tirto.id - Perhelatan Presidensi G20 di Indonesia menjadi titik balik bagi industri hotel dan pariwisata di Bali. Setelah sempat mati suri saat pandemi COVID-19 dua tahun lalu, kedua sektor ini kini perlahan mulai pulih. Hal ini tercermin dari jumlah wisatawan mancanegara (wisman) berkunjung ke Pulau Dewata berangsur meningkat. Sementara tingkat penghunian kamar (TPK) hotel juga demikian.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisman yang datang langsung ke Provinsi Bali pada September 2022 tercatat sebanyak 291.162 kunjungan. Posisi ini naik 5,24 persen dibandingkan periode bulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 276.659 kunjungan. Wisatawan berasal dari Australia pada periode itu mendominasi kedatangan wisman ke Bali di September 2022 dengan share sebesar 29,56 persen.
Sedangkan TPK hotel berbintang pada September 2022 tercatat sebesar 46,45 persen, naik 8,08 poin jika dibandingkan dengan Agustus 2022. Jika dibandingkan dengan September 2021 (y-o-y) yang mencapai 9,46 persen, tingkat penghunian kamar pada September 2022 tercatat naik 36,99 poin. Sementara itu, TPK hotel non-bintang tercatat sebesar 22,18 persen, turun 0,69 poin dibandingkan Agustus 2022.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto menjelaskan, peningkatan TPK ini terjadi lantaran sebagian delegasi dari G20 sudah berada di Indonesia, terutama di Bali. Peningkatan hunian hotel selama periode itu juga terjadi lantaran sebagian besar pemerintah daerah sudah melakukan kegiatan dinas untuk melakukan meeting.
“Penyebab kenaikan di antaranya hotel bintang ini yang banyak digunakan untuk meeting sudah mulai dibuka dinas-dinas maupun pemda, kemudian event seperti G20 di Bali," ujarnya dalam rilis BPS, di kantornya, Jakarta, Selasa (1/11/2022).
Periode Presidensi Indonesia sendiri sudah berlangsung mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022 mendatang. Puncaknya akan terjadi pada 15-16 September 2022, di mana akan dilakukan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Negara Anggota G20 di Bali.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung, Bali, IGN Rai Suryawijaya mengakui, momentum perhelatan G20 yang menunjuk Bali sebagai lokasi kegiatan telah membawa berkah bagi sektor pariwisata dan hotel. Kondisi ini sangat berbalik jika dibandingkan dua tahun sebelumnya.
Jumlah wisman yang datang langsung ke Bali pada Desember 2020 hanya tercatat sebanyak 150 kunjungan. Wisman datang melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai sebanyak 127 kunjungan dan pelabuhan laut sebanyak 23 kunjungan. Sedangkan TPK hotel berbintang pada Desember 2020 tercatat hanya sebesar 19,00 persen.
Kemudian pada Januari - Desember 2021 jumlah wisman yang datang langsung ke Bali pada periode ini tercatat sebanyak 51 kunjungan, turun 99,995 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Pada Desember 2021, bahkan tidak ada wisatawan mancanegara yang datang langsung ke Bali.
“Pertama kita harus apresiasi kepada Presiden Jokowi yang telah memilih Bali sebagai venue tempat terselenggaranya G20. Karena Bali sudah dikenal seluruh dunia. Kedua, Bali mudah untuk mengamankan karena satu pulau, dan ketiga Bali punya fasilitas lengkap untuk menyelenggarakan KTT di tingkat kepala negara/presiden," ujarnya saat dihubungi Tirto, Rabu (9/11/2022).
Dia tak menampik perhelatan G20 telah terdampak positif terhadap pengembangan sektor pariwisata di Bali. Mulai dari tingkat hunian meningkat, serta jumlah penerbangan ke Bali yang mencapai 12.000 - 15.000 per hari untuk internasional dan domestik.
“Sekarang tingkat hunian dari 24 hotel dipakai delegasi itu full booked dan terdampak kepada hotel-hotel di luar delegasi. Karena mereka tidak bisa nginep di sana, jadi dialihkan ke tempat lain," ujarnya.
Rai bahkan menjamin 24 hotel dipakai delegasi sudah sesuai dengan sertifikasi assessment dan berstandar internasional. Selain itu, hotel-hotel tersebut juga akan memberikan fasilitas pelayanan 24 jam meliputi klinik, tenaga medis, dokter, dan ambulance untuk para tamu-tamu delegasi.
“Misal terjadi apa-apa, delegasi itu sakit, mereka dapat penanganan. Jadi semua sudah disiapkan dengan sangat matang," ujarnya.
Berdasarkan data PHRI, saat ini terdapat sekitar 200.000 kamar hotel di Bali dari ratusan hotel tersedia. Sementara merujuk data BPS, jumlah hotel bintang di Bali pada 2021 tercatat sebanyak 403 hotel. Jumlah ini meningkat dari 2020 yang tercatat 380 hotel dan lebih rendah dari 2019 tercatat sebanyak 507 hotel.
Melibatkan Puluhan Ribu Tenaga Kerja
Dalam event internasional ini, PHRI memperkirakan sekitar 30 ribu sumber daya manusia (SDM) yang merupakan karyawan hotel terlibat di 24 hotel untuk delegasi G20 di Bali. Jumlah tersebut tidak termasuk dari pelayanan transporasi dan lainya.
“Untuk di 24 hotel mungkin sekitar 30 ribu SDM dan juga delegasi G20 sudah mencapai 30 ribu yang akan hadir, belum lagi keluarga, pengamanan dari Indonesia, dan ini akan mengisi sampai hotel di bawah," kata Rai.
Rai menyampaikan, tiap-tiap hotel telah menyiapkan sekitar 600 sampai 1.000 lebih karyawan, bahkan ada yang jumlahnya dua kali lipat dari jumlah delegasi yang menginap. Sementara 24 hotel yang difokuskan untuk delegasi G20 yang berada di kawasan Nusa Dua, Jimbaran, hingga Kuta, Provinsi Bali, terdapat 400-1.000 kamar yang akan diisi dari 12-17 November 2022.
SDM yang telah dipersiapkan selama puncak G20 nantinya akan melayani para delegasi selama tiga hingga empat hari untuk pemimpin negara dan mencapai satu pekan untuk delegasi yang dibawanya.
Dia menilai ini sebagai salah satu dampak positif dari penyelenggaraan G20, di mana para karyawan hotel dapat kembali bekerja 100 persen setelah 50 persen dari mereka terdampak pandemi dan dirumahkan.
“Masa pandemi memang banyak yang dirumahkan sekitar 50 persen, kemudian kini tingkat hunian meningkat jadi 75 persen dan sekarang sudah 100 persen dipekerjakan kembali (karyawan hotel) karena mereka sangat dibutuhkan, apalagi yang berpengalaman karena kita menjaga image dan servis kita kepada tamu-tamu negara,” kata dia.
Rai juga mengatakan, mereka yang telah dipekerjakan kembali berkat kedatangan delegasi G20 kini telah memperoleh gaji penuh, dari yang sebelumnya mendapat potongan mencapai 50 persen karena pandemi COVID-19.
“Gajinya penuh yang tadinya hanya 50-70 persen sekarang penuh ditambah dengan insentif. Gajinya sesuai, tamu-tamu yang besar kan bisa sampai jutaan tergantung level hotel dan masa kerja, dengan rata-rata di atas UMK," kata dia.
Dikutip dari Surat Keputusan Gubernur Bali Nomor 790/03-M/HK/2021 tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota Tahun 2022, UMK untuk Kabupaten Badung sebagai hotel utama delegasi G20 adalah Rp2.961.285,40.
Nantinya, pasca pertemuan G20 berakhir di Bali, Rai menegaskan, pekerja pariwisata yang merupakan karyawan hotel akan tetap dipekerjakan, hal tersebut mengingat kondisi pariwisata Bali yang kian membaik.
“Karena G20 ini hotel penuh dipesan jadi yang lain berdampak sampai 70 persen, dan pasca G20 tentu akan dilihat situasi dan kondisinya, saya optimistis masih 70 persen kita pertahankan sampai akhir Desember nanti, ketika 70 persen masih artinya 100 persen karyawan hotel dipekerjakan," ujarnya.
Sekretaris Jenderal PHRI, Maulana Yusran mengatakan, dengan kondisi persiapan G20 cukup detail memang tidak bisa dipungkiri tenaga kerja terserap cukup banyak. Namun jadi pertanyaan, kata dia, apakah setelah G20 kondisinya masih seperti ini atau terjadi penurunan.
“Jadi tentu perhelatan besar ini begitu selesai akan ada penurunan sedikit, namun kita paling tidak menyisakan Bali kalau acara ini sukses bisa menunjukkan bahwa kita sudah bisa menyiapkan Bali untuk kedatangan wisman kembali," ujarnya saat dihubungi terpisah.
G20 Dongkrak Ekonomi Bali
Di sisi lain, menggeliatnya sektor pariwisata tak luput membuat pertumbuhan ekonomi di Bali positif. Ekonomi Bali berhasil tumbuh 8,09 persen pada periode Juli - September 2022 dibanding periode sama tahun sebelumnya. Sejak kuartal pertama 2022, PDB Bali juga menunjukkan pertumbuhan positif 1,43 persen secara tahunan dan 3,05 persen pada kuartal kedua.
Pertumbuhan tersebut tentunya berbanding terbalik pada dua tahun sebelumnya. Berkaca pada 2020, ekonomi Bali tumbuh kontraksi atau minus 9,31 persen (yoy), lebih rendah dibanding tahun 2019 yang tumbuh positif. Kemudian di 2021 ekonomi Bali juga tercatat minus 2,48 persen.
“Dan 2022 ini sudah mulai terjadi pertumbuhan positif," kata Rei.
Selain dampak ekonomi bagi Bali, perhelatan G20 juga dinilai menjadi ajang promosi gratis ke seluruh dunia. Karena KTT yang akan diselenggarakan di Bali saja terdapat 2.500 orang yang sudah mendaftar dari 39 delegasi, yang meliputi 20 negara anggota G20, 9 negara undangan, dan 10 lembaga dunia.
“Ini luar biasa akan menjadi ajang promosi gratis yang sangat luar biasa ke seluruh dunia. Kenapa demikian? G20 ini adalah anggotanya negara-negara besar ada di dunia dan mempengaruhi 80 persen lebih perekonomian dunia. Oleh karena itu sangat penting event G20 di Bali," ujarnya.
Rai mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat serta pelaku industri pariwisata turut mendukung kesuksesan G20 di Bali. Karena menurutnya, suksesnya G20 di Bali akan menjadi game changer daripada suksesnya pariwisata di 2023 nanti.
“Harapannya kita yang jelas pariwisata Bali akan bangkit lebih cepat dan ekonomi Bali bangkit lebih kuat. Jadi pariwisata Bali pulih lebih cepat bangkit lebih kuat itu kita harapkan," ujarnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Abdul Aziz