Menuju konten utama

Danantara Pastikan Suntik Modal Krakatau Steel dengan Syarat

Meski nilai pemberian modal belum diungkap, Febriany menegaskan, pemberian modal oleh Danantara harus diikuti dengan perbaikan kinerja Krakatau Steel.

Danantara Pastikan Suntik Modal Krakatau Steel dengan Syarat
Lembaran baja di PT Krakatau Steel. FOTO/krakatausteel.com

tirto.id - PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dipastikan akan menerima suntikan modal dari Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). Langkah ini diambil menyusul kondisi keuangan perusahaan yang dinilai sedang tidak baik.

Managing Director Danantara, Febriany Eddy, mengungkapkan, permintaan dukungan dana dari KRAS telah diterima dalam bentuk modal kerja.

"Kalau dilihat kondisi keuangan Krakatau Steel saat ini tidak baik. Mereka kan, ya, kalau dilihat itu, mereka minta dukungan dana dari Danantara dalam bentuk modal kerja. Mungkin kemarin dirutnya udah spill sedikit lah,” katanya dalam media briefing di Wisma Danantara, Jakarta, dikutip Sabtu (15/11/2025).

Meski demikian, besaran nilai suntikan modal yang akan diberikan masih dalam proses validasi dan belum dapat diumumkan secara rinci. Sebelumnya, KRAS diketahui mengusulkan dukungan dana sebesar US$500 juta atau setara dengan Rp8,27 triliun.



“Tapi jumlah segala macam masih divalidasi, dalam waktu dekat ini sudah tahap final. Jadi kami akan memberikan mereka modal kerja untuk operasi mereka inti bajanya hari ini," ujarnya.

Kondisi KRAS saat ini digambarkan sangat memprihatinkan, bahkan pabriknya kini sudah ditumbuhi rumput liar dan gedung-gedungnya tidak terkelola dengan baik.

"Sekarang sedih ya, ilalang tumbuh. Terus gedung-gedungnya sudah tidak ter-maintainance lagi. Dulu puluhan ribu pekerja, sekarang tinggal segini," tambahnya.



Salah satu akar permasalahan yang dihadapi KRAS adalah eksekusi proyek blast furnace yang tidak berjalan dengan baik. Febriany menjelaskan, proyek tersebut justru menimbulkan kerugian saat dioperasikan sehingga akhirnya harus ditutup. Keputusan penutupan itu meninggalkan utang yang sangat besar di neraca perusahaan. Situasi kian memburuk dengan terjadinya kebakaran di Hot Strip Mill (HSM) yang mengganggu operasional dan mendongkrak biaya tetap.



Rendahnya credit worthiness juga membuat KRAS kesulitan mengakses pinjaman normal. Akibatnya, perusahaan terpaksa membeli bahan baku dengan skema trade finance yang mengenakan bunga sangat tinggi.

Meski demikian, Febriany menegaskan bahwa rencana penambahan modal telah melalui kajian mendalam. KRAS dinilai masih memiliki potensi yang signifikan bagi perekonomian Indonesia.

"Nah waktu kita lihat ini, seandainya KRAS kita tolong, dia dapat beroperasi dengan normal nih, kalau dia balik ke normal lagi, apakah dia masih bisa bersaing dengan pemain-pemain lainnya? Ternyata dari hitungan kita bisa," katanya.

Namun, kesempatan ini harus diimbangi dengan komitmen kuat dari internal manajemen KRAS. Febriany menekankan pentingnya efisiensi dan kedisiplinan dalam pengelolaan operasional.

“Tapi, bisa itu akan mengharuskan manajemen KS untuk banyak-banyak disiplin. Dia harus very-very efficient, dia harus mengurangi rework-nya, dia harus bikin operasinya dia tuh bener-bener excellence. Yang artinya apa? Ada harapan," tuturnya.

Baca juga artikel terkait DANANTARA atau tulisan lainnya dari Nanda Aria

tirto.id - Insider
Reporter: Nanda Aria
Penulis: Nanda Aria
Editor: Andrian Pratama Taher