Menuju konten utama

Danantara Ungkap Praktik 'Kanibalisme' antar BUMN

Danantara bakal mengonsolidasikan perusahaan-perusahaan pelat merah yang bergerak dalam lini bisnis yang sama untuk cegah praktik 'kanibalisme' BUMN.

Danantara Ungkap Praktik 'Kanibalisme' antar BUMN
Pekerja membersihkan kaca gedung Wisma Danantara Indonesia di Jakarta, Selasa (8/7/2025). Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menjalin kerja sama investasi dengan perusahaan asal Arab Saudi, ACWA Power senilai 10 miliar dolar AS atau setara Rp162 triliun yang berfokus pada proyek pembangkit energi terbarukan, turbin gas siklus gabungan, hidrogen hijau, dan desalinasi air. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.

tirto.id - PT Danantara Asset Management (DAM) mengakui bahwa terjadi kanibalisme di antara perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam hal ini, untuk mendapatkan keuntungan atau sekadar bertahan, satu BUMN dengan BUMN lainnya saling memangsa sehingga terjadi persaingan tidak sehat.

“Saya nggak tahu ya, meritokrasinya, cara performance itu dinilai juga mungkin dari sisi omzet dan segala macam. Sehingga, at all cost harus dapat. Nah, hal seperti itu sangat tidak sehat, nggak make sense, kita (BUMN) saling membunuh di dalam,” aku Managing Director Danantara, Febriany Eddy, dalam media briefing di Wisma Danantara, Jakarta Pusat, Jumat (14/11/2025).

Eks CEO PT Vale Indonesia Tbk itu mencontohkan bahwa meskipun masih satu keluarga, PT Garuda Indonesia (Persero) dan PT Citilink Indonesia tidak sepenuhnya bersinergi. Hal inilah yang membuat Danantara berencana menggabungkan Citilink dengan Garuda Indonesia.

“Maka itu juga salah satu penempatan yang kita lakukan, this day forward, Anda satu keluarga, Anda satu. Nggak ada lagi, oh saya sama Citilink beda. Anda bisa di segmen yang berbeda, low-cost carrier dengan full-cost carrier, tapi tidak berarti saling membunuh di rute-rute tertentu. Itu terjadi, kita harus akui itu,” kata Febri.

Karena adanya praktik kanibalisme inilah, Danantara juga berencana menyelaraskan dan mengonsolidasikan perusahaan-perusahaan pelat merah yang bergerak dalam lini bisnis yang sama. Dalam hal ini, Danantara berencana memangkas jumlah BUMN, termasuk anak dan cucunya yang kini mencapai 1.063 perusahaan, menjadi hanya sekitar 200 BUMN.

Setelah itu, Dana Kekayaan Negara (Sovereign Wealth Fund/SWF) Indonesia tersebut akan membantu perusahaan-perusahaan BUMN itu untuk bertransformasi, termasuk jika harus diprivatisasi.

“Ada sektor-sektor tertentu yang kita juga akan step back dan tanya, apakah make sense bagian antara to keep sektor-sektor ini? Masuk akal nggak sih? Apakah strategic enough nggak sih? Ini bukan cuma masalah dia profit atau tidak. Kalau dia profit, tapi bukan sektor yang mana kita akan bank on, itu kan distraction, kita lebih baik fokus di mana. Jadi privatization juga one effort to do that (transformasi),” terang Febri.

Baca juga artikel terkait DANANTARA atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Insider
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Hendra Friana