tirto.id - Gunung Semeru mengeluarkan erupsi setinggi 700 meter di atas puncak pada Rabu (16/10/2024).
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Rabu, 16 Oktober 2024, pukul 05.30 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Yadi Yuliandi dalam keterangan tertulis di Lumajang, Rabu (16/10/2024) sebagaimana dikutip Antara.
Tinggi letusan erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa itu mencapai 4.376 meter di atas permukaan laut (mdpl), tetapi tidak berdampak signifikan terhadap aktivitas warga yang berada di lereng Gunung Semeru.
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya dan erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 152 detik," tuturnya.
Ia mengatakan Gunung Semeru yang berlokasi di perbatasan Lumajang dan Malang itu masih berstatus waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi yaitu masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.
Selain itu, masyarakat perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Editor: Andrian Pratama Taher