Menuju konten utama

Erupsi Gunung Lewotobi Hari Ini & Kenapa Meletus?

Erupsi Gunung Lewotobi dilaporkan terjadi hari ini. Kenapa Gunung Lewotobi meletus? Simak penjelasannya.

Erupsi Gunung Lewotobi Hari Ini & Kenapa Meletus?
Gunung Lewotobi Laki-Laki mengeluarkan abu vulkanik terlihat di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT, Sabtu (6/1/2024). Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Laki-Laki mencatat Gunung Lewotobi kembali erupsi pada Sabtu 6 Januari pagi dengan asap kawah bertekanan sedang hingga kuat yang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 1.000-1.500 meter di atas puncak kawah. ANTARA FOTO/Mega Tokan/sgd/nz

tirto.id - Gunung Lewotobi Laki-Laki meletus pada Senin (4/11) dini hari. Letusan gunung yang terletak di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), ini tak hanya menimbulkan kerusakan, tapi juga menelan korban jiwa.

Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Lewotobi Laki-Laki mulai mengalami erupsi pada hari Minggu (3/11) pukul 23.57 WITA. Erupsi berlanjut hingga beberapa kali pada Senin (4/11), mulai pukul 01.27 WITA hingga 02.48 WITA.

Antaranews memberitakan pada Senin, 4 November 2024, keadaan terbaru adalah delapan orang dilaporkan meninggal dunia akibat terkena material letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki.

Tak hanya itu, letusan juga mengakibatkan sejumlah bangunan rusak. Bahkan, terdapat sekolah yang terbakar akibat semburan erupsi gunung tersebut.

"Saat ini sesuai identifikasi ada delapan orang dilaporkan meninggal dunia akibat terkena material letusan gunung api," kata Kepala Dinas Kominfo Flores Timur, Hery Lamawuran.

"Tetapi saat ini kita belum terima data resmi berapa rumah atau gedung yang rusak akibat erupsi gunung berapi, tetapi ada satu sekolah yang dilaporkan terbakar," lanjutnya.

Penyebab Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki & Status Terbaru

Gunung Lewotobi di mana? Letaknya ada di NTT dan merupakan gunung api kembar yang sering disebut gunung ‘suami-istri’, yakni mencakup Gunung Lewotobi Laki-Laki dan Gunung Lewotobi Perempuan. Gunung Lewotobi Laki-Laki tercatat lebih aktif belakangan ini dibandingkan Gunung Lewotobi Perempuan.

Pada Juni 2024 lalu, gunung ini terus mengalami erupsi karena adanya suplai magma yang cukup banyak. Peningkatan aktivitas vulkanik juga terjadi berbulan-bulan setelahnya, termasuk pada Oktober 2024.

Menurut press release PVMBG, keadaan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki mengalami peningkatan yang cukup signifikan berdasarkan pengamatan visual dan instrumental yang dilakukan dalam kurun waktu 23 Oktober - 3 November 2024.

Status awas Gunung Lewotobi

Gunung Lewotobi Laki-laki mengeluarkan material vulkanik yang teramati dari Desa Pululera di Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT, Rabu (10/1/2024). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung api Lewotobi Laki-laki dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) pada Selasa (9/1/2024) pukul 23:00 WITA. ANTARA FOTO/Mega Tokan/sgd/nym.

Berdasarkan pengamatan visual, rata-rata tinggi kolom erupsi meningkat dari yang awalnya 100-1.000 meter menjadi 500-1.000 meter. Bahkan, tinggi kolom erupsi pada 1 November 2024 lalu mencapai 1.500 - 2.000 meter dari puncak gunung.

Sementara jika dilihat dari pengamatan instrumental, terekam puluhan hingga ratusan gempa yang terjadi di Gunung Lewotobi Laki-Laki. Termasuk 43 kali gempa letusan, 133 kali gempa vulkanik dangkal, dan 353 kali gempa vulkanik dalam.

Menilik hasil evaluasi selama ini, status Gunung Lewotobi Laki-Laki naik dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas). Status Awas ditetapkan terhitung mulai tanggal 3 November 2024 pukul 24.00 WITA.

Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki maupun seluruh pengunjung dan wisatawan diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 7 km dari pusat erupsi.

Masyarakat tetap diminta selalu waspada dengan potensi banjir lahar hujan di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Lewotobi Laki-Laki, terutama ketika terjadi hujan deras.

Selain itu, masyarakat diimbau tetap tenang, memakai masker untuk menghindari bahaya abu vulkanik, serta selalu mengikuti arahan pemerintah setempat.

Baca juga artikel terkait TRENDING TOPIC atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Edusains
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Beni Jo & Yulaika Ramadhani