tirto.id - Dokter Spesialis Paru Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Erlina Burhan, mengatakan Mycoplasma pneumoniae tidak dapat diperiksa dengan menggunakan pemeriksaan gram biasa. Mycoplasma pneumoniae adalah bakteri penyebab Pneumonia.
"Pemeriksaan gram adalah untuk mendeteksi kuman jenis gram negatif atau positif. Itu kelompok kuman yang tidak sejenis dengan kuman Mycoplasma pneumoniae," jelas Erlina kepada Tirto, Jumat (1/12/2023).
"Bakteri penyebab Pneumonia tersebut bisa dideteksi dengan berbagai cara seperti pemeriksaan X-ray, pemeriksaan hematologi, PCR, pemeriksaan kultur Mycoplasma, dan serologi antibody," urai Erlina.
Pada hasil X-Ray pasien dengan Mycoplasma pneumoniae, ditemukan pola-pola yang khas seperti infiltrat pada interstitial perivaskular, konsolidasi ruang udara, adanya opasitas (kekeruhan) di area reticulonodular berbentuk nodul. Sementara pemeriksaan hematologi yakni dengan melihat jumlah sel darah putih perifer (leukosit) dan neutrofil.
"Pada kasus lanjut, total sel darah putih perifer (leukosit) biasanya ada sedikit peningkatan. Sementara pada kasus pneumonia berat terjadi peningkatan neutrofil, CRP, LDH, D-dimer, dan serum feritin," jelas Erlina.
Leukosit adalah komponen sel darah yang berperan melawan kuman penyebab infeksi atau penyakit di dalam tubuh. Sementara neutrofil adalah sel darah putih yang dibutuhkan tubuh untuk melawan infeksi atau melindungi tubuh dari bakteri dan virus. Ketika jumlah leukosit dan neutrofil meningkat, artinya tubuh sedang bekerja ekstra untuk melawan virus atau bakteri. Salah satunya bakteri Mycoplasma pneumoniae.
Pemeriksaan lain yang bisa dilakukan untuk mendeteksi bakteri Mycoplasma pneumoniae adalah dengan tes PCR.
"Cara untuk mendeteksi bakteri mycoplasma pneumoniae juga bisa dilakukan dengan pemeriksaan asam nukleat Mycoplasma pneumoniae. Misalnya, PCR," jelas Erlina.
Lebih lanjut, Erlina menjelaskan, jika tes PCR untuk mendeteksi Mycoplasma pneumoniae serupa dengan tes PCR untuk mendeteksi virus COVID-19 yakni dengan menggunakan sampel swab tenggorokan atau swab hidung. Menurutnya, tes PCR cocok untuk diagnosis dini karena tingkat sensitivitas dan spesifisitasnya tinggi.
Jenis pemeriksaan lain yang dapat mendeteksi bakteri Mycoplasma pneumoniae adalah pemeriksaan kultur. Pemeriksaan ini hampir mirip dengan PCR tetapi lebih mendetail.
"Pemeriksaan kultur Mycoplasma pneumoniae memakai sampel swab tenggorok, dahak, swab hidung, cairan bronchoalveolar lavage, cairan selaput paru, atau jaringan biopsi paru," papar Erlina.
Berikutnya ada pemeriksaan serologi antibodi yakni memakai sampel darah.
Jika bakteri mycoplasma pneumoniae terdeteksi dalam tubuh, tatalaksana yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah pemberian antibiotik. Menurut Erlina, sebagai kuman atipikal, Mycoplasma pneumoniae perlu diberikan antibiotik makrolid baru atau fluorokuinolon respiratorik.
Antibiotik jenis makrolid baru yang bisa digunakan untuk mengobati Mycoplasma pneumoniae antara lain azitromisin, klaritomisin, dan roksitromisin. Sementara antibiotik fluorokuinolon respiratorik antara lain levofloksasin dan moksifloksasin.
"Kalau untuk yang simtomatik bisa diberikan paracetamol untuk atasi demam, hidrasi yang cukup, dan istirahat," ujar Erlina.
Cara Mycoplasma Pneumoniae Menginfeksi Tubuh
Mycoplasma adalah bakteri berukuran kecil yang dapat ditularkan oleh cairan droplet melalui udara (airborne). Bakteri Mycoplasma merupakan patogen ekstrasel yang bergantung pada epitel sistem pernapasan dan faktor virulensinya untuk bertahan hidup.
Proses Mycoplasma pneumoniae menginfeksi tubuh yakni pertama-tama, bakteri menempel pada epitel saluran pernapasan. Selanjutnya, Mycoplasma Pneumoniae memproduksi hidrogen peroksida dan superoksida yang berbahaya terhadap sel tubuh. Kedua zat tersebut menyebabkan kerusakan pada sel epitel dan silia di sekitarnya.
Penulis: Iftinavia Pradinantia
Editor: Anggun P Situmorang