuk Freddie, ia memilihkan kain berwarna off white. Ia membordir detail serupa gelombang pada bagian dada. Sebuah bentuk yang kerap digambarkan Zandra pada sebagian besar busananya. Freddie memakai busana itu untuk pemotretan dan konser di Inggris. Dalam potret itu, pria dengan nama lahir Farrokh Bulsara ini tampil dramatis sekaligus menawan. Foto dengan busana Zandra tersebut jadi salah satu gambar ikonik Freddie.
Relasi Queen dan Zandra adalah salah satu bukti bahwa personel grup band ini punya perhatian di ranah fesyen, terutama Freddie. Dalam wawancara dengan Circus Magazine tahun 1975, Freddie bilang bahwa ia dan anggota band lain harus berpenampilan glamor dan mengejutkan.
Freddie konsisten mewujudkan perkataannya. Gaya penampilannya lebih mencolok dibanding personel Queen yang lain. Ia memahami tren fesyen dan menciptakan paduan gaya sesuai selera. Rebecca Arnold, sejarawan fesyen dari Courtauld Institute of Art London berkata kepada The New York Times bahwa pada tahun 1970-an, tren busana mengarah pada ragam motif mencolok dan paduan warna-warna yang tak lazim. Jenis busana yang mudah ditemui saat itu di antaranya pantsuit, jumpsuit, kemeja berkerah lebar, celana longgar, baju dengan lengan berbentuk serupa lonceng. Ragam gaya busana populer pada tahun tersebut terwakili oleh sosok-sosok yang datang ke Studio 54, klub malam tempat selebritas seperti Grace Jones berpesta sambil menyiratkan gaya glamor lewat busana dengan sentuhan metalik.
Freddie punya gaya serupa. Salah satu potret pada tahun 1976 menunjukkan ia mengenakan T-shirt garis-garis, jaket bomber hitam bermotif polkadot metalik, dan celana latex hitam. Dazed pernah mengutip perkataan Freddie yang menyebut bahwa ia tidak ingin berpenampilan layaknya musisi rock pada zaman itu yang biasanya mengandalkan biker jacket hitam, jeans, atau celana ketat hitam. Vokalis Queen ini bilang bahwa ia ingin berpenampilan layaknya selebritas di dunia showbiz.
Potret-potret lain yang diambil pada tahun 1970-an juga memperlihatkan Freddie mengenakan luaran bermotif floral. Ia bahkan tak ragu memadukan jaket floral tersebut dengan luaran yang terbuat dari bulu hewan. Ia pun mampu membuat mata orang tetap sejuk saat melihatnya menggunakan jaket bomber emas dengan aksen merah. Padahal jaket itu jadi luaran dari kaos biru elektrik.
Untuk aksi panggung pada dekade tersebut, ia memilih busana mencolok yakni bodysuit, terusan ketat serupa jumpsuit yang dibuat tanpa lengan dan terbuka pada bagian dada serta punggung.
Salah satu tampilan fenomenal Freddie dengan catsuit --terusan yang biasanya ngepas badan, terbuat dari bahan yang mudah melar-- terjadi pada Oktober 1979. Ia mengenakan busana dengan material sequin abu-abu. Penampilan Freddie hari itu semakin diingat karena ia tampil bersama pebalet dari Royal Ballet Company. Catsuit mempermudah geraknya di atas panggung sekaligus memudahkan publik untuk mengingat Freddie. Pada dekade 70-an, ia pun sempat tampil dalam catsuit bermotif papan catur sampai catsuit berlengan panjang.
Penampilan Freddie berubah ketika memasuki era 1980-an. Ia memotong rambut dan menumbuhkan kumis. Mulai meninggalkan catsuit dan beralih pada singlet dan celana dengan model tracksuit. Periode itu adalah masa tracksuit tidak hanya dikenakan untuk olahraga, dikarenakan beberapa selebritas mulai tampil dengan busana tersebut.
Freddie tampil dengan sentuhan gaya sporty ini ketika tampil di Wembley tahun 1986. Ia memadukan celana yang terkesan sporty itu dengan jaket kuning terang. Warna jaket itu membuat Freddie tetap ada di jalur tren fesyen tahun 1980-an yang diisi oleh warna-warna terang. Selain kuning, ia juga pernah tampil dengan jaket kulit merah dan blazer warna-warni.
Memasuki tahun 1990, penampilan Freddie tak lagi mencolok. Ia mengikuti gaya populer pada masa itu yakni setelan jas longgar, tanpa berupaya untuk memodifikasi atau memadukan dengan aksesori lain agar penampilan tampak mencolok. Menjelang penghujung usia, Freddie tidak lagi berupaya untuk tampil glamor.
Meski demikian, publik tetap mengenal Freddie sebagai sosok yang berani tampil gaya. Vogue menobatkannya sebagai style icon dan menyebut beberapa lini busana fesyen premium yang karyanya nampak terinspirasi dari gaya Freddie.
Editor: Nuran Wibisono