tirto.id - Gunung Lewotobi Laki-Laki kembali mengalami erupsi hari ini, Kamis, 2 Oktober 2025. Simak info dampak dan penyebab erupsi Gunung Lewotobi.
Melansir laman resmi Multiplatform Application for Geohazard Mitigation and Assessment in Indonesia (MAGMA Indonesia), Gunung Api Lewotobi Laki-laki mengalami enam kali erupsi hari ini (2/10) hingga pukul 07:32 WITA, dengan kolom abu tertinggi 1000 m di atas puncak.
Saat ini, Lewotobi Laki-Laki berada di level III atau siaga. Masyarakat yang berada di sekitar wilayah tersebut diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius tertentu.
Erupsi Gunung Lewotobi Hari Ini
Gunung Lewotobi meletus enam kali pada Kamis (2/10), hingga pukul 07:32 WITA. Erupsi pertama terjadi pukul 00:04 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 1000 m di atas puncak (± 2584 m di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat dan barat laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 2.9 mm dan durasi 138 detik.
Erupsi kedua terjadi pada pukul 00:49 WITA dengan tinggi kolom abu yang lebih pendek yaitu teramati ± 300 m di atas puncak. Menurut pengamatan MAGMA Indonesia, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat dan barat laut dengan durasi 153 detik.
Pada pukul 03:11 WITA, Gunung Lewotobi kembali mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 m di atas puncak. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 10.5 mm dan durasi 184 detik.
Kemudian, Gunung Lewotobi meletus lagi pukul 06:00 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 m di atas puncak (± 2084 m di atas permukaan laut). Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 7.5 mm dan durasi 75 detik.
Satu jam setelah itu, Gunung Lewotobi kembali mengeluarkan abu dengan tinggi kolom abu teramati ± 600 m di atas puncak. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 7.4 mm dan durasi 158 detik.
Selanjutnya, Gunung Lewotobi kembali erupsi pada pukul 07:32 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 600 m di atas puncak. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 5.9 mm dan durasi 102 detik.
Secara keseluruhan, kolom abu yang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. MAGMA Indonesia juga mencatat adanya 70 kali gempa letusan/erupsi dan 55 kali gempa hembusan. Sementara itu, cuaca di sekitar Gunung Lewotobi cerah, angin lemah ke arah barat dan barat laut.
Berikut daftar erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Kamis, 2 Oktober 2025:
- Pukul 00:04 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 1000 m di atas puncak. Erupsi berdurasi 138 detik.
- Pukul 00:49 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 300 m di atas puncak. Erupsi berdurasi 153 detik.
- Pukul 03:11 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 m di atas puncak. Erupsi berdurasi 184 detik.
- Pukul 06:00 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 m di atas puncak. Erupsi berdurasi 75 detik.
- Pukul 07:01 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 600 m di atas puncak. Erupsi berdurasi 158 detik.
- Pukul 07:32 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 600 m di atas puncak. Erupsi berdurasi 102 detik.
Rekomendasi bagi Masyarakat Sekitar Gunung Lewotobi
Gunung Api Lewotobi Laki-laki terletak di Kab/Kota Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Terkait penyebab, gunung ini memiliki ketinggian 1584 mdpl dan kerap erupsi efusif, yaitu keluarnya magma secara perlahan dalam bentuk lava dan material guguran.
Setelah menelaah hasil pengamatan di atas, MAGMA Indonesia mengeluarkan beberapa rekomendasi berikut untuk mengatasi dampaknya:
- Masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 6 Km dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
- Berpotensi terjadi banjir lahar pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki, terutama daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng jaya, Boru, Nawakote.
- Masyarakat terdampak abu vulkanik diimbau memakai masker untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.
- Masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yan tidak jelas sumbernya.
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Beni Jo
Masuk tirto.id







































