Menuju konten utama

Fakta-Fakta Bakteri Mycoplasma Pneumoniae, Sudah Sampai Jakarta?

Update fakta-fakta bakteri Mycoplasma Pneumoniae terbaru yang sudah sampai Jakarta dan cara mencegahnya.

Fakta-Fakta Bakteri Mycoplasma Pneumoniae, Sudah Sampai Jakarta?
Anak Batuk. foto/istockphoto

tirto.id - Bakteri Mycoplasma pneumoniae diketahui menjadi penyebab wabah pneumonia di China. Baru-baru ini, penyakit pneumonia yang disebabkan oleh bakteri tersebut telah terdeteksi di Indonesia.

Pneumonia atau radang paru-paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman, baik itu bakteri, virus, maupun jamur. Peradangan ini mengakibatkan kantong udara paru-paru terisi dengan cairan sehingga penderitanya mengalami gejala berupa batuk berdahak hingga sesak napas.

Mycoplasma pneumoniae merupakan salah satu kuman yang bisa menyebabkan pneumonia. Dikutip dari Antara News, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Imran Pambudi, mengungkapkan bahwa bakteri ini termasuk patogen yang umum menyebabkan infeksi pernapasan, termasuk influenza dan penyakit paru.

Imran Pambudi juga menjelaskan bahwa Mycoplasma pneumoniae merupakan penyebab mayoritas kasus pneumonia di China. Bahkan, kasus rawat inap dan rawat jalan di China akibat mycoplasma diketahui meningkat sejak Mei 2023.

Meskipun kasus pneumonia dan infeksi bakteri mycoplasma sedang mengalami peningkatan, masyarakat diimbau untuk tidak panik secara berlebihan. Masyarakat juga perlu tahu sejumlah fakta mengenai bakteri ini agar paham bagaimana pencegahan maupun pengobatannya.

Fakta-Fakta Bakteri Mycoplasma Pneumoniae

Berikut beberapa fakta mengenai Mycoplasma pneumoniae yang patut diketahui:

1. Infeksi Mycoplasma Pneumoniae Terdeteksi di Jakarta

Kementerian Kesehatan telah mengonfirmasi adanya kasus pneumonia akibat Mycoplasma pneumoniae di Jakarta. Namun, belum diketahui pasti berapa jumlah pasien secara keseluruhan. Imran Pambudi mengungkapkan setidaknya sudah ada tiga anak dengan gejala yang mengarah pada pneumonia.

Saat ini Dinas Kesehatan DKI Jakarta tengah melakukan tes PCR untuk mengetahui penyebab pasti pneumonia tersebut. Pasalnya, penyebab yang berbeda akan membutuhkan pengobatan yang berbeda pula.

2. Gejala Utama Mycoplasma Pneumoniae Menurut Kemenkes

Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa gejala utama pneumonia yang patut diwaspadai adalah sesak napas, demam, dan flu.

Sementara itu, Dokter Spesialis Anak Konsultan RSCM, Nastiti Kaswandani, mengungkapkan bahwa gejala pneumonia mirip seperti Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), yaitu meliputi demam, batuk, dan sakit tenggorokan. Batuk yang disebabkan infeksi Mycoplasma pneumoniae biasanya bertahan lama atau sekitar 2-3 minggu.

Semua gejala tersebut umum dialami oleh pasien anak-anak. Sedangkan pada usia remaja, gejalanya juga bisa berupa nyeri dada dan kelelahan.

3. Bukan Jenis Bakteri Baru

Maraknya kasus Mycoplasma pneumoniae sempat menimbulkan kepanikan, bahkan diduga bisa menjadi pandemi baru. Padahal, Mycoplasma pneumoniae sebenarnya bukan jenis bakteri baru, berbeda dengan COVID-19 yang memang baru muncul beberapa tahun lalu.

Penyakit akibat infeksi Mycoplasma pneumoniae bukan sesuatu yang misterius di dunia medis sehingga cara deteksi maupun pengobatannya juga sudah diketahui oleh para dokter. Namun, peningkatan kasus Mycoplasma pneumoniae di China membuat bakteri ini jadi pusat perhatian dunia dan sempat membuat panik masyarakat awam.

4. Ditularkan Lewat Droplet di Udara

Menurut Kementerian Kesehatan, Mycoplasma pneumoniae dapat ditularkan lewat cairan droplet dari orang yang sakit. Droplet ini tentunya mengandung bakteri mycoplasma. Apabila terkena orang lain, maka ia akan tertular bakteri ini.

5. Menyebabkan Walking Pneumonia dengan Tingkat Fatalitas Rendah

Radang paru-paru akibat Mycoplasma pneumoniae sering disebut dengan walking pneumonia. Selain karena masa inkubasinya yang cukup lama, gejala yang ditimbulkan jiga tergolong lebih ringan dibanding pneumonia yang disebabkan patogen lain.

Jika dibandingkan dengan COVID-19, infeksi Mycoplasma pneumoniae memiliki tingkat fatalitas yang lebih rendah. Tingkat keparahan atau mortalitas akibat bakteri ini hanya 0,5-2 persen. Angka ini pun hanya mencakup pasien yang komorbid atau sudah memiliki penyakit penyerta sebelumnya.

6. Penyakit Akibat Mycoplasma pneumoniae Bisa Diobati

Dikutip dari laman CDC, mayoritas orang yang mengalami gejala akibat infeksi Mycoplasma pneumoniae dapat sembuh dengan sendirinya. Pasien juga bisa meminta obat tertentu pada dokter untuk meredakan gejalanya.

Jika infeksi Mycoplasma pneumoniae berkembang menjadi penyakit pneumonia, dokter biasanya akan meresepkan obat antibiotik. Jadi, penyakit akibat bakteri ini dapat disembuhkan sehingga masyarakat tidak perlu terlalu cemas.

7. Bisa Dicegah dengan Perilaku Hidup Sehat

Sampai saat ini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi Mycoplasma pneumoniae. Namun, penularan bakteri ini bisa dicegah dengan menerapkan perilaku hidup sehat.

Berikut beberapa cara pencegahan seperti imbauan dari Kemenkes:

  • Rajin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
  • Gunakan masker, terutama saat di luar rumah
  • Jaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar
  • Pastikan rumah memiliki ventilasi udara yang baik
  • Hindari orang yang sakit dengan gejala batuk atau flu

Baca juga artikel terkait KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari